Ini peristiwa kunjungan di Domus Pacis Santo Petrus Selasa 27 Juni 2023. Yang berkunjung adalah 18 orang Ibu-ibu Paroki Sumber. Salah satu ibu membawa 1 orang anaknya. Paroki Sumber berada di lereng Merapi dan kalau perjalanan dari Muntilan harus ke utara. Mereka tampak senang sekali berada di Domus karena kagum akan gedungnya. Para tamu ini juga senang sekali bisa melihat-lihat lantai 2 dan 3. Ketika pertemuan dengan rama, ada 3 orang romo sepuh yang menemui, yaitu Mgr. Blasius, Rm. Harto, dan Rm. Bambang. Tampaknya mereka merasa mengalami kebebasan batin sehingga bisa berbicara macam-macam secara spontan termasuk ketika bertanya ini itu kepada para romo. Dalam hal ini ada 3 hal yang menarik Rm. Bambang sehingga muncul 3 catatan :
- Kunjungan lain. Barangkali mengalami tempat yang terletak di relung dalam jauh dari jalan raya dan bertetangga dengan kuburan serta kondisi para romo yang sudah membuat jauh dari keramaian umat, ada yang bertanya "Apakah selain kami ada juga umat yang berkunjung?". Mgr. Blasius menjawab ada banyak kunjungan baik rombongan berkelompok maupun pribadi ke romo tertentu. Rm. Harta dengan suaranya yang amat pelan menceriterakan pengalamannya dikunjungi keluarga dan tamu minta doa dan konsultasi. Rm. Bambang memperkuat dengan memaparkan kunjungan-kunjungan berkelompok untuk bulan Juni 2023 : Kebak Kramat Paroki Karanganyar, Kor Gaudete Paroki Pugeran, Kelompok Chatarina Paroki Klaten, Wara Semedi Gereja Brayat Minulya Paroki Pugeran, Lansia Paroki Gondang, Lingkungan Immaculata Paroki Fatima Magelang, Eks Seminaris Mertoyudan Angkatan 1973, dan Para Frater Tahun Orientasi Rohani Keuskupan Agung Jakarta.
- Rm. Harto dirangkul. Seorang ibu agak terperanjat ketika Rm. Bambang menyebut nama Rm. Harto Widodo pada waktu mengenalkan romo-romo yang hadir ikut menyambut. Beliau bertanya "Napa menika Rm. Harto ingkang rumiyin wonten Nanggulan?" (Apakah beliau Rm. Harto yang pernah berkarya di Paroki Nanggulan?). Ketika Rm. Bambang mengiyakan, ibu itu spontan berkata kepada Rm. Harto "Romo pernah memimpin rekoleksi Sekolah Marganingsih Muntilan, kan?" Rm. Harto sebenarnya sudah menjawab "Enggih" (Iya) tetapi volume suaranya amat rendah dan hanya terlihat mulut terbuka. Ibu itu mengulang pertanyaannya. Rm. Bambang berseru "Romo Harto ora krungu. Nyedhaaaak lan sero le muni" (Rm. Harta tidak mendengar. Silahkan mendekat dan suara dikeraskan). Ibu itu mendekat sampai depan dekat Rm. Harto dan suara dikeraskan. Rm. Harto tampak membuka mulut tertawa. "Nyedhak" (Mendekat) kata Rm. Bambang, dan ibu itu makin mendekat. "Nyedhak meneh" (Mendekat lagi) Rm. Bambang berkata lagi. Ibu itu makin mendekat. "Le muni neng kupinge" (Bersuaranya di telinga) perintah Rm. Bambang. Ibu itu mendekatkan mulut sambil merangkul Rm. Harto dan mengajukan pertanyaan sama. Rm. Hartopun tertawa terpingkal-pingkal dengan mulut ternganga-nganga. Kemudian Rm. Bambang berkata "Romo Harto sudah menjawan 'Iya' tetapi yang tidak mendengar kamu. Suara beliau amat lirih". Ibu-ibupun tertawa terpingkal-pingkal. Maklumlah dulu kerap berjumpa dengan Rm. Bambang sehingga ingat ulah aneh-aneh Rm. Bambang.
- Oleh-oleh. Ternyata kelompok ibu itu membawa banyak oleh-oleh termasuk yang berasal dari hasil tanaman mereka. Mbak Tri, karyawan Domus menyampaikan daftar ke Rm. Bambang sebagai berikut :1. Tomat 10kg, 2. Pare 10kg, 3. Sawi sendok 5kg, 4. Sawi bakso 10kg, 5. Kentang 10kg, 6 jipang 10kg, 7 cipir 5kg, 8. Tahu 6kg, 10 .tempe 1 dus, 11. Kembang kol 2kg, 12 . Roti biskuit roma 3pcs, 13. Bolu kwring 1 pcs, 14. Roti bolu 2 dus, 15 soklin cair 4pcs, 16 kisprsi 4 pcs, 17 molto 6pcs, 18.Pempes perekat 6pcs, 19. Rinso bubuk 1pcs, 20. Getuk 1 tambir.
No comments:
Post a Comment