Sunday, July 23, 2023

Ada Juga Yang Kuatir

Katanya, kalau orang sungguh beragama tidak akan percaya kepada takhayul. Dengan membuka google saya menemukan bahwa "Takhayul merupakan suatu kepercayaan yang tidak dapat dibuktikan secara akal, takhayul merupakan cerita-cerita yang diceritakan oleh masyarakat terdahulu secara turun-temurun". Saya merasa bahwa takhayul itu dalam bahasa Jawa disebut gugon tuhon. Mbah Google bilang "Secara etimologis, kata gugon tuhon berasal dari gugu (“dianut-dipercaya”) dan tuhu (“benar, sungguh-sungguh”). Jadi, pada dasarnya gugon tuhon sendiri bisa dimaknai sebagai “hal-hal yang dipercaya masyarakat, karena biasanya benar-benar terjadi”. Katanya, agama menentang takhayul atau gugon tuhon


Kalau di atas dikatakan bahwa katanya orang beragama tidak akan percaya kepada takhayul, ternyata saya menjumpai ada yang percaya. Tamu-tamu pribadi saya biasanya adalah aktivis agama. Ternyata beberapa kali ada yang mempersoalkan kamar saya. Itu berkaitan dengan angka yang tertera di pintu kamar saya. Di situ, di bawah tulisan nama saya, terpancang angka 1-13. Angka itu menunjukkan kamar lantai 1 no 13. Beberapa kali saya menemukan tamu yang mengusulkan angka diubah jadi "12A". Saya menebak setipis apapun yang berkomentar itu "
meyakini bahwa angka 13 itu melambangkan kesialan, bahkan kematian. Makanya, banyak gedung yang menghilangkan lantai 13." (https://www.zenius.net/blog/apa-itu-takhayul) Dalam hal ini saya juga ingat bahwa saya pernah melihat salah satu rumah sakit Katolik di salah satu deretan kamar-kamar tak ada kamar no 13 sesudah 12 tetapi 12A. Terhadap no 13 untuk kamar saya, saya biasa berkata "Nomer telulas ki ngrejekeni" (Nomor 13 itu menghadirkan banyak rezeki). Bukankah saya biasa menjalin hubungan dengan para donatur Domus Pacis St. Petrus dengan laptop atau HP di kamar ini? Dalam hal ini ternyata ada satu tamu yang berkata lain yang sebenarnya juga masuk khasanah omongan tetapi saya baru tersadarkan. Tamu itu berkata "Benar, romo. Angka tiga belas itu ngrejekeni. Yang bisa celaka itu yang dua belas. Bukankah ungkapannya 'CELAKA DUA BELAS!?'"

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...