Friday, July 7, 2023

Kunjungan Lansia Lukas Katedral

Sejak makan pagi Senin 3 Juli 2023 Rm. Hartanta sudah tidak tampak ada bersama para romo Domus. Memang, beliau tampaknya tetap tidur di Domus. Tetapi Rm. Hartanta selalu meninggalkan Domus. Pada hari Senin itu beliau mengirim WA ke Rm. Bambang pada jam 06.30 "Kula pamit ke merto rumiyin... Wira wiri dumugi jumat. Nyuwun tulung. Nuwunnn" (Saya pamit ke Mertoyudan. Saya akan ke sana-sini Mertoyudan-Domus hingga Jumat. Tolong siaga ya. Trima kasih). Kalau Rm. Bambang berani memperkirakan Rm. Hartanta tidur di Domus, karena di hari berikutnya pada jam 09.27 beliau mengirim WA "Kula pamit merto lagi" (Saya pamit lagi ke Mertoyudan). Rm. Hartanta memang sedang sibuk ikut menjadi panitia pelaksana Jambore Nasional Anak-anak Misioner se-Indonesia. Jambore ini terlaksana di Seminari Menengah Mertoyudan.


Berkaitan dengan kesibukan Rm. Hartanta, ada WA yang membuat Rm. Bambang harus berpikir membuat keputusan. Pada Senin 3 Juli 2023 jam 08.48 ada pesan darang "Pagi. Kalau jadi nanti ada tamu. Kalau estu mampir, nyuwunntulung nggih. Nuwunnn (Kalau jadi mampir, minta tolong, ya. Terima kasih)". Yang menjadi soal bagi Rm. Bambang, kalau jadi mampir mereka akan datang jam berapa. Dalam hal ini pada jam 09.50 Rm. Bambang meninggalkan Domus menuju Seminari Tinggi didorong dengan kursi roda oleh Mas Haryono. Bagaimanapun juga dia merasa harus ikut Misa Requiem pemberkatan jenasah Rm. Hardianta. Ketika Misa selesai, Mas Haryanto menghampiri Rm. Bambang dan berbisik "Tamune pun sami dhateng jam sewelas. Pun diaturi unjukan lan snak" (Para tamu sudah datang pada jam 11.00. Mereka sudah diminta minum teh dan sajian snak). Itulah sebabnya Rm. Bambang langsung pulang Domus untuk menemui para tamu. Ternyata yang hadir adalah 56 orang lansia umat Wilayah Santo Lukas, Paroki Katedral Semarang, dari 8 Lingkungan. Mereka terdiri dari 3 laki-laki dan 53 perempuan. Ternyata kebanyak tamu sudah pernah mengenal Rm. Bambang tempo dulu. Suasana penuh gelak tawa karena banyak ejekan dilontarkan oleh Rm. Bambang. Tanya-jawab pun terjadi di tengah ucapan-ucapan celoteh. Ketika Rm. Bambang bertanya "E, ana sing gelem nyumbang ulang taun imamat romo-romo Domus?" (Apakah ada yang bersedia menyumbang ulang tahun imamat romo-romo Domus?). Ketika mereka berkata bersedia, Rm. Bambang bilang "Carane ngene. Engko meja iki diselehi batik. Nek njupuk gratis. Ning nek digawa mulih, saben siji mbayar satus ewu" (Caranya begini. Nanti ada batik diletakkan di meja ini. Kalau ambil tidak bayar. Tapi kalau dibawa pulang, satu lembar bayar Rp. 100.000). Dan batik yang tadinya setumpuk tinggi, akhirnya tersisa 13 lembar.

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...