Sebenarnya menjelang Minggu 23 Juli 2023 Rm. Bambang sering mengalami kegelisahan. Pada hari itu dia diminta untuk mengisi rekoleksi lansia di Paroki Santo Yohanes Paulus II Brayut. Kerangka acara adalah Misa Minggu seperti biasa. Tetapi bagian homili menjadi isian rekoleksi yang oleh Rm. Bambang juga disebut pengajian. Ketika Rm. Bambang sudah duduk di belakang altar dengan kursi roda, Rm. Hanjar datang. Beliau adalah Romo Paroki Brayut. Rm. Hanjar berkata kepada Rm. Bambang "Sumangga pasrah nggih. Mangke homili pun dadosaken rekoleksi" (Saya serahkan acara ini ya. Nanti homili dijadikan rekoleksi). Tetapi bagaimana isi kongkret dari rekoleksi itu, inilah yang membuat Rm. Bambang gelisah.
Kerangka rekoleksi memang sudah didapat. Karena permintaan panitia mengkaitkan kelansiaan depan semangat Santo Yohanes Paulus II, Rm. Bambang berpegang pada Surat Kepada Umat Lansia yang ditulis Sang Santo pada tahun 1999. Sampai hari "H" dia belum menemukan yang kongkret yang diharapkan dapat menyentuh hati peserta dan menjadi inspirasi hidup. Dalam keadaan seperti ini Rm. Bambang lebih banyak hening diri. Sekalipun sedang omong dengan orang lain, dia dalam hati berbicara dengan Tuhan "Gusti sumangga, kula aturi makarya ngangge kula" (Tuhan, kuserahkan diriku. Berkaryalah menggunakan aku). Hal ini juga terjadi ketika sudah di belakang altar berhadapan dengan sekitar 250 orang. Kebetulan saja dia membagikan selembar kertas berisi Maz 92:13-16 dan Luk 5:39. Dia juga mengajari peserta menyanyikan lagu Tua Bercahaya buatannya yang berisi renungan kedua kutipan itu. Entah bagaimana, dari situ dari mulutnya mengalirlah omongan butir-butir kelansiaan. Entah bagaimana dalam setiap butir ingatannya tertuju pada pengalaman kehidupan para romo sepuh termasuk dirinya di Domus Pacis St. Petrus. Setiap kali Rm. Bambang bilang "Aku orang omong pengalaman liya ya. Sing takomongke pengalaman kami para romo sepuh Domus" (Aku tidak berbicara pengalaman orang-orang lain, ya. Yang kukisahkan pengalami kami para romo sepuh di Domus). Tampaknya pembicaraan selama 1 jam bisa menghadirkan suasana ceria bagi pada umumnya peserta Misa. Suasana bergairah amat tampak. Di sini, ketika sudah kembali di kamarnya di Domus, Rm. Bambang berkata dalam hati "Ternyata kehidupan para romo sepuh di Domus bisa jadi referensi menghayati kelansiaan hidup. Bisa untuk belajar menghayati hidup lansia".
No comments:
Post a Comment