Ketika menayangkan soal angka "13" untuk nomor kamarnya, Rm. Bambang mendapatkan banyak komentar. Beberapa komentar bernada nasihat agar dia tidak ikut takut pada kepercayaan "angka 13 adalah angka sial". Tetapi banyak komentar menghadirkan sharing tidak berbahayanya angka 13. Termasuk ada juga yang lahirnya pada tanggal 13. Tidak sedikit yang mengatakan bahwa angka 13 justru membawa keuntungan. Jujur saja, sebenarnya Rm. Bambang memang tidak pernah menganggap sial mendapatkan kamar di Domus Pacis Santo Petrus yang bernomor 13. Di dalam kamar ini Rm. Bambang dengan HP dan laptop bisa ikut menjadi jalan kehadiran kepedulian banyak warga demi Domus. Kunjungan itu bisa rombongan untuk romo serumah dan bisa perorangan untuk romo tertentu. Salah satu pengalaman terjadi pada tanggal 26 Juli 2023. Di hari itu Rm. Bambang secara pribadi menerima 3 kehadiran tamu.
1. Bu Corry dan Putrinya
"Mo kami hanya mau sowan Mo mBang utk beli batik dan bertutur sapa sebentar😁😁 ga usah dg suguhan apa2 njih, yg penting kita bsa ketemu 🙏🙏👍👍😁" kata Bu Corry lewat WA kepada Rm. Bambang sebelum jam 5 pagi Rabu 26 Juli 2023. Beliau datang bersama anak putrinya yang menjadi pramugari kapal terbang. Bu Corry tinggal di Ungaran tetapi hari itu berkunjung ke keluarga anak di Jogja. Keduanya memilih-milih kain batik di kamar Rm. Bambang dan membelinya.
2. Bu Unik
Bu Unik, yang nama lengkapnya adalah Unik Kusumawati, adalah pemerhati beragama Islam. Beliau tinggal di Dusun Papringan, Jogja. Kehadirannya selalu diantar oleh Bu Dewa umat Paroki Pringwulung dari Lingkungan Iromejan. Bu Unik datang bersama seorang putrinya, yang bernama Dyah Kusumasari. Bu Unik termasuk yang memberi kepedulian untuk kepentingan para romo Domus. Bu Unik juga minta beberapa ujub doa ke Rm. Bambang.
3. Keluarga Bu Nawang
Rm. Bambang menerima pesan WA dari Bu Nawang pada tanggal 26 Juli 2023 jam 13.40 "Selamat siang Rm Bambang..ini sy Ibu Nawang dr Solo mau sowan sekarang..sudah otw.nuwun🙏". Hubungan Rm. Bambang dengan beliau dimediasi oleh Mbak Ratih Ayu Restu dari Sala yang ketika di Puren sudah jadi teman Domus. Bu Diyah Nawang datang bersama Pak Purnomo, suami, dan Mas Garendra, anak tunggalnya. Mereka naik kereta api dari Sala dan sampai Jogja menggunakan taksi menuju Domus. Tentu saja ada oleh-oleh bingkisan tak sedikit.
No comments:
Post a Comment