Wednesday, July 5, 2023

Nostalgia Bersama Mgr. Pius


Bagaimanapun juga peristiwa pesta ulang tahun tahbisan pada Minggu 2 Juli 2023 menghadirkan kesan khusus. Ulang tahun tahbisan adalah hal yang sudah menjadi kebiasaan yang dibawa oleh para romo sepuh yang pernah tinggal di Domus Pacis Puren, Pringwulung. Kebiasaan ulang tahun tahbisan diteruskan sesudah tinggal di rumah para romo sepuh Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan. Seperti biasa dalam pesta ulang tahun tahbisan selalu ada Misa khusus. Tamu-tamu diundang hadir baik dari keluarga yang berulang tahun maupun undang lain. Yang memimpin Misa biasa romo Domus atau romo lain teman seangkatan tahbisan yang berulang tahun. Tetapi pada Minggu itu yang memimpin Misa sebagai selebran utama adalah Mgr. Pius Riana Prapdi. Mgr. Pius adalah Uskup di Keuskupan Ketapang, Kalimantan Barat.

Barangkali kehadiran Mgr. Pius bisa dikaitkan oleh salah satu yang berulang tahun tahbisan adalah Mgr. Blasius Pujaraharja. Mgr. Blasius adalah mantan Uskup Ketapang yang kini menjadi anggota Komunias Ro,o Domus Pacis Santo Petrus. Sebagai Uskup Mgr. Pius adalah pengganti Mgr. Blasius. Maka, layaklah kalau Mgr. Pius sesudah Komuni menambahkan pengalamannya mengganti dengan menunjuk keteladananan Mgr. Blasius. Tetapi Mgr. Pius juga menyampaikan hal-hal nostalgia dalam kebersamaan masa lalu dengan Rm. Supriyanto, Rm. Harto, Rm. Suntara, Rm. Yadi, Rm. Ria, dan Rm. Bambang. Kalau dengan romo-romo yang lain Mgr. Pius berbicara tentang peran hubungan pribadi, terhadap Rm. Bambang Mgr. Pius menunjukkan peran pastoral yang dirintis di Keuskupan Agung Semarang. Maklumlah, dulu Rm. Riana, sebutan Mgr. Pius sebelum jadi Uskup, adalah sesama anggota Dewan Karya Pastoral di Keuskupan Agung Semarang. Bahkan, sepeninggal Mgr. Haryo sebagai Uskup Agung Semarang ke Jakarta jadi Uskup Agung Jakarta, Rm. Riana menjadi Administrator Diosesan Semarang. Padahal sejak menjadi Vikjen Semarang, Rm. Riana biasa memberikan beberapa tugas khusus kepada Rm. Bambang yang menjadi tenaga full-timer Karya Misioner, Karya Kepausan, Museum Misi, dan Dewan Karya Pastoran Keuskupan Agung Semarang.

Kehadiran Mgr. Pius memang menjadi semacam reuni dan menghadirkan kenangan masa lalu. Barangkali Mgr. Pius juga mengalami kegembiraan berjumpa dengan rekan kerja dan kenalan-kenalan masa lalu. Tentu saja kehadiran beliau bersama bundanya juga menjadi pertanda sukacita berada kembali ke dalam nuansa yang dulu pernah dihayati. Kalau di dalam homili beliau tampil amat dialogal dengan memegang mikropon wireless, ketika duduk-duduk sambil makan siuang bersama umat Mgr. Pius juga tampak seperti bernosyalgia. Ketika Rm. Bambang mendekat, Rm. Sutadi, yang datang dari Ketapang bersama Mgr. Pius, bertanya kepada Rm. Bambang "Romo sudajh berapa bulan tinggal di sini?". Rm. Bambang tertawa dan berkata "Saya di rumah para romo sepuh sejak masih di Domus Pacis Puren, Pringwulung, pada tahun 2010. Dulu yang memasukkan Romo Riana". Mgr. Blasius juga tertawa karena dulu sebetulnya yang menginginkan Rm. Bambang sendiri dan Rm. Riana sebagai Administrator Disosesan menyetujui dengan membuatkan SK. Barangkalai karena dulu adalah imam Keuskupan Agung Semarang, kedatangan Mgr. Pius di Domus seperti kembali ke bagian habitat lama.

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...