Monday, July 24, 2023

Upaya Nyaman di Hobi Teman


Kami berlima (Rm. Agoeng, Rm. Yadi, Rm. Joko, Rm. Harto, saya) juga mengalami tahun-tahun menyenangkan penuh keakraban dan persaudaraan. Lebih-lebih mulai hari pertama Idul Fitri Agustus 2011. Kami bisa mengalami makan bersama sehari 3 kali. Tentu saja almathium Rm. Harjaya tetap dilayani dalam segalanya di kamar. Tetapi Rm. Harjaya selalu masuk dalam perhatian dan kepedulian kami. Suasana seperti ini tampaknya membuat kami bisa menanggung Bersama kondisi tidak nyaman Domus Pacis Puren terutama berkaitan dengan sajian konsumsi dan komitmen tenaga kerja. Hal ini berlangsung sekitar 3 tahun pertama sejak saya menetap jadi penghuni Domus.

Soal Hobi

Kini kalau saya teringat masa-masa 3 tahun pertama itu, ada hal yang secara pribadi membuat saya tidak nyaman. Bahkan kerap merasa tidak nyaman. Sebetulnya ini berhubungan dengan yang namanya hobi. Dalam artikel yang berjudul “Apa Itu Hobi? Berikut Penjelasan Tentang Pengertian, Manfaat, dan Jenis Hobi” saya mencoba memahami tetang hobi. Artikel itu saya peroleh dari https://greatdayhr.com/id-id/blog. Di situ saya mendapatkan penjelasan tentang hobi. ““Hobi” merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris “hobby”. Menurut KBBI, kata “hobi” memiliki arti kegemaran atau kesenangan istimewa yang dilakukan pada waktu senggang, bukan sebagai pekerjaan utama. Hobi adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan pada waktu luang untuk menenangkan pikiran dan memperbaiki suasana hati seseorang.”

Hobi adalah kegemaran untuk mengisi waktu senggang sebagai kegiatan rekreasi. Tujuannya adalah untuk menenangkan pikiran dan memperbaiki suasana hati. Di sini saya teringat pengalaman saya pada tahun 1973. Pada tahun itu saya mengalami derita pusing terus menerus akibat gegar otak. Salah seorang romo mengajak tinggal di pastorannya. “Kowé isa istirahat. Nèng kéné ana blumbang karo iwaké. Kowé isa nonton lan ngematké. Bèn isa tenang” (Kamu bisa beristirahat. Di sini ada kolam dengan ikan-ikan di dalamnya. Kamu bisa melihat dan mengamati. Dari situ kamu bisa mengalami ketenangan). Saya melakukan dalam beberapa hari. Yang pada waktu itu bagi saya mengherankan adalah mengapa saya tidak tenang. Kegelisahan bahkan mungkin kefrustrasian malah saya alami. Dengan membaca artikel dari medsos di atas saya mendapatkan pencerahan tentang hobi. “Setiap orang akan memiliki hobi yang berbeda-beda sesuai dengan ketertarikan pribadi masing-masing terhadap suatu hal dan kepribadian.” Ternyata ketenangan suasana hati kalau dikaitkan dengan hobi, itu selalu bersifat pribadiah. Ini akan ternyata ketika artikel itu menguraikan manfaat hobi :


1.     Memberikan waktu untuk jeda sejenak dari rutinitas

Melakukan kegiatan yang digemari di sela-sela kesibukan merupakan salah satu wujud mencintai diri sendiri. Dengan melakukan hobi, Anda akan memiliki waktu untuk rehat sejenak dari penatnya pekerjaan dan rutinitas yang membosankan. Selain itu, dengan hobi Anda dapat mengisi ulang energi dan motivasi sehingga terhindar dari stress.

 

2.     Meningkatkan semangat dan energi positif

Hobi dapat memicu semangat untuk menjalani hidup dengan lebih menyenangkan. Selain itu, hobi juga memberikan tantangan yang dapat menstimulasi hormon-hormon dan energi positif di dalam diri. Dengan melakukan hobi, Anda akan memiliki semangat untuk berkembang dan lebih siap menghadapi permasalahan dalam hidup.

 

3.     Meningkatkan kemampuan bersosialisasi

Manfaat hobi yang bisa Anda peroleh berikutnya adalah Anda akan lebih mudah bergaul dan terhubung, terutama dengan orang yang juga memiliki hobi yang sama. Obrolan soal hobi selalu menjadi topik yang menyenangkan untuk dibahas. Selain itu, bersosialisasi dengan orang melalui hobi juga dapat menghilangkan stress dan menemukan makna hidup dengan cara yang menyenangkan. Anda dapat mulai dengan mengikuti komunitas hobi tertentu agar dapat berbagi dan bersenang-senang bersama dengan melakukan hobi.

 

4.     Mencegah kelelahan atau burn out

Penat dengan keseharian dan rutinitas pekerjaan beserta masalah akan membuat seseorang mengalami burn out atau kelelahan. Dengan melakukan hobi, Anda dapat meminimalisir risiko stress dan depresi akut karena kewalahan dengan pekerjaan dan permasalahan hidup. Hobi juga dapat menjadi pelampiasan yang sehat dari kepenatan pikiran karena melakukan hobi merupakan kebebasan yang dilakukan tanpa tekanan.

 

5.     Menyegarkan pikiran dan menambah inspirasi

Jika Anda merasa mumet dan kehabisan ide, maka salah satu solusinya adalah istirahat sejenak dengan melakukan hal yang Anda sukai. Hobi dapat menyegarkan pikiran Anda dan membuat Anda lebih tenang. Dengan begitu, Anda dapat berpikir lebih luwes dan memicu munculnya inspirasi yang tidak Anda duga.

Dari manfaat hobi sebagaimana diurai di atas makin jelaslah kalau hobi berkaitan dengan pribadi seseorang dan untuk kepentingan pribadi yang bersangkutan. Tetapi di sini saya memaparkan pengalaman hobi seseorang yang kurang lebih harus diterima dalam hidup bersama orang serumah. Kami para romo yang tinggal di Domus Pacis Puren membangun dan mengembangkan diri dalam hidup berkomunitas. Perjuangan utama adalah menerima satu sama lain apa dadanya. Kalau menerima yang baik dan menyenangkan tentu terasa nyaman-nyaman saja. Tetapi menerima yang tidak dicocoki, itu baru yang sungguh bernama perjuangan.

Besar? Jual Saja

Omong tentang yang bagi saya tak menyenangkan pada masing-masing romo dan bahkan tenaga karyawan, itu memang dapat menjadi litani ketidakcocokan. Tetapi yang akan saya ceritakan adalah hal yang barangkali untuk orang lain hanya masalah kecil. Saya tidak akan omong hal-hal yang tak saya cocoki berkaitan dengan kegiatan, sikap, dan tampilan teman serumah. Bagi saya itu adalah karakter yang barangkali bisa dikatakan sebagai gawan bayi (pembawaan sejak lahir). Masalah yang akan saya omongkan berkaitan dengan hobi yang dimiliki oleh teman serumah. Dalam hal ini yang bagi saya menjadi masalah adalah hobi memelihara binatang.

Kami di Domus Pacis mengalami punya ternak. Sebetulnya yang paling suka memiliki ternak adalah Rm. Agoeng. Ketika Rm. Tri Wahyono masuk, beliau juga membawa ayam ternaknya dari Pastoran Paroki Nandan tempat pelayanan terakhir. Yang bisa disebut pertama adalah ayam. Ada ayam hias dan ayam kampung. Untuk ayam kampung kami membuat kandang-kandang di belakang kamar dan ruang termasuk ruang makan deretan sebelah barat bangunan induk Domus Pacis Puren. Sementara untuk ayam-ayam hias kami membuat kandang khusus yang terasa indah ditempatkan di taman yang berada di tengah dalam bangunan induk. Selain itu ada juga ternak lele yang terjadi di kolam-kolam kecil lingkungan kehidupan ayam kampung yang berpagar. Sebenarnya ternak lele menghadirkan aroma bau yang kurang sedap bahkan sampai di ruang makan lewat beberapa jendela yang ada.

Sesungguhnya dengan adanya ternak, hal itu hanya membuat saya bertoleransi. Rm. Harto, Rm. Yadi, dan Rm. Joko tidak pernah mempersoalkan bahkan tampak ikut menikmati. Jujur saja, diri saya memang kurang suka memiliki ternak. Tetapi perjalanan beternak ternyata memberikan kegembiraan tertentu. Dalam salah satu pembicaraan bersama saya bertanya “Pripun yèn lélé lan ayam kampung pun ageng disadé?” (Bagaimana kalau lele dan ayam sudah besar lalu dijual?). Terhadap pertanyaan itu pada umumnya para romo Domus mengatakan baik. Yang menjadi soal adalah “Siapa yang akan melakukan penjualan?” Ketika saya menyanggupkan diri, teman-teman serumah spontan langsung menyetujui. Ternyata saya punya hubungan dengan warga Pakem dan Ambarrukmo untuk mendapatkan pembeli. Bahkan setiap ada Novena Domus di Minggu Pertama, banyak peserta menjadi konsumen. Peminat sungguh banyak karena harga saya buat lebih murah Rp. 2.000 dibandingkan pasaran luar. Lain halnya dengan ayam. Untuk penjualan ayam saya dibantu oleh Bu Rini, salah satu relawan Domus.

Menejer Anjing

Ternyata saya dapat menemukan kegembiraan berhadapan dengan hobi teman-teman akan lele dan ayam. Saya dapat berjualan. Entah bagaimana saya memang bisa menikmati rasa senang membantu tambahan kas uang komunitas dengan jualan. Di tahun-tahun sesudahnya saya juga akan jual buku-buku tulisan sendiri dan kemudian kain batik. Tetapi ada hobi teman yang tampaknya hanya saya yang tidak suka katrna tidak tahu bagaimana harus menjual. Itu adalah hobi memelihara anjing. Orang serumah tahu kalau saya tidak suka anjing. Barangkali karena tahu saya tak suka, semua merelakan saya yang menentukan pengelolaan anjing. Bahkan kemudian muncul sebutan “menejer anjing” untuk saya. Tetapi entah bagaimana akhirnya saya juga menemukan kegembiraan mengurus peranjingan. Dari sini saya menemukan hiburan yang tampaknya juga menjadi kegelian orang serumah. Memang barangkali orang luar rumah bisa tidak cocok. Tetapi paling tidak untuk saya yang lansia dan tinggal bersama romo-romo rumah tua bisa menemukan kegembiraan. Sekilas yang terjadi dengan jadi “menejer anjing” bisa ditangkap dari pengalaman berikut :


Pada suatu hari saya berseru “Miraaaaa …..” Seorang tamu teman serumah menanggapi “Ya, romo”. Saya menjawab “Maaf, saya panggil anjing kok” dan tamu itu menghampiri saya dan naboki. Dalam mengatur anjing saya membiarkan anak-anak jantan anjing diminta orang. Tetapi tidak demikian dengan anak-anak anjing yang betina. Ketika ada yang bertanya mengapa begitu, saya menjawab “Paling tidak di rumah romo-romo ada wanitanya”. Maka, kalau Rm. Agoeng memanggil salah satu anjing “Kunthet”, itu sebutan ejekan untuk anjing bertina yang bernama “Kunti”. Sedang anjing yang saya panggil “Mira”, itu juga panggilan. Dia anjing kampung, karena mamanya selingkuh dengan anjing kampung, yang nama untuhnya adalah “Tumirah”. Karena tinggal di rumah elit para romo, maka harus pakai panggilan “Miraaaa”.

Maaf, ya, kalau pengalaman itu tidak menyenangkan pembaca. Maklumlah karena itu adalah pencarian kebahagiaan di tengah yang tak menyenangkan. Siapa tahu itu adalah anugrah dari upaya mengamalkan Sabda Tuhan “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.” (Mat 5:4)

Rm. Bambang

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...