"Rm. Vincentius Indra Sanjaya Tanurejo, Pr., lahir di Bandung 20 Desember 1959 sebagai anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Setiawan (alm) dan Ibu Idrawati. Romo yang mirip dengan St. Paulus ini baru dibaptis ketika usia kurang lebih 22 tahun, tepatnya tanggal 5 April 1981 di gereja St. Maria Regina Purbowardayan, Surakarta. Perjalanan panggilannya tergolong unik karena sebelum masuk seminari ia pernah bekerja selama kurang lebih 10 tahun. Tetapi rupanya tangan Tuhan terlalu kuat mencengkeramnya sehingga ia tidak sanggup melepaskan diri dari-Nya. Jadilah ia masuk seminari dan mulai menjalani pendidikan calon imam. 1972: lulus SD di Bandung, 1975: lulus SMP di Solo, 1985: lulus SMA di Solo, 1986-1987: KPA Seminari Mertoyudan, 1987-1988: Orientasi Rohani di Wisma Sanjaya Jangli - Semarang, 1988-1991: Studi Filsafat di FTW Yogyakarta, 1991-1992: Orientasi pastoral di Seminari Menengah Mertoyudan, 1992-1995: Studi Teologi di FTW Yogyakarta, 23 Januari 1995: ditahbiskan sebagai Diakon oleh Mgr. Julius Kardinal Darmaatmadja, S.J., Februari-Juni 1995: masa diakonat di Paroki Medari - Yogyakarta, 1995-1996: Paroki St. Inigo Dirjodipuran, 1996-2000: studi lanjut di Institut Biblicum - Roma, 2000-2004: Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan - Yogyakarta, 2004-2007: studi Doktoral di Universitas Gregoriana - Roma, 2007-sekarang: 2004 Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan - Yogyakarta."
Sunday, February 16, 2025
Rm. Indra Sanjaya
"Siapakah dia?" Barangkali, kalau pertanyaan ini disertakan pada gambar foto dalam berita ini, akan ada beberapa orang yang ikut bertanya-tanya. Memang, bagi yang sudah mengenal apalagi yang serumah, mereka bisa mengetengahkan penjelasan yang bahkan ditambah berbagai ceritera. Tetapi pertanyaan itu pada Senin 10 Februari muncul dalam bahasa Jawa "Sinten niku?" Ini muncul di Kapel Domus Pacis Santo Petrus ketika ada Misa Komunitas penghuninya. Yang bertanya adalah Rm. Suhartana, penghuni Domus yang baru 37 hari karena mulai tinggal pada 4 Januari 2025. Rm. Suhartana pernah menjadi Vikep dan Ketua Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Agung Semarang. Tetapi barangkali usia 85 tahun membuat beliau lupa "Siapakah dia?" Pada waktu itu yang menjawab adalah Rm. Jarot dengan berkata "Rama Indra saking Seminari" (Beliau adalah Rm. Indra dari Seminari). Rm. Jarot juga menambahkan keterangan bahwa setiap Senin sore yang memimpin Misa Domus adalah rama dari Seminari Tinggi. Sesudah Misa Rm. Indra juga bergabung makan sore bersama para rama sepuh Domus Pacis. Sesudah makan selesai dan Rm. Indra kembali ke Seminari, Rm. Suhartana bertanya "Rama Indra niku saking pundi nggih?" (Rm. Indra berasal dari mana, ya?). Ternyata Rm. Suhartana bisa lupa-lupa ingat bahwa Rm. Indra berasal dari Sala. Rm. Jarot berkata "Saking Purbowardayan" (Dari Paroki Purbowardayan). Rm. Suntara yang berkarya di Paroki itu menambahkan "Biyen kancaku dolan" (Dulu temanku ke sana-sini). Rm. Bambang di dalam kamar membuka google dan menemukan keterangan tentang Rm. Indra yang tertulis tentang pengarang dalam buku Why Me, Lord?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Pengembangan Pendamping PIA
Pada Sabtu sore Rm. Bambang akan menuju salah satu warga di salah satu Lingkungan Paroki Kalasan. Dia diminta memimpin Misa Peringatan arwah...

-
Pada Kamis sore 15 Agustus 2024 Rm. Bambang numpang mobil Bu Rini yang periksa dokter di RS Panti Rapih. Bu Katrin, adik bu Rini menjadi dri...
-
Orang biasa mendapatkan informasi bahwa di Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan, ada 11 orang rama. Salah satu masih muda, berusia 43 tahun, ...
-
"Apakah diperkenankan kalau ada di antara kami ada yang datang lalu mengajak Rama Hartana keluar jajan?" tanya seorang di antara r...
No comments:
Post a Comment