Monday, July 31, 2023

Demi Jaga Komitmen dan Dedikasi Karyawan Domus

Dalam acara pamitan rombongan umat Lingkungan Santo Yakobus, Paroki Pringgolayan, Pak Sungkono berbicara atas nama pengunjung kepada para romo Domus. Pada waktu itu umat Yakobus datang pada sekitar jam 17.00 pada Jumat 28 Juli 2023. Mereka sempat berjalan-jalan melihat Domus Pacis Santo Petrus. Setelah itu mereka ikut Misa Komunitas Domus pada jam 17.30 bahkan mengisi kor dan jadi pembaca Kitab Suci dan doa umat. Para tamu sungguh bisa leluasa mengalami Domus karena juga makan malam yang diurus oleh Bu Rini, relawan Domus. Maka layaklah kalau ketika mengucapkan kata-kata pamitan Pak Sungkono mengetuk hati teman-temannya untuk memberi perhatian kebutuhan Domus. Dari beberapa kebutuhan yang bisa dipilih untuk menjadi perhatian, Pak Sungkono menyebut bantuan tambahan honor untuk karyawan Domus.


Pak Sungkono kemudian menjelaskan bahwa pelayanan kepada para romo sepuh dengan kondisi yang sudah dilihat oleh para tamu tentu menuntut komitmen dan dedikasi lahir batin dari para karyawan. "Para karyawan Domus tentu tidak seperti karyawan-karyawan di lain tempat. Mereka dalam kerja tentu lebih berat karena dituntut komitmen dan dedikasi lahir batin" kata Pak Sungkono. Lima romo sepuh memang sudah tak bisa mandiri sesedikit apapun. Sementara itu 6 orang lain harus mendapatkan penjagaan dan membutuhkan bantuan banyak hal. Honor untuk lembur dan tambahan kerja ekstra membuat anggaran rutin dari Keuskupan membutuhkan tambahan khusus. Domus Pacis memang sudah mengalami bantuan tambahan dana untuk honor karyawan sejak Juli 2021. Banyak dari donatur mengirimkan dananya secara rutin per bulan. Pada bulan Juli 2023 ada 24 perorangan dan 4 kelompok (kira-kira merangkum 122 anggota) pengirim dan secara keseluruhan terkumpul dana sebesar Rp. 24.600.000. Para pengirim itu adalah :

1. PUPIP Ungaran (83 org), 2. Bapak Jono, 3. Bapak Siswoto, 4. Ibu Ida, 5. Ibu Yenyen, 6. Ibu Lucy, 7. Ibu Christine, 8. Ibu Tri Nor Prasetyawan, 9. Lanni Riyanto (d.a. MG Dwi Astuti / Bu Marcus Smg), 10. Anna Maria (Ibu-ibu Bernardus Babadan), 11. Ibu Lili Herawati, 12. Ibu Malya, 13. Ibu Wartini, 14. Ibu Mamik, 15. Iabu Anggraeni, 16. Bapak Bambang Triono Cahyadi, 17. Ibu Heeny Kasmara,  18. Ibu Evy, 19. Ibu Eny Bernadette, 20. Ibu Bernadet Suwarni, 21. Ibu Dicky (sampai desember), 22. Ibu ML Setiyani Indrawati. 23. Ibu Wellanda, 24. Ibu Endang W, 25. Ibu Istiyono. 26. Ibu Tini, 27. Kerahiman Ilahi Mungkid, 28. Kelompok Yosefin Medari.

Santo Alfonsus Maria de Liguori

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 25 Agustus 2013 Diperbaharui: 11 Februari 2019 Hits: 14773

  • Lahir
    tahun 1696
  •  
  • Kota asal
    Naples - Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • tahun 1787 | Oleh sebab alamiah
  •  
  • Venerasi
    1796 oleh paus Pius VI (decree of heroic virtues)
  •  
  • Beatifikasi
    15 September 1816 oleh Paus Pius VII
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 26 May 1839 oleh Paus Gregoius XVI

Alfonsus dilahirkan dalam lingkungan keluarga bangsawan di Naples Italia pada tahun 1696. Ia adalah seorang anak ajaib yang memiliki kecerdasan yang sangat luar biasa. Ia meraih gelar doktor ilmu hukum dari Universitas Naples pada usia 16 tahun.  Pada usia 21 tahun Alfonsus sudah memiliki praktek hukum sendiri dan menjadi salah satu pengacara terkemuka di Naples. Meskipun begitu ia tidak pernah menghadiri pengadilan tanpa menghadiri Misa di pagi hari. 

Suatu kesalahan yang dibuatnya di pengadilan membuat hidup Alfonsus berubah. Ia merasakan gejolak panggilan religius dalam hatinya untuk meninggalkan dunia dan melayani Yesus. Alfonsus menjadi yakin dengan apa yang telah lama ada dalam pikirannya: ia ingin menjadi seorang imam. Ayahnya berusaha membujuk Alfonsus agar ia mengurungkan niatnya itu. Tetapi, tekad Alfonsus sudah bulat. Ia kemudian belajar teologi dan ditahbiskan menjadi imam pada usia 29 tahun.

Kehidupan Alfonsus dipenuhi dengan berbagai macam kegiatan. Ia berkhotbah dan menulis banyak buku. Ia membentuk suatu kongregasi rohani yang disebut “Kongregasi Pater-Pater Redemptoris” (CSsR; Redemptoris artinya Sang Penebus). Alfonsus memberikan pengarahan rohani yang bijaksana dan membawa damai bagi umatnya melalui Sakramen Rekonsiliasi. Ia juga menulis lagu puji-pujian, bermain organ dan melukis. St. Alfonsus menulis enampuluh buah buku. Ini sungguh luar biasa mengingat tugas dan tanggung jawabnya yang lain amatlah banyak. Ia juga sering menderita sakit. Ia sering sakit kepala, tetapi segera ia akan menempelkan sesuatu yang dingin ke dahinya dan terus tetap bekerja.

Meskipun pada dasarnya ia mempunyai kecenderungan untuk bersikap terburu-buru, Alfonsus berusaha untuk menguasai diri. Ia amat rendah hati, hingga ketika pada tahun 1798 Paus Pius VI ingin mengangkatnya menjadi seorang Uskup, dengan lembut ia mengatakan “tidak”. Ketika para utusan paus telah datang secara pribadi untuk menyampaikan keputusan paus kepadanya, mereka menyapa Alfonsus dengan “Tuan yang Termasyhur”. Alfonsus menjawab, “Tolong, jangan memanggilku seperti itu lagi. Sebutan itu akan membuatku mati.” Paus memberikan pengertian kepada Alfonsus bahwa ia sungguh menghendaki Alfonsus menjadi seorang Uskup.

Alfonsus mengutus banyak pengkhotbah ke seluruh wilayah keuskupannya. Umat perlu diingatkan kembali akan cinta kasih Tuhan dan akan pentingnya iman mereka. Alfonsus berpesan kepada para imam untuk menyampaikan khotbah yang sederhana. “Saya tidak pernah menyampaikan khotbah yang tidak dapat dimengerti bahkan oleh nenek tua yang paling lugu yang ada di gereja,” katanya.

Dengan semakin bertambahnya usia, Alfonsus menderita berbagai penyakit. Ia menderita radang sendi yang menyiksanya dan menjadikannya lumpuh. Ia kehilangan pendengarannya serta nyaris buta. Ia juga harus mengalami berbagai kekecewaan dan pencobaan. Namun, Alfonsus memiliki devosi yang amat mendalam kepada Santa Perawan Maria, seperti yang dapat kita ketahui melalui bukunya yang terkenal yang berjudul 'Kemuliaan Maria'. Segala penderitaan dan pencobaan itu berakhir dengan damai dan sukacita serta kematian yang kudus.

Alfonsus wafat pada tahun 1787 pada usia sembilanpuluh satu tahun. Paus Gregorius XVI menyatakannya kudus pada tahun 1839. Paus Pius IX memberinya gelar Doktor Gereja pada tahun 1871.

Lamunan Peringatan Wajib

Santo Alfonsus Liguori, Uskup dan Pujangga Gereja

Selasa, 1 Agustus 2023

Matius 13:36-43

36 Maka Yesuspun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan w  tentang lalang di ladang itu." 37 Ia menjawab, kata-Nya: "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; 38 ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. 39 Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. 40 Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. 41 Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. 42 Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. 43 Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Butir-butir Permenungan

  • Katanya, neraka adalah keabadian yang penuh siksaan. Itu adalah tempat orang yang mendapatkan hukuman abadi dari Tuhan.
  • Katanya, neraka adalah keabadian tempat orang tak memiliki kenyamanan sekelumitpun. Di situ orang hanya menerima siksaan akibat dosa-dosa tak terampuni ketika hidup di dunia.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun gambaran neraka adalah hidup penuh siksaan, kesejatian siksa neraka adalah ketidakbahagiaan hati karena egoisme amat mendalam yang memandang setiap orang sebagai bahaya sehingga hati terisi penuh dengan keluhan, kejengkelan, dan bahkan umpatan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang tahu bahwa kesejatian neraka adalah gambaran dunia orang yang hidupnya hampa penghayatan kasih.

Ah, neraka itu ya hukuman dari Tuhan dong.

Sunday, July 30, 2023

PIA dan PIR Paroki Bintaran


Pagi itu, Minggu 30 Juli 2023, di aula Domus Pacis Santo Petrus sudah tertata kursi berbentuk "U" sejumlah 70 buah dan di bagian belakang ada bangku duduk. Bangku-bangku duduk itu dipindahkan dari bagian barat aula yang biasa untuk menerima tamu. Sound system juga sudah disiapkan dengan 2 loudspeaker. Selain itu keyboard Rm. Bambang juga berada di deretan untuk para romo yang duduk di kursi roda. Keadaan ruangan seperti itu sudah terjadi beberapa kali. Para karyawan sudah tahu untuk menata kursi dan peralatan lain yang dibutuhkan kalau ada rombongan tamu yang terdiri dari banyak kanak dan atau remaja. Tentu saja mereka datang bersama para pendamping. Dan pada pagi Minggu terakhir Juli 2023 itu yang datang adalah kanak-kanak dan remaja kelompok Pendampingan Iman Anak (PIA) dan Pendampingan Iman Remaja (PIR) dari Paroki Santo Yusuf Bintaran, Jogjakarta. 

Bu Rini, salah satu relawan Domus, sudah datang cukup pagi. Ternyata dia sudah dihubungi oleh koordinator tamu untuk membantu menyiapkan konsumsi. Sebenarnya karyawan Domus sudah diminta oleh Rm. Hartanta, direktur Domus, untuk menyiapkan teh dan snak. Tetapi Bu Rini datang juga membawa snak. Maka untuk welcome snack makannya jadi berlimpah. Para tamu masuk Domus selewat jam 09.15. Rm. Bambang sudah siap menyambut dengan mengenakan jubah putihnya. Anak-anak dan para remaja langsung menyalami Rm. Bambang disusul oleh para pendamping. Ketika semua sudah duduk di kursi, muncullah Rm. Ria, Mgr. Blasius, dan Rm. Harto. Tentu saja kehadiran ketiga romo ini membuat semua tamu berdiri lagi dan bergerak menyalaminya. Dan acara salam-salaman ini ternyata juga menghadirkan kegembiraan. Setelah salam-salaman pendamping mengajak menyanyikan beberapa lagu anak yang diiringi oleh Rm. Bambang dengan keyboardnya.

Acara dimulai dengan tampilnya salah seorang pendamping menjadi MC. Pembawa acara sesudah mengucapkan beberapa kata mempersilahkan koordinator untuk menyampaikan sambutan. Sang koordinator menjelaskan maksud dan tujuan mengajak anak-anak dan remaja anggota PIA dan PIR berkunjung ke rumah para romo sepuh. Kemudian Rm. Bambang diminta untuk mewakili Domus memberikan sambutan. Dalam sambutannya Rm. Bambang menjelaskan nama Domus Pacis Santo Petrus. Kemudian dia menyebutkan nama-nama para romo dari kamar bawah terdepan dekat halaman muka Domus satu persatu. Rm. Bambang kemudian mengajak semua untuk menghafal nama romo-romo yang ikut menyambut, yaitu Rm. Harto, Mgr. Blasius, Rm. Ria, dan dia sendiri. Dia juga menjelaskan bahwa Mgr. Blasius dan Rm. Ria pernah berkarya di Paroki Bintaran. Rm. Bambang kemudian mengajak semua untuk menyanyikan Baca Kitab Suci Doa Tiap Hari. Dalam menyanyikan semua diajak untuk membuat gerakan-gerakan sesuai dengan isi nyanyian. Di tengah nyanyian Rm. Yadi muncul. Ternyata salah satu anak adalah cucu dari saudara Rm. Yadi. Kemudian anak-anak diajak menyanyikan dengan duduk di depan para romo sementara para pendamping berdiri di belakang romo-romo. Acara rehat menikmati makanan kecil dan teh menyusul sesudahnya.

Seusai rehat semua diberi kesempatan melihat-lihat gedung Domus hingga latai 2 dan 3. Para karyawan Domus diminta oleh Rm. Bambang untuk menyertai sebagai pemandu. Ternyata acara ini tampaknya juga membuat kegirangan khusus. Anak-anak bisa berlari-lari dan berceloteh macam-macam. Ketika mereka kembali duduk di kursi-kursi lantai 1, ada pertunjukkan khusus tampil menyanyi dari remaja. Rm. Paroki Bintaran menyusul ikut menyertai acara-acara. Misa pun menjadi acara khusus di Kapel Domus untuk merayakan Hari Tuhan di hari Minggu. Kor, lektor, termasuk organis menyemarakkan Misa dengan nyanyian-nyanyian anak. Rm. Bambang memimpin Misa dengan mengupayakan suasana dialogal model anak dalam menanggapi bacam-bacaan. Sehabis Misa nasi soto sudah menanti untuk dinikmati. Ada lauk tempe goreng tepung dan sate telur puyuh menyertai. Sehabis makan siang anak-anak langsung bermain-main spontan penuh kegirangan di sekitar kebun dan kolam kecil bagian timur aula. Ada juga yang berlari-lari ke sana-sini. Untuk menutup acara di Domus ada upaca pamit diteruskan bersalaman satu persatu dengan romo. Dari Domus mereka diajak ziarah kubur ke makam para romo seberang Domus.

Santo Ignasius dari Loyola

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 11 September 2013 Diperbaharui: 07 Oktober 2019 Hits: 31159

  • Perayaan
    31 Juli
  •  
  • Lahir
    tahun 1491
  •  
  • Kota asal
    Loyola, Guipuzcoa, Spanyol
  •  
  • Wafat
  •  
  • 31 Juli 1556 di Kota Roma - terkena sakit “Demam Romawi” (semacam penyakit malaria yang berulang-ulang terjadi di kota Roma, Italia, di beberapa periode dalam sejarah)
  •  
  • Beatifikasi
    27 Juli 1609 oleh Paus Paulus V
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 12 Maret 1622 oleh Paus Gregorius XV

Ignacio López de Loyola  atau yang kita kenal sebagai St. Ignasius de Loyola adalah pendiri dari Serikat Yesus. Ia dilahirkan di Kastil keluarga bangsawan Loyola di wilayah Basque, Spanyol. Ketika masih kanak-kanak, ia dikirim untuk menjadi abdi di istana raja. Di sana ia tinggal sambil berangan-angan bahwa suatu hari nanti ia akan menjadi seorang kesatria yang hebat. Ignasius kemudian masuk militer dan menjadi seorang perwira.

Pada penyerbuan benteng Pamplona, Ignasius bertempur dengan berani namun ia terkena peluru meriam dan terluka parah.  Di kemudian hari, ia mendapat penghargaan karena kegagahannya dalam pertempuran itu. Tetapi, luka di tubuhnya membuat Ignatius terbaring tak berdaya selama berbulan-bulan di atas pembaringannya di Benteng Loyola.

Ignatius meminta buku-buku bacaan untuk menghilangkan rasa bosannya. Ia menyukai cerita-cerita tentang kepahlawanan, tetapi di sana hanya tersedia kisah hidup Yesus dan para kudus. Karena tidak ada pilihan lain, ia membaca juga buku-buku itu. Perlahan-lahan, buku-buku itu mulai menarik hatinya. Hidupnya mulai berubah. Ia berkata kepada dirinya sendiri, “Mereka adalah orang-orang yang sama seperti aku, jadi mengapa aku tidak bisa melakukan seperti apa yang telah mereka lakukan?” Semua kemuliaan dan kehormatan yang sebelumnya sangat ia dambakan, tampak tak berarti lagi baginya sekarang. Ia mulai meneladani para kudus dalam doa, silih dan perbuatan-perbuatan baik.

Setelah sembuh, Ignasius mengunjungi sebuah biara dimana ia menanggalkan jubah militernya dan mempersembahkannya pada lukisan Sang Perawan Maria. Ia kemudian pergi ke kota Catalunya, dan selama beberapa bulan tinggal di sebuah gua di dekat kota itu di mana ia bertapa dengan keras. Ignatius juga mengalami beberapa penampakan di tengah-tengah hari selama di rumah sakit. Penampakan-penampakan yang terjadi berulang kali ini tampil sebagai “suatu wujud yang mengambang di udara yang berada di dekatnya dan wujud ini memberinya rasa ketenangan yang amat mendalam karena wujud itu sangatlah indah … wujud itu entah bagaimana terlihat memiliki bentuk mengular dan memiliki banyak benda yang bersinar seperti mata, tapi bukanlah mata. Ia menjadi bahagia dan mengalami ketenangan hanya dengan menatap wujud ini … namun ketika wujud ini hilang ia menjadi sedih.”  

Ignasius lalu berziarah ke Tanah Suci dan ia bertekad untuk mentobatkan orang-orang yang belum mengenal Yesus disana. Namun ia tidak diperkenankan. Lalu veteran perang yang berusia 30 tahun itu pulang dan mulai belajar untuk mempersiapkan dirinya berkarya bagi nama Yesus. Mula-mula ia  belajar bahasa Latin bersama anak-anak sekolah Dasar si Barcelona sampai kemudian meraih Gelar sarjana di Universitas Paris.

Sejak masih kuliah Ignasius sering memberikan bimbingan rohani kepada teman-temannya. Di masa itu (bahkan sampai sekarang) tidaklah lazim apabila seorang awam mengajar spiritualitas; ia lalu  dicurigai sebagai penyebar bidaah (=agama sesat) dan dipenjarakan untuk sementara waktu  namun kemudian dilepaskan.  Kejadian itu tidak menghentikan Ignatius. “Seluruh kota tidak akan cukup menampung begitu banyak rantai yang ingin aku kenakan karena cinta kepada Yesus,” katanya.  

Di Paris Ignasius mengilhami tujuh mahasiswa (dua diantaranya adalah St. Fransiskus Xaverius dan St. Petrus Faber) untuk bersatu mengadakan ikatan. Mereka berjanji setia dan bersepakat untuk menyebarkan injil kepada mereka yang belum mengenal Kristus. Kelompok mereka ini kemudian menghadap Paus Paulus III dan menawarkan diri untuk menjalankan tugas apa saja. Bapa suci yang melihat semangat kerasulan mereka; dan pendidikan mereka yang tinggi akhirnya mengabulkan keinginan Ignasius dan kelompoknya. Bahkan lebih jauh lagi; Bapa Suci mentahbiskan mereka menjadi imam dan ikatan persaudaraan mereka dikokohkan menjadi Serikat Rohaniwan. Serikat ini kemudian dinamakan Serikat Jesus dan mendasarkan diri pada tiga kaul yaitu : Kemiskinan, Ketaatan, dan Kemurnian; ditambah lagi dengan satu kaul khusus yaitu : Kesigapan untuk melaksanakan perintah Tahta Suci Kapan saja dan dimana saja.

Selama 15 tahun sejak persetujuan paus itu Ignasius memimpin Serikat Jesus dari Roma. Ia meyaksikan perkembangan Serikatnya berawal dari 10 orang sampai menjadi lebih dari 1000 orang. Para Jesuit berkarya dari Eropa, Asia sampai ke Benua baru Amerika.  Saat ini para Jesuit memiliki lebih dari 500 Universitas dan Perguruan Tinggi, 30.000 anggota, dan mengajar lebih dari 200.000 siswa setiap tahun.

Seringkali Ignatius berdoa, “Berilah aku hanya cinta dan rahmat-Mu, ya Tuhan. Dengan itu aku sudah menjadi kaya, dan aku tidak mengharapkan apa-apa lagi.”

St. Ignatius wafat di Roma pada tanggal 31 Juli 1556. Ia dinyatakan kudus pada tahun 1622 oleh Paus Gregorius XV.

Lamunan Peringatan Wajib

Santo Ignasius dari Loyola, Imam

Senin, 31 Juli 2023

Matius 13:31-35

31 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. 32 Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya." 33 Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya." 34 Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatupun tidak disampaikan-Nya kepada mereka, 35 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, pewartaan iman biasa dikaitkan dengan kegiatan keagamaan. Ini berkaitan dengan pemahaman akan dunia ke-Tuhan-an.
  • Tampaknya, ada anggapan untuk menjadi pewarta iman orang harus memiliki bekal pengetahuan keagamaan. Bahkan ada ilmu tentang dunia ilahi yang bernama teologi.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun ilmu keagamaan mendukung pemahaman tentang Tuhan, pewartaan iman sejati bukan terutama berladaskan pengetahuan ilmiah tentang Tuhan tetapi pengalaman hati mengalami misteri karya Tuhan yang bisa digambarkan dengan berbagai pengalaman alami. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa kewajiban mewartakan iman mendasarkan diri pada pengalaman batin menghayati hadirat Tuhan yang menghadirkan damai sejahtera. 

Ah, orang harus memahami dogma agama untuk menjadi pewarta iman.

Konsumsi Juli 2023


Pada awal-awal berada di Domus Pacis Santo Petrus memang harus diakui bahwa konsumsi bagi penghuni Domus memang agak seperti dialami oleh Rm. Bambang selama 2 tahun pertama di Domus Pacis Puren, Pringwulung. Lauk pauk untuk makan tampaknya memang jauh beda dibanding dengan ketika para romo sepuh masih aktif di Paroki. Snak juga agak memprihatinkan dan karyawan tidak mendapatkan bagian. Tetapi berbekal pengalaman berjejaring dengan umat umum, lintas paroki, mulai dengan September 2021 kenikmatan snak meningkat dengan sumbangan dari umat. Bahkan mulai dengan Desember 2021 lauk pauk untuk makan malam juga banyak pemerhatinya. Dari sini Rm. Bambang, dengan bantuan Bu Titik Waliyanti dan Bu Rini Kusparwati, bisa mendapatkan daftar nama-nama pemeduli snak dan masakan makan malam. Memang, terjadi juga warga Katolik yang menghubungi Rm. Bambang untuk memberikan kiriman langsung. Yang jelas setiap bulan Rm. Bambang membuat jadual untuk penghadir snak dan masakan makan malam. Dia setiap hari mengirim pesan WA untuk mengingatkan yang bersedia menjadi penyedia di keesokan hari berikutnya.

Pada bulan Juli 2023, sejauh tercatat dalam daftar Rm. Bambang, yang menjadi penyaji konsumsi adalah sebagai berikut :

  • Snak. Ibu Rie Agung, Ibu Emma, Ibu Daniek, Ibu Rini, Ibu Ade, Ibu Septi, Ibu Yuni, Ibu Anita, Sdri. Lusi, Ibu Nita, Ibu Kanti, Ibu Made Bambang, Ibu Anna Jatmiko, Kelompok Chatarina, Ibu Katarina, Ibu Satya, Ibu Harni, Ibu Tita, Ibu Joni, Ibu Lucida.
  • Masakan Makan Malam. Eyang Wikuntoro, Ibu Rachel, Ibu Ari, Ibu Regina Eli, Ibu Rani Mastu, Ibu Ratih, Ibu Titik Waluyanti, Ibu Eni, Ibu Daruniah, Ibu Wiwit, Ibu Yuli, Ibu Primitiva, Ibu Evy, Ibu Ning Miduk, Ibu Rini, Ibu Yoh Prayitno, Ibu Emi, Ibu Melly, Ibu Stephani, Ibu Ninik Saut, Ibu Erna Echi, Sdr. Indra, Ibu Sumarah, Pak Joko (4 org), Ibu Nadya, Ibu Retno Willy, Ibu Umi, Ibu Ambar, Ibu Yucha, Ibu Sri Purwaningsih, Bapak Chasto, Ibu Retha, Ibu Lucy, Ibu Ratmi, Ibu Mardanu, Ibu Issri, Apotek Kudu Sehat, Ibu Gema Ana, Ibu Paulina, Ibu Agnes Kadyartini, Ibu Rini Wahyudi.

Saturday, July 29, 2023

Beato Manés de Guzmán

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 30 Juli 2017 Diperbaharui: 30 Juli 2017 Hits: 5455

  • Perayaan
    30 Juli
  •  
  • Lahir
    Sebelum tahun 1170
  •  
  • Kota asal
    Calaruega Castille (sekarang Burgos Spanyol)
  •  
  • Wafat
  •  
  • Sekitar 1235 di Biara San Pedro Gumiel de Izan, Castille (sekarang Burgos Spanyol)
    Sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    2 Juni 1834 oleh Paus Gregorius XVI
  •  
  • Kanonisasi

Beato Manés de Guzmán berasal dari keluarga bangsawan Spanyol yang saleh. Ia adalah putra Don Felix de Guzman dan Beata Juana dari Aza. Adiknya adalah Santo Dominikus de Guzmán, pendiri Ordo Praedicatorum (Ordo para pengkotbah atau Ordo Dominikan) yang terkenal itu. Lahir di Calaruega Castille (sekarang Burgos Spanyol), Manés de Guzmán dididik oleh seorang pamannya bernama Gonzalo de Aza yang tinggal di Gumiel de Izan. Pada tahun 1183 Manés masuk biara Cistercians San Pedro (Santo Petrus) di Gumiel de Izan dan menjadi seorang imam.

Saat Ordo Praedicatorum memperoleh pengesahan dari Paus Honorius III melalui Bulla Kepausan Religiosam Vitam pada 22 Desember 1216, Manés de Guzmán menjadi salah satu dari 15 Dominikan perdana yang ditahbiskan tanggal 15 Agustus 1217. Ia lalu ditugaskan memimpin biara Dominikan Saint-Jacques di Paris, Perancis.  Disini ia juga mendirikan sebuah biara susteran Dominikan di Paris.

Manés de Guzmán, OP dikenal sebagai seorang yang tenang dan kontemplatif, serta seorang pengkhotbah yang berapi-api. Kepribadiannya sangat membantu awal penyebaran Ordo Dominikan. Pada tahun 1219, ia ditugaskan ke Madrid, Spanyol untuk mendirikan biara Susteran Dominikan di kota itu.

Pada tanggal 6 Agustus 1221, Santo Dominikus tutup usia di kota Bologna, Italia dan Beato Yordanus Saxony dipilih menjadi pemimpin umum Ordo Dominikan yang baru. Manés tetap tinggal di Spanyol dan membimbing perkembangan Ordo tersebut di semenanjung Iberia.

Dia menghadiri upacara Kanonisasi Santo Dominikus pada tanggal 13 Juli 1234 di Roma, Italia, dan kembali ke Spanyol dengan rencana besar untuk mendirikan sebuah Basilika yang didedikasikan untuk Santo Dominikus. Namun ia tutup usia sebelum merealisasikan rencananya.

Manés de Guzmán, OP dibeatifikasi pada 2 Juni 1834 oleh Paus Gregorius XVI.

Lamunan Pekan Biasa XVII

Minggu, 30 Juli 2023

Matius 13:44-52

44 "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. 45 Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. 46 Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."

47 "Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. 48 Setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang. 49 Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, 50 lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. 51 Mengertikah kamu semuanya itu?" Mereka menjawab: "Ya, kami mengerti." 52 Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, pada umumnya para agamawan tahu bahwa Kitab Suci adalah peninggalan masa lalu. Seorang ahli Kitab Suci akan berusaha untuk bisa berbahasa asal penulisan Kitab Suci.
  • Tampaknya, para ahli Kitab Suci juga akan berusaha untuk memahami latar belakang budaya masyarakat pada masa penulisan Kitab Suci. Dia akan fasih menjelasan tulisan-tulisan Kitab Suci berdasarkan pola hidup masyarakat masa lampau saat Kitab Suci ditulis.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun Kitab Suci adalah hasil penulisan masa lalu, seorang yang sungguh ahli Kitab Suci akan menggali nilai terdalam dari tulisan yang ada dan diperjumpakan secara dialogal dengan nilai-nilai yang hidup di tengah masyarakat masa kini. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati seorang ahli Kitab Suci akan mengolah nilai kehidupan tulisan masa lalu menjadi terang batin untuk menghayati kehidupan kongkret di masa kini.

Ah, bagaimanapun juga Kitab Suci itu adalah petunjuk perilaku pemeluk agama untuk berperilaku sepersis mungkin generasi pemeluk awal.

Friday, July 28, 2023

Lingkungan Santo Yakobus


"Romo Hartanto dan Romo Bambang, kami sungguh berterima kasih boleh merayakan Yakobusan di tempat ini. Para teman semua, kini teman-teman sudah mengalami sendiri kehidupan para romo sepuh di sini. Ada yang sudah berbaring terus di kamarnya. Saya tadi menengok salah satu, yaitu Romo Tri Hartono yang dulu menjadi teman saya. Tetapi beliau tadi sudah tidur. Kita juga sudah menyaksian sendiri para romo yang masih bisa ikut Misa. Sesudah ini teman-teman dapat melakukan sendiri kalau ingin ikut memberi perhatian. Mungkin dengan menyumbang snak atau masakan. Mungkin memberi sumbangan. Mungkin bisa membantu honorarium karyawan, karena karyawan di sini tentu dituntut komitmen dan dedikasi melebihi karyawan lain tempat" ini adalah kata-kata pamitan Pak Sungkono yang terhenti ketika terpotong oleh kata-kata Rm. Bambang. Rm. Bambang berkata "Bantuan untuk Domus tidak harus perorangan agar terasa ringan. Sebagai contoh bisa saya sampaikan pengalaman dari Ungaran. Mereka membantu dalam rombongan. Ada yang setiap bulan 10.000. ada yang 15.000, ..... pokoknya sesuai kekuatan anggota".

Ternyata Pak Sungkono, salah satu tokoh umat Paroki Pringgolayan yang malam itu datang bersama umat Yakobus Lingkungannya, masih meneruskan "Bantuan untuk Domus juga bisa terjadi seperti tadi ada yang membeli batik. Bahkan kita memesan untuk seragam Lingkungan. Tentu itu juga amat berguna untuk membantu kebutuhan-kebutuhan Domus Pacis". Ternyata Rm. Bambang memotong lagi "Kalau keuntungan penjualan batik hanya untuk satu kebutuhan, yaitu pesta". Ternyata kata "PESTA" membuat sedikit terhenyak para tamu yang berjumlah 40an orang. Rm. Bambang kemudian menjelaskan bahwa Domus Pacis selalu membuat pesta untuk setiap romo Domus yang memperingati Hari Ulang Tahun Tahbisan Imamat. Karena Domus Pacis tidak punya umat seperti paroki untuk menyelenggarakan, maka Domus selalu mencari dana untuk peringatan imamat. Ini dirasa penting agar para romo merasa sungguh diperhatikan sebagai seorang imam sekalipun sudah lansia. 

Itu semua terjadi pada hari Jumat 28 Juli 2023. Para tamu datang dari Lingkungan Yakobus, Paroki Pringgolayan. Mereka datang di Domus untuk merayakan ulang tahun Lingkungan yang berlindung ke Santo Yakobus. Sebenarnya Peringatan Santo Yakobus jatuh pada 25 Juli. Tetapi pada tanggal itu ada pertemuan rutin Jagongan Iman di Paroki yang didampingi oleh Rm. Bambang. Padahal beberapa tokoh Lingkungan Yakobus menjadi peserta pertemuan rutin itu. Maka mereka memutuskan penyelenggaraan ulang tahun pada Jumat 28 Juli 2023 dan diselenggarakan di Domus Pacis Santo Petrus. Pada jam 17.00 atau 05.00 sore mereka sudah sampai di Domus dan langsung menikmati welcome snack. Ini adalah bagian konsumsi yang diurus oleh Bu Rini. Pada jam 17.30 para tamu Misa bersama para romo. Rm. Hartanta memimpin Misa itu. Para tamu menyiapkan nyanyian, kor, dan lektor. "Terima lasih, kehadiran Anda semua membuat Misa Harian kami, yang biasanya hanya diikuti romo sepuh dan karyawan Domus yang Katolik, menjadi istimewa dan semarak" kata Rm. Hartanta ketika memberikan pengantar dalam Misa. Sehabis Misa para tamu menikmati makan malam bersama penghuni Domus.

Santa Marta

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 07 September 2013 Diperbaharui: 01 Jun 2014 Hits: 14086

  • Perayaan
    29 Juli
  •  
  • Lahir
    Hidup abad pertama
  •  
  • Kota asal
    Bethany - Yerusalem - Israel
  •  
  • Wafat
  •  
  • Sekitar Tahun 80 - Sebab alamiah
    Makam diyakini berada di Tarascon Perancis
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Marta adalah saudari Maria dan Lazarus. Mereka tinggal di sebuah kota kecil bernama Betania, dekat Yerusalem. Ketiga bersaudara itu adalah sahabat-sahabat Yesus. Yesus seringkali datang mengunjungi mereka. Sesungguhnya, dalam Injil dikatakan : Yesus mengasihi Marta, dan saudaranya Maria dan Lazarus.

Marta dengan senang hati melayani Yesus apabila Ia datang mengunjungi mereka. Suatu hari, Marta sedang menyiapkan makanan bagi Yesus dan para murid-Nya. Marta yakin bahwa tugasnya akan lebih ringan apabila saudarinya datang membantu. Ia melihat Maria duduk tenang dekat kaki Yesus, asyik mendengarkan Dia. “Tuhan, suruhlah dia membantu aku,” pinta Marta kepada Yesus. Yesus amat senang dengan semua layanan kasih sayang Marta. Tetapi, Ia ingin Marta tahu bahwa mendengarkan Sabda Tuhan dan berdoa jauh lebih penting. Jadi dengan lembut Yesus berkata kepadanya, “Marta, Marta engkau khawatir akan banyak hal, namun hanya satu saja yang perlu. Maria telah memilih bagian yang terbaik.”

Iman Marta yang mendalam kepada Yesus tampak nyata ketika saudaranya, Lazarus, meninggal. Begitu ia mendengar bahwa Yesus sedang dalam perjalanan menuju Betania, Marta pergi menyongsong-Nya. Ia percaya kepada Yesus dan dengan terus terang berkata : “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.” Kemudian Yesus mengatakan kepadanya bahwa Lazarus akan bangkit. Kata-Nya, “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati. Percayakah engkau akan hal ini?" Dan Marta menjawab, “Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkau-lah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.” Yesus mengadakan suatu mukjizat besar dengan membangkitkan Lazarus dari antara orang mati!

Sesudah kejadian itu, Yesus datang lagi dan makan bersama dengan Lazarus, Marta dan Maria. Seperti biasanya, Marta melayani mereka. Namun demikian, kali ini Marta melayani dengan sikap yang lebih tulus serta penuh kasih. Ia melayani dengan hati yang penuh sukacita. Cinta tulus kakak beradik ini kepada Yesus mereka buktikan sampai di puncak bukit Golgota, menunggui detik-detik terakhir wafat Yesus.

Ada beberapa legenda dan tradisi yang simpang-siur tentang kehidupan Marta dan saudaranya setelah kenaikan Yesus ke surga. Salah satu yang paling populer adalah legenda tentang makam St. Marta di Tarascon Perancis. Dikatakan bahwa Martha meninggalkan Yudea dan pergi ke Tarascon, Perancis. Ia melalui hari-harinya di desa tersebut dengan berdoa dan berpuasa sampai pada akhir hidupnya. Masih menurut legenda; Marta meninggal di Tarascon, dan dimakamkan diruang bawah tanah Gereja Collegiate di Tarascon.

Lamunan Peringatan Wajib

Santa Marta, Maria, dan Lazarus, Sahabat Tuhan

Sabtu, 29 Juli 2023

Yohanes 11:19-27

19 Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. 20 Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. 21 Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. 22 Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya." 23 Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit." 24 Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." 25 Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, 26 dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" 27 Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, tak sedikit dari kaum beragama percaya akan Tuhan yang bertahta di surga. Itu adalah suasana hidup penuh keselamatan.
  • Tampaknya, tak sedikit dari kaum beragama percaya akan masuk surga kalau taat Tuhan. Dari surga Tuhan mengamati perilaku orang dan yang taat hukum-Nya akan dapat kebahagiaan di surga.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun Tuhan adalah yang empunya surga, tetapi kasih-Nya yang tanpa batas membuat Tuhan juga datang di dunia sehingga kehidupan abadi yang sudah dirasakan oleh yang terbuka pada hadirat-Nya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa sejatinya bukan manusia yang mencari Tuhan tetapi Tuhanlah yang datang menghampiri manusia di dunia.

Ah, hidup kekal itu di akhirat tempatnya.

Thursday, July 27, 2023

Pengembangan Paguyuban Iman

Rm. Bambang memang sungguh bersyukur kepada Tuhan bahwa di masa tua lansia masih boleh mengalami sedikit kemajuan. Dia tak dapat membayangkan seandainya hanya memiliki kondisi sebagaimana sebelum masuk rumah tua di Domus Pacis Puren pada 1 Juli 2010. Pada waktu itu dia masih miskin dalam ber-media sosial. Karena hidup bersama Rm. Agoeng, yang ketika Rm. Bambang imam pertama beliau masih kelas 2 SD, E-mail dan FB dilancarkan. Kemudian berkembang ke BB (Black Berry). Ketika pindah ke Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan, Rm. Bambang sudah memiliki bekal WA, FB, E-mail, dan Blog. Dengan bekal ini dia bisa berpartisipasi dalam pewartaan iman Gereja. Tentu saja berkat pertemanan lewat jejaring medsos dia juga bisa ikut membantu hadirnya para pemeduli Domus. 

Sebenarnya Rm. Bambang sudah merasa cukup dengan beberapa aplikasi medsos yang dimiliki. Hal-hal lain seperti misalnya Istagram, dia sudah merasa berat untuk mempelajari. Tetapi karena desakan kenalan dari Jakarta, atas bantuan Mas Fallah, salah satu tenaga Domus, dia diajari penggunaan Tik Tok. Dia memulai penggunaan Tik Tok pada tanggal 30 Juni 2023 pagi. Dengan media ini Rm. Bambang kerap berjumpa dalam temu Tik Tok untuk ikut menyemarakkan pembicaraan tentang hidup dengan aura iman. Renungan harian juga ditayangkan dalam Tik Tok. Karena dalam sehari ratusan pembuka muncul, Rm. Bambang merasakan tambahan keceriaan batin. Bagi Rm. Bambang jumlah pengikut lebih dari 1500 orang tentu juga menghadirkan dorongan semangat menjalani imamat dalam kelansiaan yang sudah tak dapat sendiri pergi ke mana-mana. Permintaan no WA juga muncul sehingga relasi juga bertambah. Ternyata dari teman Tik Tok juga mulai ada yang menaruh kepedulian. Bahkan Pak Hadiyanto, salah satu teman Tik Tok dari Jakarta, mengirim bingkisan 2 kali lewat paket. 

Santo Paus Viktor I

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 04 Agustus 2016 Diperbaharui: 12 Desember 2020 Hits: 7842

  • Perayaan
    28 Juli
  •  
  • Lahir
    Hidup pada abad ke-2
  •  
  • Kota asal
    Kemungkinan dari Tripolitania (Tripoli) Libya
  •  
  • Wafat
  •  
  • Tewas sebagai Martir sekitar tahun 198 atau 199
  •  
  • Venerasi
    -
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Paus Viktor I adalah Paus kita yang ke-14 dan merupakan Paus pertama yang berasal dari Afrika. Tidak banyak informasi tentang kehidupan Paus yang kudus ini sebelum ia menduduki takhta santo Petrus ditahun 189. Ia diketahui berasal dari Provinsi Romawi di Afrika Utara, kemungkinan di Tripolitania (sekarang Tripoli – Libya).  

Dalam masa kepausannya yang berlangsung selama sepuluh tahun, Paus Viktor I berjuang untuk menyeragamkan perayaan Paskah di Asia dan Afrika dengan tata ibadat Paskah Ritus Romawi yang menggunakan bahasa Latin. Ia juga menetapkan bahwa Sakramen Babtis dapat diberikan dengan air biasa apabila tidak terdapat air baptis.

Paus Viktor I juga harus berjuang mempertahankan iman Kristiani akibat merebaknya ajaran bidaah Gnotisisme dan Monarkianisme. Ia menjatuhkan hukuman ekskomunikasi terhadap Theodotus dari Bizantium (Theodotus the Leather seller) karena mengajarkan kepada para pengikutnya bahwa Yesus hanyalah seorang manusia biasa yang memiliki kekuatan supranatural akibat pembabtisan.

Catatan Santo Hieronimus menyatakan bahwa Paus Viktor I adalah orang pertama yang menulis tentang Teologi Kristen dalam bahasa Latin. Sayangnya, hanya tulisan beliau tentang pengaturan paskah  yang masih bisa diketemukan.

Santo Paus Viktor I  wafat sebagai martir pada tahun 199 di masa pemerintahan Kaisar Septimus Severus.

Lamunan Pekan Biasa XVI

Jumat, 28 Juli 2023

Matius 13:18-23

18 Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. 19 Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. 20 Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. 21 Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad. 22 Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. 23 Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang bisa dianggap baik karena mau memberi bantuan. Bagi yang membutuhkan dia memenuhinya.
  • Tampaknya, orang bisa dianggap baik karena kesantunannua. Tutur kata dan perilakunya berpegang pada etika pergaulan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun mau memberi bantuan bisa terasa baik, kebaikan sejati seseorang ditentukan oleh kebiasaannya mengolah batin sehingga dalam berhadapan dengan ajakan kebaikan tidak acuh, tidak terlalu keras mempertahankan pendapat, dan tak takut berhadapan dengan risiko. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan sadar bahwa untuk sungguh menjadi baik orang harus memiliki kebiasaan memasukkan segala peristiwa ke dalam hati dan merenungkannya.

Ah, asal biasa menggratis ya jelas orang baik.

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...