Pada waktu makan siang sudah dibuka dengan doa, Minggu 28 Januari 2024 jam 11.30, Rm. Bambang diminta undur oleh Mbak Pariyah, salah satu karyawan. Mbak Pariyah memberikan HP-nya yang sudah dikontakkan dengan Rm. Hartanta, direktur Domus Pacis Santo Petrus. Sesudah sambung bicara, Rm. Bambang kembali ke meja makan dan kemudian memberikan pengumuman penting kepada para rama sepuh yang makan siang bareng. Beberapa saat kemudian Rm. Bambang meminta karyawan untuk mengunci kamar yang baru saja menjadi isi pengumuman. Sesudah mengunci kamar rama tersebut, si karyawan langsung menyerahkan kunci kepada Rm. Bambang. Ini adalah keharusan prosedural kalau ada rama (paling tidak praja Keuskupan Agung Semarang) wafat. Pada saat ada berita rama tertentu wafat, kamar beliau harus langsung dikunci. Kamar akan dibuka pada hari sesuai kesepakatan keluarga, keuskupan, dan pimpinan rumah.Di dalam pembicaraan lewat telepon pada waktu itu Rm. Bambang mendapat berita bahwa Rm. Jayasewaya, salah satu rama Domus, menghadap Tuhan di RS Panti Rapih pada jam 11.18. Ternyata berita ini membuat kejutan bagi Bu Rini, salah satu relawan Domus yang saat itu ada di Domus. Bu Rini adalah anggota PUPIP (Paguyuban Umat Pamitran Imam Praja) DIY. Pada Senin 29 Januari 2024 PUPIP akan mengadakan pertemuan anggota dengan Misa di Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan. Bu Rini mengurus pengadaan konsumsi untuk 250 orang. Itu meliputi snak, bakso, dan santap siang dengan catering. Rm. Bambang melihat Bu Rini berteleponan bergantian dengan beberapa pengurus PUPIP. Rm. Bambang meminta untuk terus melanjutkan pesanan snak dan bakso. Dia melakukan kontak dengan Rm. Fajar, Minister Seminari. Muaranya, Bu Rini dan Rm. Bambang mengambil putusan: 1) memanfaatkan sebagian snak untuk tuguran Minggu malam; 2) menyajikan bakso, snak lain, dan es untuk tambahan konsumsi pesanan Seminari bagi pelayat seusai penguburan.Bahwa rencana PUPIP pada 29 Januari 2024 di Seminari batal terjadi karena setiap ada rama praja Keuskupan Agung Semarang wafat, Seminari Tinggi pasti menjadi tempat Misa RIP dan pelayatan. Dengan demikian layaklah kalau jenasah almarhum Rm. Ignatius Jayasewaya sudah disemayamkan di Kapel Seminari. Bagaimanapun juga para rama Domus merasa kehilangan salah satu saudara. Bahkan Rm. Suntara setiap kali bilang "Wah aku stres. Biyen dhek neng Puren Rm. Jaya pendhak dina mberkahi aku" (Aku sungguh susah. Dulu ketika masih di Puren setiap hari Rm. Jaya memberkati aku). Rm. Jaya memang pernah ikut menjadi penghuni Domus Pacis Puren, dulu rumah sepuh rama praja, dan kemudian ikut bersama-sama pindah ke Domus Pacis Santo Petrus Kentungan. Di Domus Kentungan Rm. Jaya, yang sudah menederita amat pikun, mengalami kondisi tubuh yang sungguh membutuhkan pendampingan khusus. Pada hari Selasa sore 23 Januari 2024 beliau mengalami drop kesehatan dan opname di RS Panti Rapih. Ternyata 5 hari kemudian Rm. Jaya menghadap Tuhan. Pada Minggu sore 28 Januari 2024 jam 17.00 para rama sepuh Domus dipimpin oleh Rm. Hartanta melakukan ibadat singkat di Kapel Seminari di depan peti jenasah almarhum. Rm. Hartanta juga mengumumkan bahwa pada Senin 29 Januari 2024 ada Misa Requiem dan para rama sepuh mendapatkan tempat khusus. Berita wafat Rm. Jaya diumumkan khusus oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Uskup Agung Semarang, sebagai berikut :
BERITA DUKA
Telah dipanggil Tuhan Rm. Ignatius Jaya Sewaya Pr, pada hari Minggu 28 Januari 2024, pukul 11.18, di RS Panti Rapih.
Misa Requiem: Senin 29 Januari pukul 10.00; dilanjutkan pemakaman di makam Romo Unio Kentungan.
Kita doakan semoga Rm. Jaya Sewaya bahagia di surga.
Terimakasih dan berkah Dalem.
No comments:
Post a Comment