Wednesday, January 31, 2024

Penyumbang Konsumsi Domus Januari 2024

Komunitas Para Rama Sepuh Domus Pacis memang berusaha mengembangkan hubungan dengan umat Katolik. Memang, sejak masih di Puren Pringwulung tahun 2013, Domus sudah mengalami kepedulian dari para relawan. Tetapi lebih dari itu hubungan dengan kelompok-kelompok umat sungguh selalu diupayakan. Di dalam pengembangan sampai kini ada gerakan beberapa tokoh umat yang menghadirkan penyediaan snak untuk para penghuni Domus. Selain itu ada juga yang menyumbang uang untuk menambah pembeayaan hajatan yang di buat oleh Domus. Hingga kini yang menjadi hajatan Domus adalah ulang tahun imamat masing-masing rama, ulang tahun hari pemberkatan rumah, pembaharuan janji imamat, dan peringatan arwah mantan rama penghuni Domus Pacis Santo Petrus. Dalam hajatan Domus selalu mengundang kehadiran umat untuk ikut Misa dan sesudahnya makan bersama. Semua ini menjadi latarbelakang mengapa Rm. Bambang dibantu oleh Bu Rini mengupayakan penjualan kain batik. Keuntungan penjualan ditambah sumbangan dari umat, biasa lewat transfer bank, bisa mencukupi untuk menghadirkan catering di Domus Pacis.

Sumbangan berkaitan dengan konsumsi dari bulan ke bulan selalu ada. Rm. Bambang, selama di Domus Pacis Santo Petrus, memiliki catatan sejak September 2021. Adapun, para pemeduli konsumsi untuk bulan Januari 2024 adalah sebagai berikut :
  • Penyumbang snak : Ibu Rini, Ibu Titik Waluyanti, Bu Anita dari Godean, Ibu Anna Jatmiko, Mbak Kanthi, Ibu Septi, Ibu Tita, Ibu Yudi, Ibu Endang Prayitno, Ibu Emma, Ibu Joni, Ibu Ira Daga, Ibu Jantara, Ibu Debby, Bu Harni, Ibi Lucinda, Kelompok Chatarina, Ibu Tini, Ibu Andreas, Ibu Joko Sumadyono, Ibu Titus, Ibu Darsono.
  • Penyumbang uang : Ibu Ambar, Ibu Ratmi, Ibu Mardanu, Ibu Nadya, Kelompok Patuk (5 org), Ibu Caecil Kus Sekar, Bapak Blasius Chasto, Apotek Kudu Sehat, Ibu Umi, Bapak Agustinus Sudiyono, Ibu Happy Rianawati, Ibu Lucy, Ibu Sri Purwaningsih, Ibu Agnes Kadyartini, Keluarga Almarhum Hartoko, Ibu Nanik Surya, Ibu Zitta, Ibu Agnes Kadyartini, Ibu Atik Nugroho, Wara Semedi Pugeran, Ibu Rini Wahyudi, Ibu Retno Wiraksi.

Santa Brigita, Biarawati

 diambil dari https://namasanto.thekatolik.com/2022/01

Brigita lahir di Umeras, Kildare, Irlandia pada tahun 453. Ayahnya, Dubthach adalah seorang pangeran yang masih kafir. Sedangkan ibunya, Borcessa adalah seorang budak belian yang sudah menganut agama Kristen. Brigita dibesarkan dan dididik menjadi seorang Kristen.

Setelah dewasa, ia bercita-cita menjadi seorang biarawati. Namun keinginannya ini mendapat banyak rintangan. Pertama-tama karena pada waktu itu belum ada biara khusus untuk wanita. Lagi pula wanita budak belian dan anak-anaknya tidak mempunyai hak apapun bahkan seringkali mereka tidak diperkenankan mengikuti ibadat.

Meskipun demikian, keinginannya tidak terpatahkan oleh rintangan- rintangan tersebut. Ia berusaha mendirikan sebuah biara khusus untuk para wanita di Kildare. Ia berhasil membujuk ayahnya untuk memberikannya status sebagai wanita bebas (bukan budak lagi). Ternyata ia menjadi seorang biarawati yang luar biasa.

Ia bersemangat tinggi dan rajin dalam karyanya, kuat ingatannya, ramah dan terampil. Ia dapat bergaul dengan siapa saja dan siap menolong orang-orang yang datang kepadanya., bahkan menerima mereka dalam biaranya. Ia memusatkan perhatiannya pada para penderita kusta dan budak belian.

Kecuali itu, ia juga memulai usahanya di bidang pendidikan. Conleth, seorang imam, dipercayakan memimpin sekolah Kildare. Sekolah ini semenjak awal terkenal sebagai sekolah ketrampilan. Di kemudian hari, setelah Brigita wafat pada tahun 523, sekolah itu dibagi menjadi dua, satu untuk pria dan yang lain untuk wanita. Hal ini menampakkan suatu keistimewaan pada saat itu.

Penghormatan kepada santa Brigita masih berlangsung hingga kini. Di Irlandia, Brigita dikenal sebagai salah satu orang kudus terkenal selain Santo Patrik dan Columba. Ia dihormati sebagai pelindung negara Irlandia dan tokoh teladan bagi para petani, artis dan pelajar.

Lamunan Pekan Biasa IV

Kamis, 1 Februari 2023

Markus 6:7-13

7 Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, 8 dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan, 9 boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. 10 Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. 11 Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka." 12 Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, 13 dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, pada umumnya orang Katolik tahu bahwa penutup Misa dulu memiliki rumus baku yang dalam Bahasa Latin berbunyi “Ite missa est”. Itu berarti “Marilah kita pergi, kita diutus”.
  • Tampaknya, orang Kristiani sadar bahwa amanat terakhir Tuhan Yesus memerintahkan para murid untuk mewartakan Injil. Menjadi pewarta Injil adalah salah satu identitas murid-murid Yesus.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun omong atau berbicara tentang agama memang biasa berkaitan dengan Injil, pewartaan Injil sejati adalah penghadiran suasana baik tak hanya lewat omongan tetapi juga lewat tindakan-tindakan demi kebaikan siapapun. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang menghayati amanat menjadi pewarta iman dengan ikut berjuang menghadirkan situasi dan kondisi baik di manapun berada dan bagi kebaikan siapapun dalam keadaan apapun.

Ah, pewarta iman harus punya pengetahuan agama memadahi.

Tuesday, January 30, 2024

Penyebab Sesak Napas pada Lansia, Kenali Cara Mengatasinya

 diambil dari https://www.merdeka.com/jabar

MERDEKA.COM


Merdeka.com - Penyebab sesak napas pada lansia perlu diketahui sebagai langkah penanganan dini dan antisipasi. Kesehatan merupakan hal yang sangat diinginkan setiap manusia, karena dengan sehat, maka setiap orang dapat melakukan aktivitas dengan lancar tanpa gangguan. Saat usia muda saja kita tak boleh mengabaikan kesehatan tubuh, apalagi di usia senja atau kita sering menyebutnya sebagai lansia atau lanjut usia.

Pada dasarnya setiap orang akan mengalami masa lansia. Banyak orang yang dapat menikmati masa tua, namun tak sedikit pula yang mengalami sakit dan sampai meninggal tanpa dapat menikmati masa tua dengan bahagia.

Selain permasalahan tekanan darah tinggi, kolesterol, asam urat masih banyak sekali permasalahan kesehatan yang sering dikeluhkan lansia. Salah satunya adalah permasalahan sesak napas pada lansia yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Untuk mencegah hal tersebut penting bagi kita untuk menjaga kesehatan secara maksimal baik melalui konsumsi makanan yang sehat, rutin berolahraga dan istirahat yang cukup. Selain itu, memahami penyebab sesak pada lansia dan penanganan yang tepat.

Berikut ini informasi mengenai penyebab sesak napas pada lansia, lengkap dengan cara mengatasinya telah dirangkum merdeka.com melalui media.neliti.com dan berbagai sumber lainnya pada Selasa, (12/07/2022).

Penyebab Sesak Napas pada Lansia

Anggapan masyarakat mengenai semakin bertambah tuanya usia maka kesehatan akan semakin menurun dan tubuh juga semakin lelah memang benar adanya. Meski ada juga lansia yang tetap memiliki tubuh sehat dan energik di masa tua, namun jumlahnya tak sebanyak mereka yang tubuhnya mulai lemah.

Salah satu masalah yang kerap dihadapi lansia mengenai kesehatan tubuhnya adalah terganggunya fungsi anggota tubuh seperti masalah sesak napas misalnya. Tak hanya karena faktor usia, nyatanya penyebab sesak napas pada lansia juga bisa disebabkan oleh hal lainnya yang penting untuk diketahui.

Adapun salah satu penyebab lansia kerap mengalami sesak napas adalah berbagai kondisi gangguan tidur yang dialami lansia seperti insomnia, dyssomnia, dan gangguan tidur lainnya yang terkait dengan pernapasan. Tidur yang tidak adkuat dan kualitas tidur yang buruk dapat meningkatkan gangguan keseimbangan fisiologi dan psikologi.

Dampak fisiologi meliputi penurunan aktivitas sehari-hari, rasa capai, lemah, koordinasi neuromuskular buruk, proses penyembuhan lambat, daya tahan tubuh menurun, dan ketidakstabilan tanda vital, sedangkan dampak psikologi meliputi depresi, cemas, tidak konsentras.

Selain karena mengalami gangguan tidur, penyebab sesak napas pada lansia juga karena penyakit asam lambung. Asam lambung yang diderita oleh lansia bukan saja membuat perut terasa penuh tapi juga memicu keluhan sesak napas.

Kondisi kesehatan lainnya yang dapat memicu sesak napas pada lansia adalah penyakit paru dan gangguan jantung. Maka dari itu, jika mengalami sesak napas berkepanjangan segeralah untuk memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter agar mendapatkan jawaban yang akurat dan penanganan yang lebih tepat.

Cara Mengatasi Sesak Napas

Setelah mengetahui penyebab sesak napas pada lansia, berikutnya kamu juga perlu tahu mengenai hal-hal apa saja yang bisa kamu lakukan untuk mengatasinya. Berikut ini merupakan cara mengatasi sesak napas yaitu:

1. Bersandar pada Dinding. Cara mengatasi sesak napas pada lansia yang pertama adalah dengan mengajaknya untuk bersandar pada dinding. Hal ini dilakukan bila saat sesak napas tak ada tempat duduk terdekat. Sehingga permukaan dinding yang kuat bisa jadi tempat bersandar yang baik saat sesak napas tiba-tiba saja melanda.

Dengan menyandarkan punggung pada dinding dipercaya dapat membuat tubuh lansia jadi jauh lebih rileks dan saluran udara juga jadi lebih baik sehingga lansia dapat bernapas dengan baik secara berlahan-lahan.

Selain itu berdiri juga dapat membantu merilekskan tubuh dan saluran udara saat sesak napas. Berdiri dengan menyandar dinding bisa membantu melancarkan pernapasan.

Berdirilah di dekat dinding dan letakkan pinggul di dinding. Posisikan kaki selebar bahu dan letakkan kedua tangan di paha. Dengan bahu yang rileks, condongkan tubuh sedikit ke depan dan gantungkan lengan di depan.

2. Berbaring dengan Posisi yang Nyaman. Selain bersandar pada dinding, cara mengatasi sesak napas pada lansia juga bisa berbaring dengan posisi yang nyaman. Cobalah berbaring miring dengan bantal di kaki dan kepala.

Pastikan kaki dan kepala terangkat oleh bantal, jaga agar punggung tetap lurus. Atau berbaring telentang dengan kepala ditinggikan dan lutut ditekuk, dengan bantal di bawah lutut.

Kedua posisi tersebut membantu saluran udara rileks, membuat bernapas menjadi lebih mudah. Banyak orang mengalami sesak napas saat tidur. Ini dapat menyebabkan seseorang sering terbangun yang dapat mengurangi kualitas dan durasi tidur.

3. Lakukan Pernapasan Diafragma. Cara lain yang bisa dilakukan saat mendapati lansia mengalami sesak napas adalah dengan mengajarinya untuk melakukan pernapasan diafragma. Pernapasan diafragma adalah jenis latihan pernapasan yang membantu memperkuat diafragma. Latihan pernapasan ini juga kadang-kadang disebut pernapasan perut. Berikut caranya:

Duduklah di kursi dengan lutut tertekuk dan bahu, kepala, dan leher rileks. Bisa juga dilakukan sambil berbaring. Letakkan satu tangan datar di dada bagian atas dan tangan lainnya di perut. Tarik napas perlahan melalui hidung. Dalam pernapasan diafragma, tangan di perut harus bergerak, sedangkan tangan di dada harus tetap diam. Embuskan keluar melalui mulut dengan bibir mengerucut. Teruslah menghembuskan napas lebih lama dari biasanya sebelum perlahan menghirup lagi. Ulangi selama sekitar lima menit.

(mdk/nof)

Santo Yohanes Bosko, Imam

diambil dari https://namasanto.thekatolik.com/2022/01

Yohanes Melkior Bosko lahir pada tanggal 16 Agustus 1815 di Becchi, sebuah desa dekat dengan kota Torino, Italia. Ketika menanjak remaja, anak petani yang sederhana ini tidak diperkenankan masuk sekolah oleh orang tuanya karena diharuskan bekerja di ladang. Dalam situasi ini ia diajar oleh seorang imam yang baik hati. 

Jerih payah imam tua itu menyadarkan orang tua Bosko akan pentingnya nilai pendidikan. Oleh karena itu sepeninggal imam tua itu, ibunya menyekolahkannya ke Castelnuovo. Pendidikan di Castelnuovo ini diselesaikannya dalam waktu satu setengah tahun. Kemudian ia mengikuti pendidikan imam di seminari Chieri dan ditabhiskan menjadi imam pada tahun 1841. 

Karyanya sebagai imam diabdikan seluruhnya pada pendidikan kaum muda. Ia membuka sebuah perkumpulan untuk menampung anak anak muda yang terlantar, buta huruf dan miskin. Cita citanya ialah mendidik para kawula muda itu menjadi manusia manusia yang berguna dan mandiri. Ia berhasil mengumpulkan 1000 orang pemuda dari keluarga keluarga miskin. 

Dengan penuh kesabaran, pengertian dan kasih sayang, ia mendidik mereka hingga mereka menjadi manusia yang baik dan bertanggung jawab. Salah seorang muridnya yang terkenal adalah Dominikus Savio, yang kemudian hari menjadi orang kudus.

Keberhasilannya ini terus membakar semangat untuk memperluas karyanya. Untuk itu ia mendirikan sebuah rumah yatim piatu dan asrama. Dengan demikian para pemuda itu dapat tinggal bersama dalam satu rumah untuk belajar dan melatih diri dalam ketrampilan ketrampilan yang berguna untuk hidupnya. Untuk pendidikan ketrampilan, Bosko merubah dapur di rumah ibunya menjadi sebuah bengkel sepatu dan bengkel kayu. 

Bengkel inilah merupakan Sekolah Teknik Katolik yang pertama. Sekolah ini tidak hanya menghindarkan pemuda pemuda dari kenakalan remaja, tetapi juga menciptakan pemimpin pemimpin di bidang industri dan teknik. Lebih dari itu, cara hidup Bosko sendiri berhasil membentuk kepribadian pemuda pemuda itu menjadi orang orang Kristen yang taat beragama bahkan saleh. 

Pada tahun 1859 atas restu Paus Pius IX (1846 - 1878), Bosko mendirikan sebuah tarekat religius untuk para imam dan bruder, yang dinamakan Kongregasi Salesian. Kemudian pada tahun 1872, bersama Santa Maria Mazzarello, Bosko mendirikan Serikat Puteri puteri Maria yang mengabdikan diri dalam bidang pendidikan kaum puteri. 

Bosko mendirikan banyak perkumpulan di sekolah. Ia dikenal sebagai perintis penerbitan Katolik dan rajin menulis buku buku dan pamflet. Ia pun mendirikan banyak gereja dan membantu meredakan pertentangan antara tahta Suci dengan para penguasa Eropa. Dalam karyanya yang besar ini, Bosko selalu menampilkan diri sebagai seorang imam yang saleh, penuh disiplin dan rajin berdoa. Ia menjadi seorang Bapa Pengakuan yang terpercaya di kalangan kaum remaja. 

Pada saat saat terakhir hidupnya, ia menyampaikan pesan indah ini: Katakanlah kepada anak anakku, Aku menanti mereka di surga. Ia meninggal dunia pada tahun 1888 dalam usia 72 tahun. Pada tanggal 2 Juni 1929, Yohanes Melkior Bosko dinyatakan sebagai Beato dan pada tanggal 1 April 1934 ia digelari Santo oleh teman dekatnya Paus Pius XI (1922 - 1939).

Sumber gambar google.com

Lamunan Peringatan Wajib

Santo Yohanes Bosko, Imam

Rabu, 31 Januari 2024

Markus 6:1-6

1 Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. 2 Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? 3 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. 4 Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." 5 Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. 6 Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, yang namanya pejuang kebaikan dan kebenaran akan mudah menjadi terkenal di kalangan massa rakyat. Dia banyak dikagumi dan menjadi perbincangan banyak orang.
  • Tampaknya, yang populer karena memperjuangkan kebaikan dan kebenaran bisa diundang ke sana-sini. Dia diminta untuk menjadi pembicara di banyak tempat.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun amat banyak orang mengagumi karena keberaniannya untuk membela dan memperjuangkan kebaikan dan kebenaran, kalau di manapun selalu bersuara kritis, justru di lingkungan sendiri orang akan mendapatkan penentangan dan penolakan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang yang amat menjunjung kebaikan dan kebenaran sadar dan siaga berhadapan dengan pembenci yang justru datang dari keluarga dan orang dekat.

Ah, asal masyhur di mana-mana keluarga dan orang dekat pasti akan ikut bangga.

Monday, January 29, 2024

Kelompok Remaja Paroki Cawas

Pada Senin pagi 29 Januari 2024 ada banyak orang di Seminari Tinggi Kentungan. Selain kaum awam, tampak juga banyak rama. Mereka datang untuk ikut Misa Requiem wafat Rm. Ignatius Jayasewaya. Para rama sepuh Domus Pacis Santo Petrus juga diantar ke Seminari dengan berkursi roda. Rm. Bambang adalah salah satu di antaranya. Ketika sampai di teras barat Kapel Paulus, ada seorang rama menghampirinya. Sambil menyalami rama itu berkata "Wingi anak-anak kula sami kepanggih njenengan, ta?" (Kemarin anak-anak saya berjumpa dengan Anda, kan?). Karena yang mengatakan adalah Rm. Jaka Pur dari Paroki Cawas, benak Rm. Bambang langsung terbayang peristiwa kunjungan di Domus pada Minggu 28 Januari 2024.


Pada Minggu itu sekitar jam 09.30 memang datang anak-anak remaja yang tergabung dalam Pendampingan Iman Remaja (PIR) Paroki Cawas. Tentu saja bersama mereka adalah tim pendamping PIR. Para rama yang menyambut adalah Rm. Harto, Mgr. Blasius, Rm. Ria, Rm. Jarot, Rm. Suntara, dan Rm. Bambang. Seorang ibu muda tampaknya menjadi koordinator utama. Beliau menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan PIR Cawas. Kemudian beliau memandu para rama satu per satu menyebut nama dan asalnya. Ibu itu juga menampilkan salah satu lelaki remaja untuk menyampaikan kata-kata setelah melihat para rama. "Sekarang kami akan menghibur para rama" kata ibu itu di teruskan ajakan berdiri kepada semua anak remaja dan pendampingnya. Mereka menyanyikan beberapa lagu. Begitu lagu-lagu selesai, Rm. Bambang menerobos dengan kata-kata "Sekarang ganti saya yang bicara. Saya minta saling omong dengan teman-teman dekat. Sesudah masuk gedung Domus hingga jumpa dengan rama-rama, pikiran dan perasaan apa yang muncul? Rumuskan jadi pertanyaan". Setelah itu terjadilah tanya jawab antara anak remaja dengan para rama. Bahkan kelompok ibu juga mengajukan pertanyaan. Suasana jadi akrab dan muncul pula gelak dan tawa karena jawaban para rama sering terasa lucu-lucu.

Santa Hyacintha Mariscotti

 diambil dari https://pontianak.tribunnews.com/2022/01/29/orang-kudus-katolik-30-januari

Santa Hyacintha lahir pada tahun 1585 dalam keluarga bangsawan Italia yang berkuasa dan kaya-raya. Ayahnya adalah Pangeran Marc Antonio di Mariscotti, sedangkan ibunya berasal dari keluarga bangsawan Orsini dari Roma bernama Ottavia Orsini. Ia dibabtis dengan nama Clarice.


Setelah adik perempuannya menikah, Clarice yang kecewa berat ini, masuk biara suster Fransiskan di Viterbo. Tetapi rupanya hanya sebagai suster sekular. Ia tetap membiarkan diri dilengkapi dengan segala macam makanan dan pakaian yang membuat dia mampu menikmati hidup yang sangat enak dan nyaman. Kamar-kamarnya dilengkapi dengan perlengkapan-perlengkapan mebel yang mewah. Semangat matiraga dan penyangkalan diri yang seharusnya dihayati oleh seorang biarawati, tak pernah terlintas dalam pikirannya.


Kemudian, terjadilah, bahwa dia diterpa oleh suatu penyakit yang aneh, dan bapa pengakuannya harus pergi ke kamarnya untuk memberikan pelayanan sakramen tobat kepadanya. Ketika dia melihat barang-barang duniawi dan kemewahan yang ada di kamar Hyacinta, dengan keras dan tajam ditegurnya suster yang sakit itu.


Karena nasehat bapa pengakuannya itu, dia kemudian pergi ke kamar makan umum yang biasa, dan di sana dengan berkalungkan seutas tali pada lehernya, dia memohon pengampunan dari seluruh suster dalam biara karena telah menjadikan dirinya sebagai batu sandungan bagi mereka.


Namun, baru setelah dia berseru mohon pertolongan St. Katarina dari Siena, dia mampu melucuti dirinya dari semua kemewahan itu lalu dengan tegas dan tuntas dia masuk ke dalam kehidupan membiara yang penuh kebajikan.


Suster Hyacinta mulai menghayati semangat pertobatan dan menjalani laku silih yang berat sampai pada akhir hidupnya.


Dia berjalan dengan kaki telanjang, mengenakan jubah tua yang telah dibuang oleh seorang suster yang lain, dan menjalankan tugas-tugas yang paling rendah dan paling memerlukan jerih payah. Dia hanya makan makanan seadanya, yang dicampur dengan rerumputan pahit. Tempat tidurnya terdiri atas beberapa potongan papan kayu, dengan hanya terhampar selembar selimut di atasnya. Sebagai bantal dipergunakannya sebongkah batu.


Dia menekuni devosi khusus kepada penderitaan-penderitaan Kristus; dan demi mengingat kembali penderitaan-penderitaan itu, pada hari Jumat dan Pekan Suci dia menjalankan matiraga yang berat.


Dipersembahkannya juga kasih keanakan kepada Bunda Maria Penuh Kasih, yang sesekali menampakkan diri dan memberikan penghiburan kepadanya.

Diperkaya dengan semua kebajikan dan terhiasi dengan hormat besar dari sesama suster-susternya, dia meninggal dunia pada usia 55 tahun pada 1640. 
Banyak mujizat dilaporkan terjadi di makamnya.


Setelah diselidiki dengan seksama oleh otoritas gereja, mujizat-mujizat tersebut dinyatakan benar dan karena itu suster Hyacinta lalu dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XIII pada tanggal 1 September 1726. Hampir se-abad kemudian ia dikanonisasi oleh Paus Pius VII pada tanggal 24 Mei 1807.


Sumber: katakombe.org

Lamunan Pekan Biasa IV

Selasa, 30 Januari 2024

Markus 5:21-43

21 Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, 22 datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya 23 dan memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup." 24 Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. 25 Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. 26 Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. 27 Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. 28 Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." 29 Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. 30 Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?" 31 Murid-murid-Nya menjawab: "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?" 32 Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. 33 Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. 34 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!" 35 Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?" 36 Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!" 37 Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. 38 Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. 39 Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!" 40 Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. 41 Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" 42 Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. 43 Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorangpun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, yang namanya beriman kerap amat dikaitkan dengan agama. Orang disebut beriman atau percaya kepada Tuhan karena memeluk agama.
  • Tampaknya, yang namanya percaya kepada Tuhan artinya menjalani perintah-printahnya. Perintah Tuhan terumus dalam perintah-perintah agama.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun dalam agama ada rumusan-rumusan yang disebut perintah Tuhan, ketika berhadapan dengan berbagai masalah hidup perintah utamanya adalah berjuang untuk berani menghadapinya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan memiliki daya batin tidak takut menjalani hidup sekalipun menanggung masalah.

Ah, yang namanya masalah adalah momok yang menakutkan.

Sunday, January 28, 2024

Beato Joseph Freinademetz

diambil dari https://www.facebook.com/gerejakatolik/posts/santo-santa-29-januari

Freinademetz lahir pada tanggal 15 April 1852 di Abtei, Tyrol Selatan, sebuah daerah di lembah pegunungan Alpen.
Semenjak kecil, ia bercita cita menjadi imam.
Kedua orangtuanya merestui cita-citanya yang luhur itu.
Maka ia masuk seminari untuk mengikuti pendidikan imamat.
Ia berhasil meraih cita-cita tatkala ia di tahbiskan imam di Brixen pada tanggal 25 Juli 1875.
Karier imamatnya dimulai dengan menjadi Pastor di paroki Santo Martinus hingga tahun 1878.
Pada waktu itu Beato Arnold Janssen mendirikan sebuah serikat religius baru, yang dinamakannya Societas Verbi Divini, Serikat Sabda Allah.
Serikat yang berkedudukan di Steyl, Belanda ini mengabdikan diri pada pendidikan imam-imam misionaris.
Freinademetz yang memiliki semangat misioner bergabung bersama Arnold Janssen untuk mengembangkan serikat ini.
Dia sendiri bercita-cita menjadi seorang misionaris di Tiongkok. Untuk itu ia mempelajari bahasa Tiong Hoa dan adat istiadat Cina.
Cita-citanya ini terwujud ketika ia diutus sebagai misionaris negeri Tiongkok bersama rekannya Pater Anzer.
Pada tanggal 20 April 1879 mereka tiba di Hongkong.
Uskup Raymondi yang memimpin Gereja di Hongkong menerima mereka.
Tak lama kemudian Freinademetz ditempatkan di Propinsi Shantung. Di sana ia bekerja bersama bruder Antonio, seorang biarawan Fransiskan.
Kemahirannya dalam berbahasa Tionghoa sungguh membantunya dalam pergaulan dengan umat setempat.
Ia dengan cepat dapat menyesuaikan diri dengan kebiasaan kebiasaan umat di Shantung.
Kepribadiannya yang menarik, sifatnya yang rendah hati, rajin, sederhana dan berkemauan keras membuat dia sangat dicintai oleh umatnya baik yang dewasa maupun anak-anak.
Semuanya itu sungguh memudahkan dia dalam karya pewartaannya.
Ia dengan tekun mengunjungi desa-desa untuk mewartakan Injil dan melayani Sakramen, ditemani oleh seorang katekis.
Kepadanya selalu diberitahukan agar berhati-hati terhadap segala bahaya.
Tetapi ia tidak gentar sedikitpun terhadap bahaya apa saja, karena ia yakin bahwa Tuhan senantiasa menyertainya.
Ketika dengan gigih membela umatnya dari rongrongan kaum revolusioner, ia ditangkap dan disiksa secara kejam.
Tetapi semua penderitaan yang dialaminya tidak mengendurkan semangatnya untuk terus meneguhkan iman umatnya dan terus mewartakan Injil.
Dalam keadaan sengsara hebat itu, ia bahkan terus berkhotbah untuk menyadarkan para penyiksanya akan kejahatan mereka.
Akhirnya dia dilepaskan kembali dan dibiarkan menjalankan tugasnya seperti biasa.
Setelah peristiwa itu, ia dipindahkan ke Shashien, sebuah paroki yang subur dan ramah penduduknya.
Di Shashien ia berhasil mempertobatkan banyak orang dengan khotbah dan pengajarannya.
Karena kepribadiannya dan keberhasilannya, ia diminta untuk menjadi Uskup.
Tetapi hal ini ditolaknya.
Akhirnya ia meninggal dunia pada tanggal 28 Januari 1908 karena penyakit Typus.
***mch
sumber : web ekaristi

RIP Rm. Ignatius Jayasewaya


Pada waktu makan siang sudah dibuka dengan doa, Minggu 28 Januari 2024 jam 11.30, Rm. Bambang diminta undur oleh Mbak Pariyah, salah satu karyawan. Mbak Pariyah memberikan HP-nya yang sudah dikontakkan dengan Rm. Hartanta, direktur Domus Pacis Santo Petrus. Sesudah sambung bicara, Rm. Bambang kembali ke meja makan dan kemudian memberikan pengumuman penting kepada para rama sepuh yang makan siang bareng. Beberapa saat kemudian Rm. Bambang meminta karyawan untuk mengunci kamar yang baru saja menjadi isi pengumuman. Sesudah mengunci kamar rama tersebut, si karyawan langsung menyerahkan kunci kepada Rm. Bambang. Ini adalah keharusan prosedural kalau ada rama (paling tidak praja Keuskupan Agung Semarang) wafat. Pada saat ada berita rama tertentu wafat, kamar beliau harus langsung dikunci. Kamar akan dibuka pada hari sesuai kesepakatan keluarga, keuskupan, dan pimpinan rumah.

Di dalam pembicaraan lewat telepon pada waktu itu Rm. Bambang mendapat berita bahwa Rm. Jayasewaya, salah satu rama Domus, menghadap Tuhan di RS Panti Rapih pada jam 11.18. Ternyata berita ini membuat kejutan bagi Bu Rini, salah satu relawan Domus yang saat itu ada di Domus. Bu Rini adalah anggota PUPIP (Paguyuban Umat Pamitran Imam Praja) DIY. Pada Senin 29 Januari 2024 PUPIP akan mengadakan pertemuan anggota dengan Misa di Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan. Bu Rini mengurus pengadaan konsumsi untuk 250 orang. Itu meliputi snak, bakso, dan santap siang dengan catering. Rm. Bambang melihat Bu Rini berteleponan bergantian dengan beberapa pengurus PUPIP. Rm. Bambang meminta untuk terus melanjutkan pesanan snak dan bakso. Dia melakukan kontak dengan Rm. Fajar, Minister Seminari. Muaranya, Bu Rini dan Rm. Bambang mengambil putusan: 1) memanfaatkan sebagian snak untuk tuguran Minggu malam; 2) menyajikan bakso, snak lain, dan es untuk tambahan konsumsi pesanan Seminari bagi pelayat seusai penguburan.

Bahwa rencana PUPIP pada 29 Januari 2024 di Seminari batal terjadi karena setiap ada rama praja Keuskupan Agung Semarang wafat, Seminari Tinggi pasti menjadi tempat Misa RIP dan pelayatan. Dengan demikian layaklah kalau jenasah almarhum Rm. Ignatius Jayasewaya sudah disemayamkan di Kapel Seminari. Bagaimanapun juga para rama Domus merasa kehilangan salah satu saudara. Bahkan Rm. Suntara setiap kali bilang "Wah aku stres. Biyen dhek neng Puren Rm. Jaya pendhak dina mberkahi aku" (Aku sungguh susah. Dulu ketika masih di Puren setiap hari Rm. Jaya memberkati aku). Rm. Jaya memang pernah ikut menjadi penghuni Domus Pacis Puren, dulu rumah sepuh rama praja, dan kemudian ikut bersama-sama pindah ke Domus Pacis Santo Petrus Kentungan. Di Domus Kentungan Rm. Jaya, yang sudah menederita amat pikun, mengalami kondisi tubuh yang sungguh membutuhkan pendampingan khusus. Pada hari Selasa sore 23 Januari 2024 beliau mengalami drop kesehatan dan opname di RS Panti Rapih. Ternyata 5 hari kemudian Rm. Jaya menghadap Tuhan. Pada Minggu sore 28 Januari 2024 jam 17.00 para rama sepuh Domus dipimpin oleh Rm. Hartanta melakukan ibadat singkat di Kapel Seminari di depan peti jenasah almarhum. Rm. Hartanta juga mengumumkan bahwa pada Senin 29 Januari 2024 ada Misa Requiem dan para rama sepuh mendapatkan tempat khusus. Berita wafat Rm. Jaya diumumkan khusus oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Uskup Agung Semarang, sebagai berikut :

BERITA DUKA

Telah dipanggil Tuhan Rm. Ignatius Jaya Sewaya Pr, pada hari Minggu 28 Januari 2024, pukul 11.18, di RS Panti Rapih.

Misa Requiem: Senin 29 Januari pukul 10.00; dilanjutkan pemakaman di makam Romo Unio Kentungan.

Kita doakan semoga Rm. Jaya Sewaya bahagia di surga.

Terimakasih dan berkah Dalem.

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...