Yang namanya pembelajaran selalu membuat tidak enak. Kalau berkaitan dengan pengetahuan, harus ada pemutaran otak karena tempaan pikiran. Kalau berkaitan dengan ketrampilan, harus ada latihan yang membuat capek. Kalau berkaitan dengan kebijaksanaan, harus ada kepekaan hati mendengarkan suara kalbu. Bagi orang beriman itu bisa terjadi kalau orang punya semangat kemurudan. Maka layaklah kalau Nabi Yesaya berkata "Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, ..... Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang.Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi." (Yes 50:4-6) Pada Jumat 5 Juli 2024 saya mendapatkan pembelajaran khusus sebagai lansia difabel yang berkursi roda. Saya mengikuti Misa syukur Pesta Perak Rm. Agoeng menjadi imam. Misa sungguh meriah. Santap malam bersama dari amat banyak umat dan tramu juga amat semarang. Pada waktu akan pulang, sopir mendorong kursi roda yang saya duduki. Tak sedit umat Paroki setempat sudak tahu saya. Mereka amat senang dan ada yang mengambil alih mendorong saya. Keluar dari gerbang halaman gereka, sopir mengambil mobil dari yempat parkir. Saya duduk di kursi roda yang dipegang oleh warga paroki tadi. Tiba-tiba kursi roda yang saya duduki meluncur ke bawah dan sayapun terguling. Untung hanya lecet bagian siku. Saya diangkat oleh beberapa bapak untuk kembali duduk di kursi roda. Ternyata tangan pendorong tadi terlepas dari kursi roda, padahal saya berada di jalan ram yang menurun. Peristiwa ini sungguh menjadi pelajaran besar :
- Bagi saya. Saya harus berjuang tidak lupa untuk mengunci kursi roda setiap kali berhenti.
- Bagi teman serumah. Teman-teman rama lansia serumah brada dala kondisi difabilitas melebihi saya dan sudah berkursi roda. Saya usulkan kepada Rm. Hartanta, Di rektur Domus Pacis St. Petrus, untuk sampai hati menolak bukan tenaga Domus kalau harus mendampingi para rama pergi keluar.
No comments:
Post a Comment