Monday, July 22, 2024

Etika Penulisan Digital?

Sesudah makan bersama di Domus Pacis Santo Petrus biasa terjadi Rm. Hartanta, Rm. Jarot, dan Rm. Bambang masih duduk omong-omong. Biasanya mereka bertiga hanya sekedar omong-omong sana-sini dan biasanya tanpa tema serius. Pokoknya sekedar meneruskan kebersamaan. Maklumlah kesempatan makan yang umpama dijadual akan berlangsung selama 30 menit, beberapa sudah selesai di sekitar 5 menitan. Biasanya saat makan akan selesai dengan doa penutup pada menit ke 20. Karena kondisi para rama yang sudah rentan, pada umumnya langsung kembali ke kamar. Kalau masih ada yang harus meneruskan makan, karena biasa membutuhkan cukup lama untuk menyelesaikan santapan, beliau sudah tak dapat bersuara memadahi dan berbicara secara lancar. Pada suatu ketika, dalam omong-omong ketiga rama, Rm. Bambang berkata "Saya baru baca FB. Ada rama melayani Misa di tahanan. Dia memblur wajah-wajah para peserta binaan yang ada dalam foto. Itu seperti korban kecelakaan atau penderita sakit yang masuk dalam gambar ya." Omongan kemudian masuk dalam topik blur pada macam-macam orang dalam foto. "Sebetulnya saya juga banyak melakukan blur tetapi tidak dalam foto" kata Rm. Bambang yang disaut oleh Rm. Hartanta "Dalam apa?" Rm. Bambang berkata "Dalam berita. Karena tak boleh dibuka blak-blakan" yang membuat kedua rama lain tertawa. Maklumlah, Rm. Bambang tidak boleh membuat berita tentang kondisi dan situasi kongkret yang menyangkut kelemahan dengan menunjuk nama-nama tertentu. "Jan-jane yen angsal crita blak-blakan sitiasi kondisi masing-masing, wah bahane akeeeeeh buanget" (Sebetulnya kalau boleh menuliskan dalam berita situasi dan kondisi kongkret masing-masing rama, kita punya banyaaaak sekali kisah). "Ha ha ha ....." mereka bertiga tertawa.

No comments:

Post a Comment

Rm. Vikjen Menginap Domus

Pagi itu, ketika waktu makan Sabtu 14 September 2024, suasana makan sungguh terisi banyak tawa. "Alatnya benar atau salah?" tanya ...