Kelakar Domus Pacis 2

Para rama sepuh Domus Pacis memang sudah mengalami kemerorotan daya raga masing-masing. Ada yang mudah batuk-batuk. Ada yang mudah ngantuk. Rm. Bambang amat dipahami oleh teman-temannya sesama rama sepuh karena mudah ngantuk bahkan tertidur. Kalau dalam Misa menjadi peserta dia kerap tak mendengar bacaan termasuk homili bahkan Doa Syukur Agung. Rm. Suntara, yang di ruang makan duduknya berhadap, sering merasa heran. Rm. Bambang kalau menyantap makan bisa selesai dalam waktu 5 menit. Setelah itu dia harus menunggu teman-temannya menyelesaikan makan. Pada waktu doa penutup Rm. Suntara beberapa kali harus berkata "Mbang, tangi!!" (Mbang, bangun!!). Tetapi kalau memimpin ibadat Rm. Bambang akan bersuara gagah penuh kelantangan. Meskipun demikian dia pernah kena suara bentakan Rm. Suntara. Itu terjadi ketika Rm. Bambang mendapatkan giliran memimpin Doa Rosario Bulan Maria. Pada waktu persepuluhan Salam Maria, para rama secara perorang bergiliran melantunkan "Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu, terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus." Kemudian semua menjawab "Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami sekarang dan waktu kami mati". Rm. Bambang sebagai pemimpin doa juga ikut mendapatkan giliran perorangan. Agar tidak salah dia menghitung gilirannya dari orang ke 10 sebelum dirinya. Maka, Rm. Bambang dalam hati bilang "sepuluh" untuk orang ke 10 sebelumnya, "sembilan" untuk orang ke 9 sebelumnya, "delapan" untuk orang ke 8 dan seterusnya. Maka masuklah kata "satu", tiba-tiba Rm. Bambang terkejut karena mendengar Rm. Suntara berbunyi "Salam Maria penuh rahmat ....". Di ruang makan Rm. Suntara berkata "Bambang ki mimpin sembahyang ya mbiler" (Ternyata memimpin doapun Bambang juga tertidur). Ternyata ketika bilang "Sepuluh ..... Sembilan ..... Delapan ..... hingga Satu", itu terjadi dalam mimpi.