Sunday, July 28, 2024
Rm. Bambang dan Kakek-nenek
Minggu 28 Juli 2024. Rm. Bambang sudah mandi pada jam 03.00. Mas Siswanto, salah satu pramurukti yang bekerja di Domus Pacis Santo Petrus, sudah siap menjelang jam 04.00. Persis pada jam 04.00 Mas Sis mengantar Rm. Bambang ke Sleman di rumah Bu Rini. Kemudian Bu Katrin, adik Bu Rini, datang dengan mobilnya dan mengantar menuju Paroki Bedono. Pada hari itu Paroki Bedono mengadakan perayaan Hari Kakek-Nenek dan Lansia. Rm. Bambang diminta untuk memimpin Misa dan pada bagian homili diperluas menjadi rekoleksi yang sebetulnya pengajaran khusus. Hampir 300 orang lansia hadir mengikuti rekoleksi dalam Misa. Tampaknya umat amat bergairah mengikuti paparan yang disampaikan oleh Rm. Bambang. Rm. Bambang mengetengahkan kelucuan peristiwa Injil tentang 5 roti 2 ikan. Secara duniawi dan manusia normal amat sangat "tidak normal" memakai itu untuk memenuhi proyek penyediaan konsumsi untuk 5000 orang yang lelaki saja. Rm. Bambang memakai itu untuk menyoroti realita kelansiaan. Bagaimanapun kuat tegar dan bugarnya lansia, pada umumnya lansia ada dalam kondisi kelemahan. Bagaimanapun ada kemerosotan daya fisik dan juga jiwani. Pada umumnya lansia tak dapat diandalkan bahkan dipakai untuk memenuhi kebutuhan kebersaan umum. Masyarakat dan Gereja membutuhkan tenaga-tenaga segar dari kaum muda dan produktif. Seperti 5 roti dan 2 ikan sebenarnya amat sangat aneh kalau jadi modal memberi makan 5000 orang diluar para perempuan dan anak-anak. Tetapi dalam Yesus ternyata malah terjadi sisa berlimpah. Maka, sekalipun sudah amat sangat tak bisa diharapkan tenaganya, dalam segala kelemahannya lansia dalam Yesus sungguh bisa ikut berperan. Dalam Yesus tugas utama bukan nyanyi atau khotbah, atau bekerja giat atau apapun dengan daya kemampuan atau talenta. Tugas itu adalah "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk." (Mrk 16:15) Kegembiraan adalah kerinduan utama dalam hidup. Orang selalu ingin bahagia. Sekaya atau sehebat apapun kemampuannya, itu semua sungguh tak bermakna kalau hidupnya tak bahagia. Kemampuan atau keadaan apapun adalah sarana untuk menghayati dan menebar gembira bahagia di kiri kanannya. Sekalipun sudah tak bisa apa-apa, seorang lansia kalau bisa tetap ceria dengan keadaannya dan membawa rasa gembira di rumah dan lingkungannya, itu sudah sumbangan amat besar dalam hidup bersama. Di Domus Pacis, kebanyakan rama sepuh sudah dirundung kelemahan yang secara duniawi tak bisa diharapkan tenaganya untuk kepentingan bersama. Tetapi dengan sadar kodisi diri termasuk penyakitnya dan kemudian taat menjaga menu makan dan taat pada petunjuk kesehatan dari dokter, Rm. Hartanta sebagai pimpinan Domus sudah merasa amat sangat dibantu dalam tugasnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Peringatan Arwah Tiga Rama
Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...
-
Ini peristiwa Domus Pacis Santo Petrus Senin 4 Desember 2023. Ketika jam belum menunjuk angka 06.00, ada suara langkah-langkah kaki berlaria...
-
Pada Kamis sore 15 Agustus 2024 Rm. Bambang numpang mobil Bu Rini yang periksa dokter di RS Panti Rapih. Bu Katrin, adik bu Rini menjadi dri...
-
Orang biasa mendapatkan informasi bahwa di Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan, ada 11 orang rama. Salah satu masih muda, berusia 43 tahun, ...
No comments:
Post a Comment