Tuesday, July 9, 2024

Kelompok Kor Jualan Bakmi

Beberapa paroki di Keuskupan Agung Semarang sedang membangun gedung Gereja. Rm. Hartanta, yang masih ikut terlibat menjadi pengurus Kevikepan, sering bercerita paroki mana saja yang membangun. Tentu saja paroki-paroki yang membangun juga berusaha menghimpun dana untuk pembeayaan. Salah satu di antaranya adalah Paroki Santo Yusup Medari. Pada Sabtu pagi 6 Juli 2024, ketika Rm. Hartanta masuk di kamarnya, Rm. Bambang berkata "Rama, mangke kangge pengetan arwah Rm. Joko sisan nyokong pembangunan Medari, nggih" (Rama, nanti dalam peringatan arwah Rm. Joko Sistiyanto sekaliyan kita menyumbang pembangunan di Paroki Medari, ya). "Oh, nggih. Kula kedah ngedalke arta pinten?" (Oh, ya. Saya harus mengeluarkan berapa rupiah?) tanya Rm. Hartanta yang ternyata menyetujui. Rm. Bambang langsung menjawab "Mboten ngaten. Mangke kita tumbas masakan saking ibu-ibu Medari. Bakmi lan sekul goreng. Le masak teng ngriki. Menika kangge konsumsi sasampunipun Misa" (Bukan begitu. Nanti kita membeli masakan ibu-ibu dari Medari. Bakmi dan nasi goreng. Semua dimasak di sini). Konsumsi peringatan arwah Rm. Joko Sabtu 6 Juli 2024 malam itu memang diserahkan kepada ibu-ibu Medari. Mereka adalah kelompok yang seminggu sekali jualan bakmi dan nasi goreng di gereja dan keuntungannya disumbangkan ke Panitia Pembangunan Gereja Medari. Pada sore hari, ketika berjumpa dengan Rm. Hartanta, Bu Rini berkata "Rama, maaf ya. Saya KKN dengan meminta teman-teman menjadi penyedia masakan". Maklumlah, kelompok ibu-ibu yang memasak itu adalah Kelompok Yosefin dan Bu Rini adalah salah satu anggota. Mereka sering datang untuk membantu Kor dalam Misa hajatan Domus.

No comments:

Post a Comment

Rm. Vikjen Menginap Domus

Pagi itu, ketika waktu makan Sabtu 14 September 2024, suasana makan sungguh terisi banyak tawa. "Alatnya benar atau salah?" tanya ...