Suatu sore Juni 2023 Rm. Hartanta sambil tertawa berdiri di depan pintu kamar Rm. Bambang. Dengan tangan kanan memegang botol minuman dan tangan kiri memegang kemasan kaleng isi snak, beliau berkata "Romo, karyawan dha seneng nemu niki" (Karyawan bergembira menemukan ini). Melihat itu Rm. Bambang ikut tertawa. Pikiran Rm. Bambang melayang terbayang hal yang tak hanya sekali muncul ketika ada rombongan tamu di Domus. Beberapa romo yang masih bisa tahan duduk lama biasa ikut menemui. Dalam pertemuan itu juga biasa terjadi tanya jawab. Pertanyaan biasa dari para tamu berkaitan dengan kehidupan para romo sepuh di Domus Pacis Santo Petrus. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah "Apa suka duka para romo tinggal di rumah ini?"
Terhadap pertanyaan itu ada romo yang memiliki duka tertentu dan beberapa kali muncul sebagai jawaban. Romo itu menjawab dengan kata-kata kurang lebih demikian : "Neng kene ki sing marahi mangkel nek entuk tamu pribadi nggawa oleh-oleh. Wis tau aku dioleh-olehi gudheg. Rikala tamu mau mulih, aku nguntapke tekan ngarep lawang. Bareng aku noleh, oleh-oleh mau wis ilang" (Di sini yang membuat jengkel kalau mendapatkan tamu pribadi yang membawa oleh-oleh. Aku pernah dapat oleh-oleh gudeg. Ketika tamu pulang, aku mengantar sampai depan pintu, Ketika aku menoleh, ternyata oleh-oleh sudah hilang). Kemudian Rm. Hartanta sebagai direktur menjelaskan bahwa karyawan mendapat tugas untuk mengawasi oleh-oleh berupa makanan dan minuman. Kalau itu termasuk yang tak boleh disantap karena penyakit yang disandang, akan dengan cepat mengambil. Biasanya para tamu akan tertawa. Tentu saja hal itu termasuk yang dipegang dan ditunjukkan oleh Rm. Hartanta ke Rm. Bambang dengan narasi "Romo, karyawan dha seneng nemu niki" (Karyawan bergembira menemukan ini). Yang jelas itu dari romo lain yang bukan kehilangan gudeg.
No comments:
Post a Comment