diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 28 Agustus 2013 Diperbaharui: 19 Oktober 2019 Hits: 10398
- Perayaan09 Juni (Roma Katholik)
18 Juni (Gereja Maronite)
28 Januari (Eastern Orthodox Church)
8 Juni (Scottish Episcopal Church)
10 Juni (Wales; Episcopal Church in the USA)
Sabtu ketujuh sebelum paskah (Syriac Orthodox Church) - Lahirsekitar tahun 306
- Kota asalMesopotamia (Irak)
- Wilayah karyaSuriah
- Wafat
- Juni 373 | Sebab alamiah
- Kanonisasi
- Pre-Congregation
Awalnya Efrem adalah seorang yang cepat sekali naik darah. Namun dengan berdoa dan bermatiraga di pertapaannya perlahan-lahan ia dapat menguasai dirinya. Orang-orang yang berjumpa dengannya akan menyangka bahwa sudah watak dasarnya ia seorang yang amat lembut dan sabar.
Ya Yesus, melalui sakramen-Mu, kami setiap hari memeluk-Mu serta menerima-Mu dalam tubuh kami; jadikan kami layak menikmati kebangkitan yang kami rindukan. Kami telah menyimpan harta pusaka-Mu itu yang tersembunyi dalam diri kami sejak kami menerima rahmat Sakramen Pembaptisan; yang senantiasa diperkaya dengan Sakramen Perjamuan-Mu.” ~ St. Efrem
St. Efrem sering turun dari pertapaan dan berkhotbah di Edessa. Apabila ia berbicara, umat akan mendengarnya dengan takjub. Sekali waktu ia sedang berkotbah tentang pengadilan Tuhan dan umat yang mendengarnya menjadi menangis tersedu-sedu. Ia sering mengatakan kepada mereka bahwa ia adalah seorang pendosa besar. Dan sungguh demikianlah maksudnya, sebab sekali pun hanya sepercik dosa dalam pikirannya, itu sudah merupakan dosa berat bagi Orang Suci ini.
Ketika St. Basilius Agung berjumpa dengannya, ia bertanya, “Engkaukah Efrem, hamba Yesus yang termashyur itu?” Segera Efrem menjawab, “Akulah Efrem yang dengan tidak layak berjalan menuju keselamatan”. Kemudian dengan rendah hati ia memohon serta menerima nasehat dari St. Basilius mengenai bagaimana bertumbuh dalam hidup rohani.
Efrem menghabiskan waktunya dengan menulis buku-buku rohani. Ia menulis dalam beberapa bahasa: Siria, Yunani, Latin dan Armenia. Karya tulisnya sungguh sangatlah indah dan mendalam hingga diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Hingga sekarang orang masih membacanya. Efrem juga menulis kidung-kidung pujian. Lagu-lagunya menjadi sangat populer. Sementara orang menyanyikannya, mereka belajar banyak tentang iman mereka. Itulah sebabnya St. Efrem dijuluki “Harpa Roh Kudus”. Ia seorang guru yang hebat, yang mengajar lewat tulisan-tulisannya, karena itulah pada tahun 1920 ia digelari Pujangga Gereja. St. Efrem wafat pada bulan Juni tahun 373.
No comments:
Post a Comment