Pagi itu, Minggu 4 Juni 2023, Keluarga bapak dan ibu Tono datang bersama dua anak lelakinya, Tito dan Timo. Keluarga ini adalah warga Katolik Lingkungan Yohanes Rasul Ambarrukmo, Paroki Baciro. Dalam catatan Rm. Bambang Bu Tono adalah salah satu yang ikut menyumbang snak untuk Domus Pacis Santo Petrus. Bisa ditebak kedatangan mereka adalah dalam rangka mengantar snak, karena nama Bu Tono tercatat masuk giliran peduli snak pada Minggu pagi 4 Juni 2023. Tetapi mereka datang juga untuk mengambil pesanan kain seragam batik untuk Lingkungan di Rm. Bambang. Pada waktu itu ada hal lain yang membuat Rm. Bambang minta karyawan untuk mengajak Rm. Yadi ikut menemui di depan kamar Rm. Bambang. Sesudah masuk kamar Rm. Yadi, karyawan berkata "Romo Yadi nembe sare" (Rm. Yadi sedang tidur).
Bahwa ada keinginan menjumpai Rm. Yadi, hal ini berkaitan dengan peristiwa kunjungan umat Lingkungan Yohanes Rasul Ambarrukmo pada Minggu 14 Mei 2023. Pada waktu itu, di tengah omong-omong interaktif, ada yang bertanya kepada Rm. Yadi "Apakah romo masih membuat rosario?". Ternyata penanya pernah berkunjung di Domus Pacis Puren dan pada waktu itu Rm. Yadi memang biasa membuat rosario dan bahkan menerima pesanan. Itu dulu menjadi kesibukan harian untuk mengisi masa tua di rumah tua. "Sekarang sudah tidak lagi. Untuk membuat rosario dibutuhkan tang khusus dengan ujung khusus. Yang saya miliki ujungnya sudah patah." Kata-kata ini diucapkan oleh Rm. Yadi sebagai jawaban berkaitan dengan kebiasaan dulu membuat rosario. Tetapi dari omong-omong itu muncul kesediaan dari salah satu pengunjung untuk mencarikan tang khusus untuk membuat rosario. Dan akhirnya Minggu itu, 4 Juni 2023, janji memberi tang untuk Rm. Yadi terpenuhi. Selain 2 buah tang, keluarga Bapak Tono juga menyertakan tiga warna manik-manik, satu kantong plastik salib kecil-kecil, dan satu kantong plasti berisi logam bergambar.
No comments:
Post a Comment