Tuesday, June 20, 2023

Rm. Bambang Masih Kuat Misa?


Memang, sesudah di Domus Pacis St. Petrus, Kentungan, tidak sesering ketika berada di Domus Pacis Puren. Ini yang terjadi pada diri Rm. Bambang berkaitan dengan pelayanan Misa ujub keluarga. Kondisinya juga sudah berbeda dibandingkan ketika masih di Domus Puren. Dulu Rm. Bambang masih bebas kemana-mana dengan sepeda motor roda tiga atau mobil sendiri. Tetapi dalam perkembangan ketajaman matanya merosot. Dia sudah tidak berani ambil risiko terjadi kecelakaan di jalan besar. Kini Rm. Bambang untuk pergi keluar, termasuk pelayanan Misa, akan terlaksana kalau ada yang mengantar dan menjemput dengan mobil. Itupun selalu dengan membawa kursi roda. Semua ini juga terjadi pada Senin sore 19 Juni 2023. Pada hari itu dia diminta untuk memimpin Misa dengan ujub pemberkatan rumah dan toko serta ulang tahun anak. Hanya saja bagi Rm. Bambang itu menjadi peristiwa khusus.

Barangkali yang merasakan itu menjadi peristiwa istimewa hanyalah Rm. Bambang. Peminta Misa adalah Keluarga Antonius Yulianto, yang biasa dipanggil Yuli. Mas Yuli adalah karyawan Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner (MMM PAM). Dia bekerja di MMM PAM sejak tahun 2002, yaitu sejak gedung Museum dipakai untuk kantor dan pusat kerja Komisi Karyawa Misioner (KKM) dan Karya Kepausan Indonesia (KKI) Keuskupan Agung Semarang. Mas Yuli pada waktu itu adalah tenaga yang tidur di Museum sehingga menjadi teman serumah Rm. Bambang. Karena Rm. Bambang meninggalkan Museum pagi jam 05.00 1 Juli 2010, maka antara dia dan Mas Yuli hidup dekat serumah hampir selama 10 tahun. Tampaknya kehadiran Rm. Bambang juga terasa mengesan di hati Mas Yuli. Dalam perjalanan menjemput Rm. Bambang dengan mobil Mas Yuli berkata "Wiwit romo pindhah saking Museum nembe niki nyopiri romo" (Sejak romo pindah dari Museum, baru kali ini saya menyopiri Anda). Rm. Bambang menanggapi dengan kata-kata "Iya, ya? Wis telulas taun lagi iki sakmobil" (Benar, ya? Selama 13 tahun baru kini kita semobil).

Katanya dari peserta juga ada Mas Gito, yang sudah kerja di KKM dan KKI Keuskupan Agung Semarang sejak tahun 1991. Tetapi seusai Misa dia sudah langsung pulang sehingga Rm. Bambang tak bisa berjumpa. Namun ada karyawan Museum lain yang ikut Misa hingga bisa omong-omong cukup lama dengan Rm. Bambang. Dia adalah Mas Sena yang datang bersama istri dan kedua anaknya. Mas Sena bekerja di KKM dan KKI Semarang sejak tahun 1998. Maka dia juga lebih lama daripada Mas Yuli bekerja bersama Rm. Bambang. Untuk Rm. Bambang dari perjumpaan dengan Mas Sena ada hal yang amat mengesankan. Barangkali Mas Sena menggambarkan bahwa kondisi utama para romo sepuh di Domus Pacis St. Petrus sudah mudah capek bahkan masuk dalam kerentanan daya ingat. Apalagi pada umumnya para romo Domus mandipun sudah harus dibantu. Maka berhadapan dengan Rm. Bambang yang memimpin Misa, ketika omong-omong Mas Sena berkata "Kanyata romo taksih kiyat nggih. Penuh semangat ngantos Misa rampung. Rikala pambuka romo tampil bersemangat. Kula mikir kuwi tekan bagian apa. Kula mikir romo sampun sepuh, mesthi akan menyusut. Kanyata ngantos rampung tetep seger. Anggenipun maos lan ngandika tetep cetha" (Ternyata romo masih kuat memimpin Misa, ya. Tadi ketika membuka, romo tampil penuh semangat. Saya berpikir itu akan sampai bagian Misa yang mana. Pikir saya adalah romo sudah lansia, pasti tenaga akan menyusut. Ternyata sampai selesai tetap segar. Dalam hal membaca dan berbicara, romo juga menyampaikan dengan lantang dan jelas).

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...