Katanya, dalam Misa atau Perayaan Ekaristi yang paling penting adalah Doa Syukur Agung. Dalam hal ini bagian Komuni juga dipandang penting. Tetapi dalam pembicaraan para rama kerap muncul omongan tentang homili bahkan khotbah. Bahkan ada grup WA yang dibuat oleh seorang rama yang isinya tentang tawaran-tawaran atau saling tukar tulisan yang berisi tentang homili berkaitan dengan bacan-bacaan Misa sehari-hari. Bahwa tugas Misa terutama dikaitkan dengan homili juga terjadi di Domus Pacis Santo Petrus. Rm. Bambang cukup dikenal bisa berhomili atau berkhotbah dengan enak dan kerap dikomentari corak kreativitas dan bahkan daya humornya. Tetapi pada suatu ketika, di ruang makan, dia berkata kepada Rm. Hartanta "
Kula nek mboten tugas Misa rasane enak. Isa tenang melu Misa" (Kalau tidak bertugas memimpin Misa, saya merasa enak. Bisa ikut Misa dengan tenang). Ketika Rm. Hartanta bertanya "
Kok ngaten?" (Mengapa begitu?), Rm. Bambang berkata "
Mboten perlu nyiapke homili sanadyan mung Misa Harian" (Karena saya tidak harus menyiapkan homili walaupun hanya untuk Misa Harian). Ternyata Rm. Hartanta tersenyum dan berkata "
Kula nggih ngaten je. Pripun-pripunan nyawisaken homili ngih tetep dados tantangan" (Saya juga begitu. Bagaimanapun juga homili tetap menjadi tantangan). Yang dikatakan oleh Rm. Hartanta juga dialami oleh Rm. Bambang sekalipun sudah lebih 43 tahun menjadi imam. Maka sekalipun selama 3 kali dalam seminggu (17, 29, 20 September 2024) harus keluar Domus pergi Misa, Rm. Bambang tenang-tenang saja. Dia ikut Misa yang dipimpin oleh Rm. Risdianto (tanggal 17), dipimpin oleh Rm. Tata Priyana (tanggal 19), dan dipimpin oleh Rm. Prawiro Susanto (tanggal 20). Rm. Bambang bisa menikmati Misa bersama umat.
No comments:
Post a Comment