Tuesday, September 10, 2024

Kisah Rm. Yakobus Sudarmadi

Pada mulanya memang ketertarikan akan adanya kelompok sahabat-sahabat yang ada dalam Serikat Yesus dan MSF. Kedua tarekat ini memiliki kelompok umat yang menjadi kelompok sahabat. Dari situ ada dua ayat Kitab Suci yang menyentuh lubuk Rm. Yakobus Sudarmadi. Yang pertama Mrk 4:38 "Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"". KEPEDULIAN sejati berasal dari Tuhan. Ayat yang kedua adalah kata-kata Tuhan Yesus dalam Mat 12:50 "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Sebab siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku." Kumpulan umat sejatinya adalah jalinan PERSAUDARAAN. Di paroki-paroki yang digembalakan oleh para imam praja juga banyak umat yang memberikan perhatian khusus kepada imamnya. Mereka sudah peduli pada imam praja. Tentu saja yang terjadi banyak yang secara spontan perorangan. Padahal sebagai sesama murid Tuhan Yesus mereka adalah saudara. Maka terpikirlah apakah tidak baik kalau para pemeduli imam praja itu sering bertemu untuk tukar pengalaman dan mungkin jadi sebuah kelompok untuk mendukung para imam praja. Pada 17 Oktober 2013 (atau mungkin 2014) Rm. Yakobus Sudarmadi menginisiasi munculnya kelompok gerakan umat untuk imam praja yang diberi nama Paseduluran Umat Peduli Imam Praja (PUPIP). Itulah kisah Rm. Darmadi dalam Rekoleksi PUPIP Kevikepan Jogja Barat di Domus Pacis Santo Petrus pada Minggu 8 September 2024. Beliau memulai di Paroki Ungaran.  Rekoleksi ini diadakan dalam rangka merayakan ulang tahun imamat ke 63 dari Mgr. Blasius Pujaraharja, salah satu penghuni Domus. Ketika Rm. Darmadi bertanya "Apa yang telah Anda lakukan untuk imam praja?", para peserta saling omong dengan dekatnya. Dari situ muncul bahwa yang paling menonjol adalah doa untuk para rama praja. Soal sumbangan uang pada umumnya tidak mengharuskan. Rm. Bambang mensharingkan pengalaman dibantu oleh Bu Sofi sebagai salah satu penggerak PUPIP dan kini jadi ketua PUPIP DIY. Pada waktu awal orang harus memiliki e-KTP, Rm. Bambang tidak tahu prosesnya. Bu Sofi membantu mencarikan syarat-syarat yang harus dipenuhi termasuk fotocopy KK. Maka Rm. Bambang tinggal datang di Kecamatan untuk foto dan kemudian mendapatkan E-KTP. PUPIP memang diharapkan memperhatikan setiap imam praja di Keuskupan Agung Semarang. Dari kisah itu benak Rm. Bambang, yang jadi moderator rekoleksi, muncul kata-kata "Karena jumlah imam praja lebih dari 200 orang, maka layaklah kalau basis kepedulian anggota ada di paroki atau lembaga yang digembalakan oleh rama praja."

No comments:

Post a Comment

Paguyuban Adiyuswa Kota Semarang

Pertemuan antara para rama Domus dengan rombongan pengunjung dari Semarang sungguh penuh dengan gelak tawa. Itu terjadi pada Senin 16 Septem...