Sunday, September 15, 2024

Rm. Bambang Bersiul

Kini rama sepuh yang dipimpin oleh Rm. Hartanta ada 9 orang. Dari 9 orang hanya 2 orang rama yang tidak berkursi roda. Maklumlah keduanya selalu berada di dalam kamar. Keduanya sudah ada dalam penjagaan 24 jam. Bahkan 1 orang dari rama itu sudah berbaring terus dan sudah jauh dari berbicara untuk berkomunikasi. Satu lainnya masih bisa berbicara tetapi kondisinya sudah dikuasai oleh kepikunan tingkat mendalam. Beliau akan dihalang untuk keluar, karena nanti bisa hilang. Beliau sudah tak mengenal lagi teman-teman serumah termasuk para karyawan. Sementara itu 7 orang rama sepuh lain sudah bersahabat dengan kursi roda. Enam dari 7 orang rama yang berkursi rodah juga sudah banyak harus dilayani oleh para karyawan termasuk dalam mandi. Agar lancar dalam memanggil karyawan ketika membutuhkan hal dengan pelayanan karyawan, keenam orang rama sepuh itu mendapatkan bel listrik. Masing-masing bel ada nada musiknya sendiri sehingga karyawan tahu bahwa bel dengan musik tertentu berasal dari kamar rama tertentu. Rm. Bambang memang tidak mendapatkan bel, karena di kamarnya dia masih bisa banyak mengurus diri sendiri termasuk ketika mandi. Untuk mobilitas yang berjarak lebih dari 5 meter dia memang membutuhkan bantuan pendorong. Kebutuhan dorongan hanya untuk ke ruang makan, ke kapel, dan dari kapel ke ruang makan. Kalau rama lain yang pakai bantuan dari karyawan pendorong, itu akan terjadi secara langsung, misalnya dari ruang makan ke kamar. Dalam hal membutuhkan bantuan karyawan, karena tak mendapat bagian bel listrik, Rm. Bambang biasa melengkingkan siulan. Dia memang bisa bersiul dengan suara yang bisa terdengar dari jauh. Karyawan secara reflek akan langsung datang ke Rm. Bambang begitu mendengar siulan. Kejadian lucu kerap terjadi di ruang makan. Ketika para rama lain sudah menuju bahkan sampai kamar, sekalipun ada beberapa karyawan di ruang makan untuk mengemasi alat-alat makan dan mencuci cangkir, tak ada satupun karyawan yang menghampiri Rm. Bambang yang masih tinggal di situ. Mereka dengan tenang sibuk kerja bahkan sambil omong-omong. Barulah kalau muncul bunyi siulan dari Rm. Bambang, ada karyawan langsung menghampiri dan mendorongnya. Kalau Rm. Bambang bilang "Kok ora ana sing nulung aku" (Mengapa tak ada yang menolong aku), para karyawan hanya tertawa. Barangkali dalam hati mereka berkata "Salahe orang singsot" (Salahnya tidak bersiul) ha ha ha .....

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...