Friday, June 30, 2023

Para Penopang Keterurusan Para Romo Domus

Atas desakan dari temannya yang ada di Jakarta, Rm. Bambang pada Jumat pagi 30 Juni 2023 diajari oleh Mas Fallah membuat TikTok. Mas Fallah adalah karyawan Domus Pacis Santo Petrus. "Romo ajeng siaran piyambak napa ngangge wawancara?" (Romo akan siaran sendiri atau ada yang mewawancarai?) tanya Mas Fallah. Rm. Bambang menjawab tidak tahu. Tetapi teman itu akan mengirim link. "Pokoke engko bengi ndhampingi aku ya?" (Pada pokoknya nanti malam kamu mendampingi aku) kata Rm. Bambang yang belum pernah ber-TikTok. Ternyata pada malam jam 19.00 Rm. Bambang dimasukkan dalam perjumpaan lewat TikTok yang dipandu oleh teman dari Jakarta. Rm. Bambang dijadikan narasumber dalam tema "Bagaimana Menjadi Pastor Tanpa Umat".


Tema itu sebenarnya berbicara tentang para romo sepuh dan yang ada dalam kondisi harus dilayani yang ada di rumah tua. Soal utama adalah apakah para romo tidak merasa kesepian dan susah karena jauh dan tak punya umat. Berdasar pengalaman Rm. Bambang menyampaikan pengalamannya. Memang pada 2 tahun pertama (2010-2012) rasa jauh dari umat terasakan. Tetapi sesudah itu hingga kini Domus Pacis mengalami banyak kunjungan baik rombongan maupun perorangan. Bahkan kepedulian untuk banyak kebutuhan juga dialami. Banyak dari peserta jumpa TikTok itu ternyata juga imam dari berbagai keuskupan. Dalam omong-omong itu ada kesadaran bahwa rumah untuk para romo sepuh tentu membutuhkan tenaga-tenaga terlatih dan paling tidak semi-profesional. Dari sini muncul soal bagaimana penggajiannya. Untuk tenaga seperti itu tentu membutuhkan uang tidak sedikit. Hal ini justru diterangkan oleh pemandu. Dia mengatakan bahwa anggaran dari Keuskupan Agung Semarang memang masih membutuhkan tambahan untuk kesejahteraan karyawan Domus agar dapat berdedikasi tinggi untuk merawat para romo sepuh. Kekurangan dana ini mendapatkan topangan uluran kepedulian umat. Kebetulan pemandu termasuk yang setiap bulan mengirimkan tambahan dana lewat rekening bank. Topangan kepedulian umat ini sungguh bermakna baik secara finansial maupun secara spiritual yang menghadirkan ketenangan bagi yang bertanggungjawab mengurus para romo sepuh Domus Pacis Santo Petrus. Pada pagi bertikutnya Rm. Bambang melihat daftar sumbangan untuk bulan Juni 2023. Rm. Bambang mendapatkan sumbangan sebesar Rp. 24.330.000 dari 33 kiriman lewat rekening bank. Yang mengirim adalah sebagai berikut :

1. PUPIP Ungaran (83), 2. Bapak Siswoto, 3. Ibu Haryono, 4. Ibu Dicky, 5. Bapak Jono, 6. Ibu Maria Kristina Dannie, 7. Ibu Wartini, 8. Bapak Suwarno. 9. Ibu Christine, 10. Ibu Melly, 11. Ibu Anna Maria (Ibu-ibu Bernardus), 12. Ibu Tri Nor Prasetyawan, 13. Ibu Wellanda, 14. Ibu Dewi Anggraeni, 15. Ibu Malya, 16. Ibu Mamik, 17. Ibu Lucy, 18. Yuliana Sutarni, 19. Bapak Bambang Tri Cahyono, 20. Ibu Mrihadi, 21. Ibu Harno, 22. Ibu Bernadet Suwarni, 23. Ibu Endang W, 24. Ibu Lili Herawati, 25. Ibu Evy, 26. Ibu Istiyono, 27. Ibu Chatarina Gunarti, 28. Ibu ML Setiyani, 29. Ibu Eny Bernadette, 30. Bapak Dr. Edy Susanto, 31. Devosan Kerahiman Mungkid, 32. Ibu Tini.


Beato Antonio Rosmini

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 21 Januari 2019 Diperbaharui: 22 Januari 2019 Hits: 3172

  • Perayaan
    23 Desember
  •  
  • Lahir
    24 Maret 1797
  •  
  • Kota asal
    Rovereto, Trentino, Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • 1 Juli 1855 di Stresa, Viterbo, Italia | Sebab alamiah
  •  
  • Venerasi
    26 Juni 2006 oleh Paus Benediktus XVI (decree of heroic virtues)
  •  
  • Beatifikasi
    18 November 2007 oleh Paus Benediktus XVI
  •  
  • Kanonisasi

Antonio Rosmini lahir pada 24 Maret 1797 dari pasangan Pier Modesto dan Giovanna dei Conti Formenti di kota Rovereto, Trentino Italia. Ia menjalani pendidikan dasar di Trento lalu melanjutkan ke Universitas Padua di mana ia meraih gelar doktor di bidang Teologi dan Hukum Gereja.

Pada bulan Februari 1820 Antonio menemani saudara perempuannya, Margherita, pergi ke Verona dimana mereka bertemu dengan Beata Maddalena di Canossa pendiri Konggregassi Suster Puteri Kasih atau Konggregasi suster Canossian. Beata Maddalena mengajak Antonio bergabung untuk ikut mendirikan Konggregassi imam Canossian yang saat itu tengah dirintis, namun dengan sopan pemuda bergelar Doktor ini menolak.

Pada tanggal 21 April 1821 Antonio ditahbiskan menjadi imam di Chioggia, Italia. Pada tahun 1823 ia diketahui melakukan perjalanan ke Roma bersama Uskup Agung Venesia, untuk sebuah audiensi pribadi dengan Paus Pius VII. Dalam audiensi itu, Paus mendorong mereka untuk melakukan reformasi di bidang filsafat.

Di tahun 1826 Antonio pergi ke Milan untuk melanjutkan penelitian dan menerbitkan hasil studi filsafatnya. Dia adalah seorang penulis produktif yang menulis tentang banyak hal, termasuk tentang Sifat Jiwa Manusia, Etika, Hubungan Antara Gereja dan Negara, Filsafat Hukum, Metafisika, Rahmat, Dosa asal, Sakramen dan Pendidikan. Dua bukunya kelak diterbitkan pada tahun 1829 ("Maxims of Christian Perfection" dan "Origin of Ideas") dan mendapat banyak pujian dari para Sarjana di masa itu.

Pada tahun 1827 Antonio Rosmini yang masih berada di Milan bertemu dengan AbbĂ© Loewenbruck yang mengajaknya untuk mendirikan sebuah Institusi Religius yang akan mempromosikan Pendidikan dan Spiritualitas yang lebih baik bagi para imam. Pater Antonio dapat merasakan tuntunan Roh Kudus untuk melalui permintaan ini. Ia pun memutuskan untuk bergabung. Namun, karena percaya penuh bahwa Tuhan akan melakukan segala sesuatu yang diperlukan, Antonio tidak pernah mengajak siapa pun untuk bergabung dengan Komunitas Religius yang akan didirikan. Ada dua atau tiga orang yang telah mengenalnya dengan baik yang kemudian bergabung atas keinginan mereka sendiri. Tiga orang anggota perdana Institute of Charity (atau dalam bahasa Latin : Societas a charitate nuncupata, disingkat : I.C.) ini mulai menjalani hidup sesuai Aturan Dasar yang ditulis oleh Antonio Rosmini.

Paus Pius VIII, yang terpilih pada bulan Maret 1829, memanggilnya ke Roma untuk sebuah audiensi. "Anakku Antonio," kata Sri Paus, "Jika kamu berpikir untuk mulai dengan sesuatu yang kecil, dan menyerahkan sisanya kepada Tuhan, kami dengan senang hati menyetujuinya; namun tidak demikian jika kamu berpikir untuk memulai dalam skala besar." Dengan menundukkan muka Antonio menjawab bahwa ia berupaya untuk mengawali karyanya dengan kerendahan hati. Ketika kembali ke Milan, Antonio mulai bekerja keras mengembangkan Institusi yang didirikannya.

Pada tahun 1832, para Rosminian mulai menyebar ke Italia Utara dan pada tahun 1835 biara Rosminian pertama di Inggris didirikan. Masyarakat Inggris menyambut baik para Rosminian karena pola hidup mereka yang kudus. Mereka mempromosikan dan mempraktekkan “Quarantore” (Devosi 40 Jam tanpa jeda di hadapan Sakramen Maha Kudus) dengan penuh disiplin, mempromosikan penggunaan Skapulir, Novena, Prosesi publik dan merayakan bulan Mei sabagai bulan Devosi pada Bunda Maria.

Institute of Charity mendapat pengukuhan resmi dari Paus Gregorius XVI pada tanggal 20 Desember 1838. Pada tanggal 20 September 1839 Antonio Rosmini diangkat menjadi Superior Jenderal Rosminian seumur hidup.

Antonio Rosmini tutup usia pada tanggal 1 Juli 1855 dalam usia 85 tahun. Institusi yang didirikannya saat ini telah menyebar dan berkarya di berbagai negara seperti di New zealand, Irlandia, Amerika Serikat, Africa Timur, Venezuela dan India.  (qq)

Lamunan Pekan Biasa XII

Jumat, 30 Juni 2023

Matius 8:1-4

1 Setelah Yesus turun dari bukit, orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. 2 Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku." 3 Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya. 4 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah persembahan yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, bagaimanapun juga orang yang mengalami derita amat berat selalu mengharapkan kebebasan. Misalnya dalam hal penyakit, sekalipun sudah divonis tak sembuh orang akan berjuang keras mencari kesembuhan.
  • Tampaknya, kalau tiba-tiba ada jalan kebebasan dia akan sungguh senang sekali. Dia bisa memberitakan ke sana-sini penyembuhannya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun peristiwa keluar dari beban derita besar membuat rasa amat senang, orang pertama-tama akan mengendapkan hati dan mengucap syukur di dalam hati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati ketika mengalami terbebas dari beban derita berat orang akan menghindarkan diri dari bercerita ke sana-sini agar tak jatuh dalam kesombongan atau agar tak membuat yang masih menderita jadi makin menderita.

Ah, kalau bebas dari beban derita amat berat baik kalau syukuran mengadakan pesta.

"Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah persembahan yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka." (Mat 8:4)

KALAU TERBEBAS DARI BEBAN DERITA BERAT ORANG DAPAT KE SANA-SINI BERCERITA. TETAPI DALAM YANG ILAHI PERTAMA-TAMA ORANG MENGENDAPKAN DALAM HATI AGAR MAMPU SUNGGUH BERSYUKUR TAK JATUH DALAM KESOMBONGAN.

Lihat "Lamunan Pekan Biasa XII" Jumat 30-6-2023 dalam RENUNGAN HARIAN https://domuspacispetrus.blogspot.com

Lamunan Pekan Biasa XII

Sabtu, 1 Juli 2023

Matius 8:5-17

5 Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: 6 "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." 7 Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya." 8 Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. 9 Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." 10 Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. 11 Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, 12 sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi." 13 Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya.

14 Setibanya di rumah Petrus, Yesuspun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. 15 Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Iapun bangunlah dan melayani Dia. 16 Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. 17 Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang dapat merasa sudah beriman karena punya perhatian besar pada agama. Dia juga menjalaninya.
  • Tampaknya, orang dapat merasa sudah sungguh beriman karena dalam beragama tak hanya menjalani yang diwajibkan saja. Dia juga menjalani kegiatan apapun yang terjadi di tengah umat.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sekalipun banyak yang menggambarkan beriman terjadi kalau menjalani agama, orang sadar bahwa kesejatian iman terutama tampak dalam kepedulian pada yang papa dan menderita yang mengalir dari sikap rendah hati mendalam sehingga sekalipun punya jabatan memerintah banyak orang tetap meletakkan kerendahan dirinya di hadapan yang lebih tinggi. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang dengan jabatan setinggi apapun sadar ada yang memiliki status di atasnya sehingga melahirkan penghargaan dan kepedulian pada yang berstatus jauh di bawahnya.

Ah, kalau berjabatan tinggi, itu adalah kesempatan menambah harta.

Thursday, June 29, 2023

Kepedulian Konsumsi Juni 2023

Tidak jarang dari pengunjung Domus Pacis St. Petrus ada yang bertanya tentang dhaharan (sajian makan) untuk para penghuni Domus. Kalau itu muncul dari rombongan yang disambut beberapa romo, biasanya Rm. Hartanta memberikan penjelasan. Untuk makan pagi dan siang yang menjadi penyedia adalah dapur Seminari Tinggi. Biasanya Rm. Hartanta minta Rm. Bambang. Rm. Bambang kemudian menerangkan bahwa dalam hal Konsumsi Domus ada bantuan kepedulian umat untuk makan malam dan snak. Untuk snak Bu Titik Waluyanti dan Bu Rini menjadi relawan mengkoordinasi para penyumbang snak. Sementara itu untuk makan malam Bu Rini mempunyai jaringan penyaji makan malam bersama Ibu Sri dan Ibu Eni. Para pemeduli konsumsi masakan makan malam memang selalu rutin sebulan sekali. Tetapi, karena jumlah peserta banyak sementara Domus hanya membutuhkan untuk 15 hari pagi dan sore, penyumbang snak ada yang sebulan sekali dan juga ada yang 2 bulan sekali.


Gerakan sajian snak dan masakan makan malam di Domus tidak terjadi bersamaan. Sajian snak baru dimulai pada September 2021. Sedang untuk sajian masakan makan malam terjadi mulai pada Desember 2021. Yang jelas kepedulian itu setiap bulan selalu dialami dalam kehidupan para romo dan tentu juga dengan para tenaga pendamping. Adapun untuk bulan Juni 2023 sajian datang dari :

  • Snak. Ibu Jantoro, Ibu Rini, Ibu Angel Tono, Ibu Kanti, Ibu Emma, Ibu Joni, Ibu Lies Wardayatno, Ibu Nia Agung, Ibu Eni, Ibu Tutik, Ibu Endang Prayitno, Sdri. Lusi, Ibu Ratna Dewi, Bapak Slamet Widodo, Ibu Benedikta Yudi, Ibu Jatmiko, Ibu Lusia Hangesti, Ibu Atik, Ibu Heru, Ibu Rini Jondit, Ibu Tita, Ibu Gita, Ibu Anita Eko.
  • Masakan Makan Malam. Pak Joko CS (4 org), Ibu Nadya, Sdr. Indra, Ibu Ambar, Ibu Umi, Ibu Retno Willy, Ibu Yucha, Ibu Ratmi, Ibu Mardanu, Ibu Issri, Ibu Pucy, Bapak Chasto, Ibu Sri Purwaningsih, Apotek Kudus Sehat, Ibu Agnes Kadyartini, Ibu Primitiva, Ibu Lucy, Eyang Wikuntoro, Ibu Sumarah, Ibu Eni, Ibu Ari, Ibu Regina Eli, Ibu Rani Mastu, Ibu Ratih, Ibu Titik Waluyanti, Ibu Daruniah, Ibu Wiwit, Ibu Yuli, Ibu Evy, Ibu Ning Miduk, Ibu Yoh Priyono, Ibu Emi, Ibu Melly, Ibu Stephani, Ibu Ninik Saut, Ibu Erna Echi, Ibu Emilia, Ibu Rini Wahyudi.

Santo Theobaldus dari Provins

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 03 Jun 2014 Diperbaharui: 15 Februari 2017 Hits: 6881

  • Perayaan
    30 Juni
  •  
  • Lahir
    Tahun 1017
  •  
  • Kota asal
    Provins, Brie, Perancis
  •  
  • Wilayah karya
    Vicenza - Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • 30 Juni 1066 di Salanigo Vicenza Italia - Oleh sebab alamiah
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Tahun 1073 oleh Paus Alexander II

Santo Theobaldus dari Provins adalah seorang pertapa suci dari Perancis. Ia lahir di kota Provins Perancis dalam sebuah keluarga bangsawan tinggi Kerajaan.  Ayahnya Arnoul, adalah seorang Pangeran Palatine dari Champagne.

Sebagai seorang pemuda, ia sangat senang membaca kisah kehidupan para pertapa suci seperti santo Yohanes Pembabtis, Santo Paulus pertapa, Santo Anthonius Agung, dan Santo Arsenius. Ia juga sering mengunjungi seorang rahib pertapa bernama Burchard, yang tinggal di sebuah pulau kecil di tengah-tengah Sungai Seine.

Bacaan-bacaan ini dan teladan dari Burchad menumbuhkan benih panggilan Allah dalam hatinya untuk menjalani hidup seperti para pertapa kudus tersebut. Ia sungguh mengagumi cara hidup asketis dan mati-raga dari para pertapa dalam perjuangan mereka untuk meraih kesempurnaan hidup Kristiani.

Hasratnya bernyala-nyala untuk menjadi seorang pertapa membuat pemuda bangsawan ini menolak untuk menikah atau berkarir di bidang Militer.  Ketika pecah perang antara sepupunya Pangeran Blois, Odo II dan Raja Conrad II (Conrad the Salic) karena memperebutkan  mahkota Kerajaan Burgundi, Theobaldus menolak untuk memimpin pasukan dalam pertempuran untuk membantu sepupunya itu. Ia malah berusaha meyakinkan ayah dan keluarganya untuk membiarkannya pergi dan menjadi seorang pertapa.

Karena keinginannya tidak kunjung direstui oleh ayahnya, pada tahun 1054 Theobaldus memutuskan untuk meninggalkan rumah dengan diam-diam.  Bersama seorang teman bernama Walter, mereka pergi untuk menjadi pertapa di daerah Suxy di Distrik Chiny. Kemudian mereka melakukan perjalanan ke Pettingen, di mana dua orang pemuda bangsawan ini mengasah kerendahan hati mereka dengan bekerja sebagai kuli kasar, sambil terus menjalani hidup bermati-raga dan doa secara diam-diam.

Theobaldus dan Walter kemudian menjadi peziarah melalui rute ziarah Santo Yakobus (The Way of St. James) dan setelah itu mereka kembali ke keuskupan Trier. Mereka lalu melanjutkan perziarahan mereka ke Roma dan berencana untuk pergi ke Tanah Suci Yerusalem melalui Venecia. Namun, Walter jatuh sakit dekat di kota Salanigo di Vicenza. Karena itu mereka memutuskan untuk menetap di sana. Tidak lama kemudian Walter wafat. Pertapa suci ini pergi ke surga dengan senyum kebahagiaan di wajahnya.

Theobaldus tetap tinggal di Salanigo dan melanjutkan hidupnya sebagai seorang pertapa. Ketika orang-orang mengetahui akan kesucian hidup Theobaldus, banyak orang datang untuk menjadi muridnya. Marasa terganggu dengan kedatangan banyak orang, Theobaldus lalu berusaha mencari tempat yang lebih sepi untuk dapat mengasingkan diri dan menjalani hidup bermati-raga dengan lebih keras. Namun tetap saja ia diikuti oleh orang-orang yang tertarik untuk mendapat bimbingannya.

Keharuman namanya dan kesucian hidupnya membuat suatu hari Uskup Vicenza memutuskan untuk mengunjungi pertapaannya.  Sang uskup kemudian mentahbiskan Theobaldus sebagai seorang imam.  Kepada Uskup, Theobaldus kemudian menceriterakan tentang latar belakang keluarganya dan tak lama kemudian kedua orang tuanya datang berkunjung ke pertapaan. Ibunya, Gisela, lalu memutuskan untuk mengikuti jejak Theobaldus dan menjadi seorang pertapa wanita di dekat pertapaan anaknya.  

Theobaldus tutup usia pada tanggal 30 Juni 1066. Sesaat sebelum kematiannya ia memutuskan menjadi seorang biarawan Benediktin Kamaldoli (OSB Cam). Karena itu setelah kematiannya, para pengikutnya pun bergabung dengan Konggregasi yang didirikan oleh santo Romualdus tersebut.

Santo Theobaldus dikanonisasi oleh Paus Alexander II pada tahun 1073.

Wednesday, June 28, 2023

Yosefin Mengisi Stan


Sabtu itu tanggal 24 Juni 2023. Bu Rini, relawati Domus, sudah datang pada jam 08.00 lebih. Ternyata sebelumnya dia sudah sampai depan Domus. Tetapi sibuk menata urusannya di halaman samping barat aula milik Fakultas Teologi yang juga ada di kompleks Seminari Tinggi Kentungan. Sebenarnya Bu Rini sudah sibuk di sore hari sebelumnya. Sesudah minta izin pinjam meja lipat 2 buah dan beberapa kursi plastik ke Rm. Hartanta, dia dibantu oleh Mas Hari menatanya. Di samping barat aula sudah ada deretan yang diatur dengan tenda. Ternyata itu dibagi-bagi dalam beberapa stan. Pada Sabtu itu Kemenag Kabupanten Sleman mengadakan Pesparani yang di selenggarakan di gedung Seminari Tinggi. 

Bu Rini memang mengurus penanganan salah satu stan. Secara formal keelompok Bu Rini yang berjumlah 6 orang, termasuk Bu Rini, ikut dengan menangi diri Ibu-ibu Paroki Medari. Tetapi sebenarnya mereka adalah anggota dari Kelompok Yosefin. Sebagai Kelompok Yosefin, mereka memiliki hubungan khusus dengan Domus Pacis. Bahkan Rm. Hartanta menyebutnya sebagai Yosefin Domus Pacis. Kelompok ini memiliki anggota ibu-ibu sebanyak 22 orang. Mereka biasa selalu siaga mendukung tampil kor kalau ada even-even khusus dengan Misa di Domus. Seandainya ada beberapa anggota ikut tugas paroki, mereka yang tidak terlibat akan dan mendukung kepentingan Domus. Maka layaklah kalau Rm. Hartanta, sebagai Direktur Domus, memberikan perhatian 6 orang Kelompok Yosefin yang ikut mengisi stan. Bahkan ada penyediaan dagangan dalam stan adalah kerelaan dari Rm. Hartanta. Barangkali bentuknya hanya peminjaman jumbo dan air panas. Barangkali bentuknya hanya kehadiran Rm. Hartanta menengok stan ketika hari belum siang. Sementara itu Rm. Bambang didoring dengan kursi roda menengok sesudah makan siang.

Santo Paulus Rasul

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 02 September 2013 Diperbaharui: 13 Oktober 2019 Hits: 22922

  • Perayaan
    29 Juni
  •  
  • Lahir
    Hidup abad pertama
  •  
  • Kota asal
    Tarsus
  •  
  • Wilayah karya
    Yerusalem, Asia kecil, Yunani, Roma
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir di Kota Roma Sekitar Tahun 60 - 70
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Saulus adalah seorang Yahudi Farisi yang juga mewarisi kewarga-negaraan Romawi dari ibunya. Saulus atau dalam nama Romawinya : Paulus; hidup pada jaman Yesus, tetapi sejauh yang kita ketahui, mereka berdua tidak pernah bertemu muka. Sebagai seorang pemuda, ia adalah seorang Yahudi yang sangat fanatik, murid terkasih dari Rabbi terkemuka di Yerusalem pada masa itu : Gamaliel.

Ketika ia telah lebih dewasa, ia mulai menganiaya para pengikut Yesus yang dianggapnya sebagai para penghujat Allah. Saulus mungkin bisa disebut sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas kematian Martir pertama Stefanus (Kis: 7:58); dan atas penganiayaan terhadap jemaat pertama (Kis: 8:1-3) 

Suatu hari Saulus sedang dalam perjalanan ke kota Damsyik untuk menangkap para pengikut Kristus. Tiba-tiba, suatu sinar yang amat terang melingkupi dia. Sementara ia jatuh rebah ke tanah dan menjadi buta, ia mendengar suatu suara yang berkata, “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?” Saulus menjawab, “Siapakah Engkau, Tuhan” Dan suara itu menjawab, “Akulah Yesus yang kauaniaya itu.” Saulus amat terperanjat dan bingung. Beberapa saat kemudian ia bertanya, “Apa yang Engkau ingin aku lakukan?” Yesus memintanya untuk melanjutkan perjalanannya ke Damsyik dan disana akan dikatakan kepadanya apa yang harus diperbuatnya.

Pada saat itulah, melalui kuasa Tuhan, Saulus menerima karunia percaya kepada Yesus. Dalam keadaan lemah dan gementar, Saulus mengulurkan tangannya untuk meminta pertolongan. Teman-teman seperjalanan menuntunnya memasuki kota Damsyik. Sinar yang amat terang itu telah membutakan matanya untuk sementara waktu. Sekarang, setelah buta matanya, ia benar-benar dapat “melihat” kebenaran. Dan Yesus telah datang secara pribadi kepadanya, berjumpa dengannya, mengundangnya untuk bertobat. Saulus menjadi seorang murid yang amat mengasihi Yesus. Setelah ia dibaptis, yang dipikirkannya hanyalah membantu orang-orang lain untuk mengenal serta mencintai Yesus, Sang Juruselamat.

Kita dapat membaca kisah petualangannya yang mengagumkan demi Kristus dalam kitab Kisah Para Rasul yang ditulis oleh St. Lukas, dimulai pada bab sembilan. Tetapi, kisah yang ditulis St. Lukas berakhir ketika Paulus tiba di Roma. Ia berada dalam tahanan rumah, menunggu diadili oleh Kaisar Nero. Seorang penulis Kristen terkenal dari jaman Gereja Purba, Tertullian, mengisahkan bahwa Paulus dibebaskan setelah pengadilannya yang pertama. Tetapi kemudian, ia dijebloskan kembali dalam penjara. Kali ini, ia dijatuhi hukuman mati. Ia wafat sekitar tahun 67, pada masa penganiayaan yang dahsyat terhadap umat Kristen dalam pemerintahan Kaisar Nero.

Lamunan Hari Raya

Santo Petrus dan Santo Paulus, Rasul

Kamis, 29 Juni 2023

Matius 16:13-19

13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" 14 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." 15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" 16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" 17 Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. 18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. 19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, untuk beriman orang biasa memerlukan pengetahuan agama. Dengan pengetahuan keagamaan orang dapat tahu tentang Tuhan.
  • Tampaknya, makin mendalam dan meluas pengetahuan keagamaannya makin kaya orang akan pengetahuannya tentang Tuhan. Orang juga bisa memahami berbagai penjelasan tentang Tuhan karena adanya banyak ahli agama bahkan alirannya juga bisa beragam.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun orang bisa bangga karena punya macam-macam pengetahuan tentang Tuhan, karena iman juga merupakan hubungan personal individual, orang beriman harus memiliki pemahaman sendiri berdasarkan bisikan hati nurani. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang beriman juga terpanggil ikut ambil bagian dalam pengembangan umat berlandaskan keyakinan personalnya akan Tuhan.

Ah, dalam agama orang harus memiliki gambaran dan pemahaman sama akan Tuhan.

Tuesday, June 27, 2023

Pastor Tanpa Umat?

Saya sudah berada di rumah tua untuk para romo praja Keuskupan Agung Semarang sejak 1 Juli 2010. Rumah itu bernama Domus Pacis Puren. Alamatnya di Jalan Lada 5 Puren depan gedung gereja Santo Yohanes Rasul Pringwulung. Jumlah kamar tersedia untuk para romo ada 10 buah, dan saya pernah mengalami ada 10 romo menjadi penghuni. Pada tahun 2021 tanggal 1 Juni kami serumah termasuk karyawan pindah di Domus Pacis Santo Petrus. Lokasi rumah itu ada di kompleks Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan. Pada waktu kami mulai tinggal d Domus Petrus, jumlah kami bertambah 1 orang, yaitu Mgr. Blasius Pujaraharja yang sebelumnya tinggal di Seminari Kentungan. Di Domus Petrus tersedia 32 kamar untuk para romo sepuh. Tetapi dalam perjalanan 2 tahun jumlah kami hanya bertambah 2 orang romo, yaitu Rm. Joko Sistiyanto dan Rm. Sari Jatmiko. Sebenarnya ada beberapa romo yang pada tahun 2021 termasuk sudah dipersiapkan kamar, bahkan ada yang sudah mendapatkan SK dari Keuskupan. Tetapi tak ada satupun yang masuk Domus. Bahkan ada yang sudah wafat.


Tampaknya ada arus rasa enggan di antara para romo sepuh untuk tinggal di rumah sepuh. Bahkan pada tahun 2020 waktu ikut vaksinasi di masa pandemi Covid-19, ada 3 orang romo sepuh menghampiri saya dan menyatakan tidak bersedia tinggal di Domus. Pada waktu itu ada isu Uskup akan meminta para romo sepuh untuk tinggal di Domus Pacis St. Petrus bila gedung selesai dibangun. Tampaknya, pada umumnya para romo sepuh merasa nyaman tinggal di paroki. Saya pernah mendengar beberapa ungkapan berkaitan dengan masalah kalau tinggal di Domus Pacis. Tampaknya ada 2 ungkapan yang banyak menjadi ketakutan kalau tinggal di Domus :

  • Di Domus seperti berada dalam tahanan.
  • Dengan tinggal di Domus seorang romo tercerabut dari umat.
Terhadap kenyataan seperti itu saya merasa ada hal dasar yang mudah menjadi momok bagi seorang romo sepuh bila tinggal di rumah tua. Tampaknya penghayatan imamat sebagai hidup dari, untuk, dan bersama umat bisa menjadi buram kalau harus tinggal di rumah tua. Maka, pertanyaan sebagai romo sepuh kalau harus tinggal di rumah tua bagi saya adalah :

BAGAIMANA MENJADI PASTOR TANPA UMAT?

Santo Ireneus dari Lyons

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 01 September 2013 Diperbaharui: 03 April 2021 Hits: 16349

  • Perayaan
    28 Juni
  •  
  • Lahir
    antara tahun 120-140
  •  
  • Kota asal
    Yunani
  •  
  • Wilayah karya
    Lyon - Perancis
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir di Lyon pada tahun 202. Makamnya di hancurkan oleh kaum Calvinis pada tahun 1562
  •  
  • Venerasi
    -
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Ireneus adalah seorang Yunani yang dilahirkan antara tahun 120-140. Ia beroleh kesempatan istimewa menjadi murid St. Polikarpus.  Polikarpus sendiri adalah murid dari Rasul Yohanes. Suatu ketika Ireneus mengatakan kepada seorang teman, “Aku mendengarkan pengajaran St. Polikarpus dengan amat seksama. Aku menuliskan setiap tindakan maupun perkataannya, bukan di atas kertas, melainkan dalam hatiku.”

Setelah ditahbiskan menjadi seorang imam, Ireneus diutus ke Lyons di Perancis. Di kota inilah Uskup St. Pothinius wafat sebagai martir bersama banyak orang kristen yang namanya tidak tercatat. Ireneus selamat dari pembantaian ini karena saat itu ia diminta rekan-rekan imam untuk pergi ke Roma untuk menyampaikan pesan mereka kepada paus. Dalam surat itu, mereka menyebut Ireneus sebagai seorang yang penuh semangat iman.

Ketika Ireneus kembali ke Perancis sebagai Uskup Lyons, masa penganiayaan telah berakhir. Namun demikian, muncul suatu bahaya lain, yaitu ajaran sesat yang disebut Gnostisisme. Bidaah ini memikat sebagian orang dengan iming-iming mendapatkan ajaran rahasia. Uskup Ireneus mempelajari ajaran sesat ini dan memahami bahwa meskipun sepintas terlihat sama, namun Gnostisisme sebenarnya sangat berbeda dengan ajaran iman Kristiani. Secara umum Gnostisisme mengajarkan bahwa dunia fana ini jahat; bahwa dunia ini diciptakan dan diperintah oleh kuasa malaikat, bukan Tuhan; dan bahwa Tuhan berada jauh dan tidak ada hubungannya dengan dunia ini. Keselamatan menurut para Gnostik dapat diraih dengan mempelajari ajaran-ajaran rahasia dan kaum Gnostik adalah orang-orang yang kehidupan rohaninya lebih unggul daripada orang-orang Kristen biasa. Para Gnostik mendukung pendapat ini dengan Injil-Injil Gnostik yang biasanya mencatut nama para rasul.

Demi melawan bidaah Gnostisisme, Ireneus menulis buku Melawan Ajaran Sesat yang isinya membeberkan kebodohan "ajaran yang secara keliru disebut Gnostik". Dengan menyitir gambaran dari Perjanjian Lama dan Baru, Uskup Ireneus membuktikan kesesatan aliran tersebut. Tentang para pengikut Gnostisisme ia menulis :

Dalam perjuangannya melawan Gnostisisme Uskup Ireneus berpegang teguh pada keabsahan pengajaran iman yang diturunkan dari para Rasul. Ia adalah murid Santo Polikarpus, yang adalah murid dari Rasul Yohanes, salah seorang dari 12 murid Yesus. Ireneus menegaskan bahwa para rasul mengajar di tempat-tempat umum dan tidak ada satu pun yang dirahasiakan. Di seluruh kekaisaran, gereja berpegang pada ajaran yang disampaikan para Rasul Kristus, dan hanya inilah satu-satunya dasar keyakinan. Ireneus menyatakan bahwa para uskup yang merupakan pelindung iman Kristen adalah penerus para rasul yang sah. Argumentasinya yang tersebar luas membuat ajaran Gnostis kehilangan pengaruhnya di masa itu. Meski demikian ajaran ini tetap bertahan sampai abad pertengahan dan gagasan Gnostis kembali muncul seiring dengan bertumbuhnya gerakan mistis esoteris pada akhir abad ke-19 dan abad ke-20 di Eropa dan Amerika Utara.

Santo Ireneus wafat sebagai martir sekitar tahun 202 M.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

Lamunan Peringatan Wajib

Santo Ireneus, Uskup dan Martir

Rabu, 28 Juni 2023

Matius 7:15-20

15 "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. 16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? 17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. 18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. 19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. 20 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang bisa tertarik pada sosok yang memperjuangkan bantuan-bantuan bagi banyak orang. Dia mengatakan program hidupnya adalah demi kepentingan umum terutama bagi yang papa dan menderita.
  • Tampaknya, orang bisa tertarik pada sosok yang berani mengeluarkan beaya banyak untuk membantu kaum penderita, misalnya dengan program pengobatan dan pembagian sembako gratis. Dia bilang kalau hidupnya diabdikan bagi kaum kecil.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun ada sosok yang bisa menghadirkan bantuan sosial massal bahkan tanpa memungut beaya, orang harus hati-hati menilai baik atau buruknya tanpa memahami rekam jejaknya apakah biasa berkepedulian sosial atau suka cari pamor untuk kepentingan diri atau kelompoknya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menilai baik buruk seseorang dari buah kebiasaannya bertindak bermanfaat bagi banyak orang atau tidak.

Ah, kalau nyatanya mau nombok ketika jajan bareng, dia jelas orang baik.

Monday, June 26, 2023

Kepikunan (Senility) dan Demensia Alzheimer

diambil dari https://alzi.or.id/apa-perbedaan-alzheimer-dengan-kepikunan

 22/04/2019


Penggunaan Kata Pikun

Kata ‘pikun’ umum digunakan untuk menggambarkan seseorang dengan gangguan daya ingat yang berhubungan dengan penuaan. Beberapa orang mungkin menggunakan istilah ‘kepikunan’ untuk menggambarkan penurunan kemampuan berpikir, berkonsentrasi, atau mengingat. Kondisi seperti itu sejak lama dianggap menjadi hal yang lumrah jika dialami oleh orang lanjut usia. Beberapa orang pun kerap menyebutnya sebagai ‘penyakit tua’. Pahal hal tersebut, tidak sepenuhnya benar.

Istilah ‘pikun’ lebih umum digunakan pada masa lalu, terutama ketika kehilangan ingatan dan kebingungan dianggap sebagai hal yang normal dengan bertambahnya usia seseorang. Meskipun terkadang masih digunakan, istilah ‘pikun’ sudah kehilangan popularitasnya dalam  dunia medis karena dianggap berkonotasi negatif dan kurang sopan. Selain itu istilah pikun tidak mencerminkan keseluruhan kondisi gangguan kognitif yang sebenarnya terjadi.

Demensia Istilah Yang Lebih Tepat

Kepikunan adalah istilah yang digunakan dengan bebas, seringkali tidak akurat, dan bahkan negatif untuk menggambarkan penurunan fungsi kognitif. Sementara ‘demensia’ adalah istilah medis yang lebih dapat diterima.

Di Indonesia, istilah ‘pikun’ memang seringkali masih digunakan untuk menggambarkan demensia. ‘Pikun’ biasanya hanya identik dengan gangguan daya ingat, sedangkan demensia tidak terbatas pada gangguan daya ingat saja. Penurunan fungsi kognitif/ fungsi pikir yang terjadi akhirnya dapat pula menyebabkan gangguan dalam membuat perencanaan dan keputusan, gangguan berbahasa, gangguan dalam memproses sinyal visual yang ditangkap oleh mata, gangguan perilaku, hingga gangguan pengaturan emosi.

Lupa meletakkan barang, tersesat ketika keluar rumah tanpa ditemani, hingga emosi yang naik-turun, menjadi gejala demensia yang sering ditemui pada ODD (Orang Dengan Demensia).

Demensia bukanlah bagian normal dari penuaan. Demensia disebabkan oleh berbagai jenis penyakit, yang memang lebih sering terjadi pada mereka yang berusia lanjut (diatas 65 tahun), namun Demensia dapat pula terjadi pada orang yang berusia lebih muda.

Santo Sirilus dari Alexandria

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 01 September 2013 Diperbaharui: 20 Oktober 2019 Hits: 11025

  • Perayaan
    27 Juni
  •  
  • Lahir
    tahun 370
  •  
  • Kota asal
    Alexandria - Mesir
  •  
  • Wafat
  •  
  • tahun 444 - Sebab alamiah
  •  
  • Venerasi
    -
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Sirilus dilahirkan di Alexandria Mesir pada tahun 370. Pamannya adalah patriark atau uskup agung Aleksandria bernama Teofilus. Pamannya seorang yang baik, tetapi terkadang cepat marah dan keras kepala. Patriark Teofilus adalah salah seorang yang bertanggung-jawab atas pembuangan pertama St. Yohanes Krisostomus pada tahun 403. Tetapi kaisar membawa kembali Patriark Yohanes ke Konstantinopel setelah terjadi huru-hara dan gempa bumi di Kota itu.  Tampaknya Sirilus juga ikut terpengaruh oleh prasangka buruk pamannya terhadap Patriark Yohanes. Karena itu Sirilus juga mendukung pengucilan terhadap Patriark Yohanes Krisostomus.

Ketika pamannya wafat pada tahun 412, Sirilus diangkat menggantikannya. Ia mempunyai cinta yang berkobar-kobar kepada Gereja dan kepada Yesus. Ia tidak mencari pujian orang ataupun kedudukan karena ia seorang yang jujur, suka berterus terang dan tegas. Sikapnya ini membuat banyak orang tidak menyukainya. Namun Ia tidak peduli. Dengan gagah berani ia tetap mewartakan dan mempertahankan iman Gereja dari ajaran-ajaran sesat. Namun, seperti pamannya Teofilus, Patriark Sirilus juga adalah seorang yang keras kepala. 

Perangainya ini pastilah membuatnya menderita. Walau demikian, umat Kristiani patut berterima kasih kepadanya atas banyak kecakapannya yang mengagumkan. Sebagai misal, ia dengan tidak gentar membela Gereja dan membela apa yang ia yakini kebenarannya. St. Sirilus adalah wakil Paus Santo Selestinus I dalam Konsili Efesus pada tahun 431. Konsili ini merupakan sidang resmi Gereja yang melibatkan lebih dari dua ratus uskup yang ada waktu itu. Mereka memeriksa ajaran sesat Nestorian yang diajarkan oleh Patriark Nestorius. Hasil Konsili menerangkan dengan jelas bahwa Nestorius salah dalam beberapa kebenaran penting yang kita yakini. Paus memberinya waktu sepuluh hari untuk berjanji bahwa ia tidak akan mewartakan ajaran-ajarannya sendiri yang salah. Tetapi Nestorius tidak mau. Konsili menjelaskan kepada umat Allah bahwa kita tidak dapat menerima ajaran-ajaran sesat. Para uskup begitu jelas menerangkan hingga ajaran-ajaran sesat ini tidak pernah lagi menjadi ancaman besar bagi Gereja.

Gereja sangat berterima kasih kepada Patriark Alexandria Sirilus yang telah memimpin jalannya Konsili. Pada akhirnya Nestorius dengan diam-diam pulang kembali ke biaranya dan tidak lagi membingungkan umat.  Sirilus kembali juga ke keuskupan agungnya dan bekerja keras demi Gereja hingga ia wafat pada tahun 444. Paus Leo XIII memaklumkan St. Sirilus sebagai Pujangga Gereja pada tahun 1883.

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...