Tuesday, November 14, 2023

Perbedaan Pembahaman Membuat Gairah

Kalau ada rombongan tamu, pertanyaan yang paling kerap muncul adalah "Apakah acara harian para romo di Domus Pacis?" Tentu saja para romo yang dimaksud adalah para romo sepuh. Dari sharing setiap romo yang ikut menyambut, para tamu akan tahu bahwa ada cara bersama dan kegiatan pribadi. Acara bersama meliputi makan bersama dan Misa Komunitas. Sedang yang personal sungguh merupakan kegiatan pribadi yang pada umumnya terjadi di kamar masing-masing. Maklumlah, para romo sepuh pada umumnya 90% lebih hidup di dalam kamar masing-masing. Doa, nonton TV, dan baca-baca biasa muncul dari setiap romo sepuh.

Pada suatu hari, dalam salah satu kunjungan, ada salah satu romo sepuh mengatakan tentang salah satu kegiatan personal adalah "Menulis". Rm. Bambang, yang menjadi pemandu, langsung memiliki bayangan sosok romo itu pada tahun pertama berada di Domus. Beliau termasuk romo rangking atas dalam umur. Tetapi beliau pada waktu itu selalu menggenggam atau paling tidak menyanding HP. Pada waktu itu beliau meminta tempat khusus untuk menulis buku yang akan diserahkan kepada penerbit. Tempat khusus itu dapat terlihat oleh orang-orang lain termasuk Rm. Bambang. Yang bagi Rm. Bambang mengesankan adalah setiap kali baru pegang bolpoin sejenak, beliau mudah ganti pegang HP dan kemudian menulis WA atau telepon. Maka, pada waktu beliau berkata salah satu kegiatan pribadi adalah "Menulis", Rm. Bambang tertawa dalam hati. Maklumlah, sesudah 2 tahun lebih foolow up tulisan tak ada. Tiba-tiba terhadap pengalaman ini muncul dialog sebagai berikut :

"Menulisnya di mana?" tanya seorang tamu yang barangkali ingin tahu dalam media apa atau diterbitkan di mana.

 "Apa?" Romo itu bertanya kepada Rm. Bambang tentang apa yang ditanyakan. Maklumlah, dalam hal pendengaran beliau sudah cukup lemah.

 "Le nulis teng pundi?" (Di mana Anda menulis) Rm. Bambang menyampaikan dengan bahasa Jawa.

 "Nggih teng kertas, ta" (Jelas di kertas) sahut beliau.

"Lho, kok teng kertas?" (Mengapa di kertas?) desak Rm. Bambang.

"Lho nek mboten teng kertas terus teng nggen napa?" (Kalau tak pakai kertas lalu pakai apa?) Terjadi dialog yang membuat para tamu tertawa terbahak-bahak. Maklumlah, mungkin beliau kurang tahu bahwa kini ada tulisan dalam laptop. 

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...