"Gayenge kaya kunjungan umum ya" (Meriahnya penuh tawa seperti kunjungan rombongan pada umumnya) kata Bu Rini mengomentari kunjungan yang terjadi pada siang Senin 6 November 2023. Para tamu datang ketika para romo Domus baru saja menyelesaikan makan siang. Karena yang datang cukup banyak Rm. Bambang meminta karyawan menambah kursi untuk tempat duduk. Di meja sudah tersedia minuman teh. Bu Rini menyajikan makanan kecil. Kebetulan saja snak yang dibawa oleh Bu Titik untuk para romo Domus masih ada banyak kelebihan. Kalau Bu Rini membandingkan rombongan ini dengan rombongan pada umumnya, karena yang datang pada siang itu adalah para romo projo Keuskupan Agung Semarang yang tergabung dalam Komisariat Unio Kevikepan Semarang. Para romo Domus yang ikut menyambut adalah Rm. Ria, Rm. Jarot, dan Rm. Bambang.
Suasana meriah dimulai dengan kata-kata Rm. Beny mengomentari Rm. Bambang "Jan-jane Romo Bambang ki ora pantes neng Domus. Mung arep kesedan golek penak" (Sebetulnya Rm. Bambang tidak layak tinggal di Domus. Dia hanya mau malas-malasan cari enak). Rm. Beny berkata begitu karena beliau selalu melihat Rm. Bambang masih segar. Pada waktu itu Rm. Bambang menanggapi "Aku mung nggunakke hak kok. Nek lansia isa milih manggon Domus. Neng Domus isa bebas lan isa rana-rene nglayani umat" (Aku hanya menggunakan hak sebagai lansia yang bisa minta tinggal di Domus. Di Domus aku bisa bebas dan ke sana-sini melayani umat). "Apa kalau muda tidak bisa tinggal di Domus?" seorang romo muda menyela yang langsung dijawab oleh Rm. Bambang "Bisa saja, asal terkapar lebih dahulu". Tentu saja omongan Rm. Bambang dengan bahasa Jawa yang menggunakan kata "kepleh-kepleh" untuk terkapar, yang membuat para tamu tertawa terbahak-bahak. Para romo Semarang ini sebenarnya memanfaatkan kesempatan ikut Misa Arwah yang diselenggarakan oleh Unio Keuskupan Agung Semarang. Yang jelas perjumpaan romo lansia dengan yang masih muda-muda membuat susana meriah penuh canda tawa.
No comments:
Post a Comment