Ibu-ibu Paroki BSB

Ketika makan pagi Sabtu 4 November 2023, di tempat yang biasa untuk menerima tamu ada beberapa kursi plastik. Itu artinya akan ada tamu. Tetapi jumlah kursi sedikit. Dari karyawan ada informasi bahwa jumlah tamu ada 10 orang. "Tamune ana lima las" (Tamu yang akan datang ada 15 orang) kata Rm. Suntara sambil menyantap makan pagi. Ternyata beliau mendapat informasi dari karyawan lain. Kemudian ada karyawan yang menimpali "Antawisipun sedasa ngantos kalih dasa" (Di antara 10 dan 20 orang). Tetapi ketika ditanyakan dari mana, tak ada yang tahu. Kebetulan pada makan pagi itu tidak ada Rm. Hartanta, direktur Domus. Maka, tak ada yang tahu dari mana tamu yang akan datang. 

Yang jelas rombongan tamu datang selewat jam 10.15. "Maaf sekali, romo, kami berangkat masih pagi tetapi jalanan macet" kata salah satu ibu. Ketika Rm. Bambang bertanya "Ini dari mana?", ibu lain menyahut "Kami dari BSB, Ibu-ibu Paroki. Tetapi baru ajar jadi Ibu-ibu Paroki karena baru 4 tahun jadi Paroki". Ketika ditanyakan apa itu BSB, ternyata itu adalah Bukit Semarang Baru, salah satu Paroki di Semarang. Rombongan tamu itu terdiri dari 12 orang ibu. Para romo yang ikut menyambut adalah Rm. Yadi, Mgr. Blasius, Rm. Ria, Rm. Harto, Rm. Jarot, dan Rm. Bambang. Rombongan Tamu memang kecil. Tetapi, sejak datang langsung terjadi omong-omong santai. Sekalipun diseling menikmati teh dan snak sajian Domus, para tamu bertanya ini itu tentang bertbagai hal. Tidak ada warna upacara sedikitpun seperti sambutan. Ketika hampir meninggalkan Domus, Rm. Bambang menunjukkan batik yang sudah disiapkan oleh karyawan. Maka merekapun bersemangat memilih-milih batik untuk menyumbang hajatan yang diadakan Domus. Sajian batik berada di depan kamar Rm. Bambang. Para tamu menutup kunjungan dengan minta berkat dari Rm. Bambang di depan kamarnya.