diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 16 Agustus 2014 Diperbaharui: 26 November 2019 Hits: 37428
- Perayaan22 November
- LahirHidup pada abad ke-3
- Kota asalRoma
- Wafat
- Martir
Awalnya ia dibakar hidup-hidup; tapi karena api tidak menyakitinya ia kemudian dipenggal
Makamnya ditemukan kembali tahun 817, dan dipindahkan ke Gereja yang khusus dibangun untuk mengenangnya; Gereja Santa Cecilia di Roma
Pada tahun 1599 makamnya dibuka dan tubuhnya ditemukan masih utuh - Beatifikasi-
- Kanonisasi
- Pre-Congregation
Dikisahkan bahwa pada saat perayaan pernikahan berlangsung, pengantin wanita yang cantik itu duduk menyendiri. Di dalam hatinya, ia menyanyikan puji-pujian kepada Tuhan serta berdoa memohon pertolongan-Nya. Ketika ia dan Valerianus, suaminya, tinggal sendirian dalam kamar pengantin, Sesilia memberanikan diri berkata kepada suaminya: "aku mempunyai suatu rahasia yang hendak kukatakan kepadamu. Aku mohon agar engkau mendengarkannya dengan sepenuh hati dan tetap menerima aku sebagai isterimu. Engkau harus tahu bahwa aku telah berkaul untuk mempersembahkan kesucianku kepada Kristus, dan aku mempunyai seorang malaikat yang selalu menjaga aku. Jika engkau berani menyentuh aku, maka malaekat pelindungku itu akan marah dan engkau akan menanggung banyak penderitaan. Tetapi jika engkau menghormati kesucianku, maka malaikat pelindungku itu akan mencintai engkau sebagaimana dia mencintai aku."
Valerianus amat terperanjat ketika mengetahui bahwa isterinya itu adalah seorang kristen. Masa itu adalah masa penganiayaan bagi umat kristiani. Menjadi kristen adalah terlarang dan bila ketahuan, akan segera ditangkap dan dihukum mati. Namun atas pengakuan isterinya itu Valerianus berkata dengan lembut; “Tunjukkanlah kepadaku malaikatmu. Jika ia datang dari Tuhan, aku akan mengabulkan permintaanmu.”
Kata Sesilia, “Jika engkau percaya akan Allah yang satu dan benar serta menerima air pembaptisan, maka engkau akan dapat melihat malaikatku.” Kemudian Valerianus pergi menemui Uskup Roma (Paus) Gayus yang menerimanya dengan gembira. Setelah menyatakan pengakuan iman Kristiani, Valerianus dibaptis dan pulang kerumah. Di rumahnya ia terkesima menemukan Sesilia sedang berdoa dengan ditemani oleh seorang malaikat. Malaikat itu kemudian mengenakan mahkota pada kepala mereka berdua.
Tiburtius, saudara Valerianus, juga belajar iman Kristiani dari Sesilia. Santa Sesilia mengisahkan Yesus dengan begitu indahnya hingga tak lama kemudian Tiburtius juga minta dibaptis. Bersama-sama, Tiburtius dan Valerianus melakukan banyak perbuatan amal kasih. Ketika penganiayaan atas orang kristen semakin memuncak, kedua pemuda bangsawan itu selalu berupaya untuk memberikan penguburan yang layak pada setiap martir kristen terbunuh. Ketika mereka juga tertangkap, dengan berani mereka memilih mati daripada mengingkari iman mereka kepada Yesus.
Dengan penuh kasih sayang Sesilia menguburkan jenasah mereka, sebelum akhirnya ia sendiri juga tertangkap. Dalam penjara Sesilia masih sempat mempertobatkan para penjaga yang berusaha membujuknya untuk mempersembahkan korban bakaran kepada berhala. Setelah ditahan beberapa lama, Sesilia lalu dijatuhi hukuman mati dengan cara dibakar hidup-hidup.
Ketika Sesilia dibakar dalam kobaran api, api sama sekali tidak menyakitinya. Akhirnya, seorang algojo diperintahkan untuk memenggal kepala Sesilia. Ia menebaskan pedangnya tiga kali ke leher Sesilia. Sesilia langsung rebah tetapi tidak langsung tewas. Dalam sakratul maut tersebut Santa Sesilia mengacungkan tiga jari dengan tangannya yang satu dan satu jari di tangannya yang lain. Ia masih menyatakan imannya kepada Allah Tritunggal Maha kudus sebelum menerima mahkota kemartirannya di surga.
No comments:
Post a Comment