Thursday, November 30, 2023

Santo Eligius

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 01 Desember 2014 Diperbaharui: 26 November 2019 Hits: 9017

  • Perayaan
    1 Desember
  •  
  • Lahir
    sekitar tahun 588
  •  
  • Kota asal
    Catelat, dekat Limoges, Perancis.
  •  
  • Wafat
  •  
  • 1 Desember 660 di Noyon Perancis - Sebab alamiah
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Santo Eligius lahir sekitar tahun 588 di Catelat, dekat Limoges, Perancis. Kedua orang tuanya tercatat bernama Eucherius dan Terrigia. Sebelum menjadi uskup, ia adalah seorang pandai emas dan pencetak uang logam yang sangat terampil di kota Paris. Suatu hari, raja Raja Clotaire II mengirimkan emas dan permata kepada Eligius supaya ia membuatkan sebuah singgasana kerajaan. Ternyata Eligius malah membuatkan dua buah singgasana karena emas dan permata yang raja kirimkan terlalu berlebihan. Dengan berlaku demikian, Eligius berusaha supaya tetap jujur dengan tidak mau mengambil emas dan permata milik raja. Raja sangat terkesan dengan hasil pekerjaan dan kejujurannya. Karena itu ia diangkat menjadi kepala percetakan uang logam kerajaan dan menjadi anggota keluarga kerajaan.

Eligius kemudian memiliki penghasilan dan harta kekayaan yang cukup melimpah; namun ia tetap memanfaatkannya untuk menolong para tawanan dan fakir miskin. Rumahnya, bahkan meja makannya sendiri selalu dikelilingi orang-orang miskin. Eligius juga sering menolong para budak dengan cara membeli mereka lalu membebaskan kembali. Salah seorang budak yang dibebaskannya adalah Santo Tilo dari Solignac.

Di samping pandai mencetak uang logam, ia gemar membuat reliquary yang indah sebagai tempat penyimpanan relikwi-relikwi para kudus. Reliquary yang pernah dikerjakannya antara lain Reliquary penyimpanan relikwi Santo Martinus dan Santa Genoveva.

Setelah kematian Acarius, Uskup Noyon, pada tanggal 14 Maret 642; secara mengejutkan Eligius terpilih untuk menggantikannya. Walau dengan berat hati namun pandai emas kenamaan ini akhirnya dapat menerima kehormatan ini. Rambutnya kemudian dipangkas seperti seorang biarawan (Tonsura), dan ia pun dilantik sebagai seorang uskup.

Di Keuskupannya banyak umat yang masih kafir dan belum mengenal Tuhan. Karena itu bapa uskup Eligius berusaha memperkenalkan Kristus pada mereka. Selama 20 tahun ia bekerja keras dan berhasil mengkristenkan wilayah Fleming, Frisia, Suevi, dan suku-suku Jerman lainnya di sepanjang pesisir Laut Utara.

Uskup Eligius adalah seorang uskup yang saleh dan bijaksana; karena itu ia juga diangkat sebagai penasehat dan bapa rohani bagi raja dan ratu Perancis. Kelak ratu Perancis saat itu, Bathildis, juga menjadi seorang yang kudus. Uskup Eligius juga mendirikan banyak biara dan gereja. Ia juga menemukan kembali makam dan relikwi santo Quintinus setelah berhari-hari menggali di dalam sebuah situs bekas gereja yang telah ditinggalkan. Segera setelah penemuan ini ia membangun sebuah Basilika yang sangat megah untuk menghormati Santo Quintinus di situs tersebut. Basilika ini sekarang bernama Basilica of Saint-Quentin, Aisne Picardy Perancis.

Santo Eligius tutup usia dengan tenang pada tanggal 1 Desember 660 di Noyon dan dimakamkan di Kathedral Noyon Perancis.

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...