Sabtu, 10 Juli 2021
Matius 10:24-33
24 Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. 25 Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. 26 Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. 27 Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah. 28 Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. 29 Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. 30 Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. 31 Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit. 32 Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. 33 Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, dengan kemajuan zaman banyak hal yang dulu murah dan bahkan tak punya nilai bisnis kini menjadi amat populer. Karena popularitasnya banyak orang mau membeli dengan harga tinggi.
- Tampaknya, dengan pesatnya kemajuan tekhnologi digital bayak hal sederhana bisa menarik banyak orang untuk menginginkannya sebagai tanda status tinggi. Tanaman dan hewan yang dulu taka ada yang melirik kini bisa berharga jutaan.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun banyak barang dan tumbuhan serta hewan pada jaman kini bisa meraih harga jual amat tinggi, semahal apapun harganya sejatinya amat jauh lebih tinggi harga seorang manusia dengan kondisi serendah dan seburuk apapun. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan jauh lebih mensyukuri keadaan diri atas anugrah selecil apapun dibandingkan dengan kepemilikan harta kekayaan tanah dan tanaman serta hewan sebanyak apapun.
Ah, apapun alasannya yang paling pokok adalah mengejar rasa aman dan kekayaan.
No comments:
Post a Comment