Wednesday, July 28, 2021

Kartu Identitas Domus

"Nyuwun pamit, rama" (Mohon pamit akan pulang, rama) kata Bu Rini dan Bu Titik hampir bersamaan ketika para rama Domus Pacis St. Petrus, Kentungan, sudah siaga di meja makan masing-masing pada Rabu malam 28 Juli 2021. Kata-kata itu biasa muncul ketika mereka akan pulang. Bu Rini dan Bu Titik adalah relawan Domus Petrus yang biasa siaga untuk membantu keperluan para rama Domus. Mereka berdua sudah menjadi relawan sejak di Domus Pacis Puren, Pringwulung. Dalam keseharian Bu Rini biasa datang di Domus Petrus pada sekitar jam 15.00. Sedang Bu Titik biasa datang 2 atau 3 kali dalam seminggu pada sekitar jam 17.00. Tegtapi dalam peristiwa khusus mereka berdua bisa sehari berada di Domus. Tetapi pada Rabu malam itu, ketika mereka berdua sudah berpamitan dan melangkah akan keluar dari Domus, Rm. Hartanta berkata "Mangke riyin. Enten sesuatu bar sembahyang dhahar" (Sebentar. Tunggu sesudah doa pembuka makan).

Ternyata pada malam itu Rm. Hartanta, Direktur Domus Pacis St. Petrus, dibantu oleh Mas Hari sedang mengaitkan kalung-kalung plastik ke kartu-kartu khusus. Pada setiap kartu tergambar logo Domus Pacis Santo Petrus dan alamat Domus di satu sisi, dan di sisi lain terdapat tulisan "Domus Pacis St Petrus Kentungan dan nama". Itu menjadi semacam kartu identitas warga Domus Pacis St. Petrus. Semua rama penghuni Domus Petrus dan karyawannya mendapatkan satu per satu. Bu Rini dan Bu Titik, sekalipun bukan karyawan tetapi menjadi relawan tetap, juga diperhitungkan menjadi warga Domus Petrus. Maka pada malam itu Rm. Hartanta memberi kartu identitas itu yang berisi nama mereka masing-masing.

Pembuatan kartu itu dipandang penting karena Domus Pacis berhadapan dengan realita jalan masuk dari Jalan Kaliurang harus melewati pintu gerbang Seminari Tinggi Kentungan yang dijaga Satpam. Peristiwa wafat Rm. Bagya pada Jumat 23 Juli 2021 membuat Seminari menjaga terjadinya kerumunan yang akan berbahaya di masa pandemi covid-19. Seminari untuk sementara waktu menolak kehadiran tamu dan siapapun orang luar masuk kompleks Seminari termasuk Domus Pacis. Bahkan pengantar tambahan lauk dan snak setiap siang dari Hotel Tentrem ke Domus juga tak dapat masuk. Para dermawan Domus yang menyumbang beberapa kebutuhan juga harus menitipkannya di pos Satpam Seminari. Suami karyawan Domus yang setiap hari mengantar dan menjemput istri yang bekerja di Domus juga tidak bisa melewati gerbang masuk. Karena kondisi ini belum jelas sampai kapan, apalagi PPKM juga diperpanjang bahkan Keuskupan Agung Semarang memperpanjang hingga 15 Agustus 2021, Rm. Hartanta berinisiatif membuat kartu identitas itu untuk mempermudah masuk keluarnya warga Domus lewat gerbang Seminari.

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...