Monday, July 19, 2021

Aba-aba Doa? (Pengalaman Lampau di Puren)

 


Katanya, makan bersama dalam kehidupan bersama sungguh memiliki makna iman. Rama-rama Domus Pacis Puren mulai dengan tanggal 30 Agustus 2011 memiliki kehidupan makan bersama tiga kali sehari. Maklumlah sebelumnya makan, snak, dan minuman disajikan di kamar masing-masing. Tentu saja untuk rama-rama, yang karena kondisinya harus dilayani dalam segalanya, akan dibantu di kamar.

 

Dalam makan bersama tentu saja ada doa pembuka dan penutup. Entah bagaimana prosesnya, di dalam perkembangan ada salah satu rama bila tidak pergi dan hadir di kamar makan selalu menjadi pemimpin doa. Waktu makan setiap hari biasanya dimulai pada jam 07.00 untuk makan pagi, jam 12.00 untuk makan siang, dan jam 18.30 untuk makan malam. Dengan demikian, begitu para rama sudah siap di bagian meja masing-masing, pada sekitar jam-jam itu doa pembuka diucapkan. Karena biasanya memakai bahasa Jawa, setiap kali sampai pada kata “lantaran Sang Kristus Gusti kawula” (dengan pengantaran Kristus Tuhan kita) semua mengucap “Amin”. Tentu saja biasanya suara “Amin” yang terdengar hanya dari dua orang rama, karena yang lain sudah kekurangan suara akibat kondisinya.

 

Walaupun ada ancar-ancar lama makan adalah sekitar 30 menit, tetapi doa penutup biasanya disesuaikan dengan irama rama yang membutuhkan waktu cukup lama dalam menghabiskan makan. Hal ini dikarenakan ada yang gigi palsunya sering bergeser tempat di dalam mulut. Ada juga yang memang mengunyahnya amat lambat. Sang pemimpin doa termasuk yang amat cepat dalam menghabiskan porsi makannya. Oleh karena itu dia harus menunggu selesainya yang lain. Karena dapat selesai makan dalam 10-15 menit, biasanya dia mengisi waktu dengan ber-medsos-an WA atau youtube lewat HP. Kemudian teman lain bisa memintanya menutup doa dengan memberi kode seperti menepuk-nepuk dahi atau dada. Ada juga yang memberi kode dengan mengangkat lengan dan telapak tangan terbuka.

 

Pada suatu ketika ada salah satu teman, yang hanya ikut keadaan sehingga tak pernah memberi kode, mengangkat lengannya disertai telapak tangan terbuka. Langsung saja terdengar suara pemimpin doa “Kunjuk ing asma Dalem .....” (Dalam nama ....) diteruskan dengan doa penutup. Setelah selesai teman yang memberi kode itu tersenyum. Ternyata dia, yang termasuk minim suara, memberi kode pada karyawan untuk diambilkan buah. 

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...