Monday, July 12, 2021

Semar Mendem, Kudapan dengan Filosofi Kekuasaan

diambil dari https://belanga.id

In GuidePosted 0 Comment(s)


Semar mendem merupakan kudapan khas Yogyakarta. Seperti namanya, semar mendem memang diambil dari nama tokoh wayang yang terkenal, yaitu Semar. Sedangkan kata mendem berarti “mabuk” dalam bahasa Jawa. Bila kedua kata digabung, punya arti harafiah “Semar yang sedang mabuk”.

Konon, semar mendem dinamakan demikian karena rasanya yang lezat. Saking nikmatnya, mulut jadi tak berhenti mengunyah seperti “orang mabuk” alias ketagihan. Kelezatan semar mendem memang melegenda. Citarasanya gurih dan benar-benar maknyus!

Lalu, mengapa kudapan ini dinamakan Semar? Katanya nih, semar mendem itu bentuknya gemuk dengan isian yang banyak, alhasil mirip dengan tokoh Semar yang memang berbadan subur.

Tapi, ada juga yang bilang bahwa nama ini terinspirasi dari kebiasaan Semar yang doyan makan hingga mabuk (kekenyangan).

Secara filosofis, nama “semar” juga menyimbolkan kekuasaan. Pada intinya, para semar (pemegang kuasa) tak seharusnya mendem alias mabuk kekuasaan. Jabatan sebagai seorang semar harus disalurkan pada kebaikan dan mengayomi rakyat. Menggelitik sekali ya, asal usul penamaan jajanan Jawa yang satu ini.

Semar mendem berbahan dasar beras ketan yang telah diaron dengan santan. Selama proses aron, beras ketan juga ditambahkan garam dan daun salam sehingga terasa gurih.

Beras ketan yang sudah matang kemudian dibentuk persegi berukuran kecil dan diisi suwiran daging. Bila tak ada, semar mendem juga bisa diisi abon.

Pada dasarnya, Kudapan ini mirip dengan lemper. Bedanya, lemper memakai daun pisang sebagai pembungkus adonan ketan, sementara kue ini dibalut dadar telur.

Pembuatan dadar ini beda dengan omelette, ya.  Dadar ini juga digunakan untuk risoles dan dadar gulung unti kelapa. Telur dikocok lepas, lalu dicampur tepung terigu, garam, dan sedikit air. Kocok lagi hingga tercampur rata dan panggang di atas wajan hingga matang.

Kuliner legendaris ini termasuk jajanan yang mudah ditemukan di pasar tradisonal. Di Yogyakarta, semar mendem dijual di kawasan Pasar Mlati, Kranggan, Pathuk, Beringharjo, Demangan, dan banyak lagi. Harga semar mendem cukup murah, yakni 2.000-3.000 rupiah saja per buah.

Semar mendem dapat dinikmati dengan saus santan kental. Citarasa saus santan ini menambah gurih dan asyiknya menikmati semar mendem. Nyam!

Disclaimer 
Konten ini merupakan karya Belanga Contributor. Penggunaan konten milik pihak lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Jika keberatan dengan konten ini, silakan kontak redaksi melalui e-mail ke
belanga.id@gmail.com

No comments:

Post a Comment

Jadi Katekumen Masuk Sorga Minggu 5

    "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Ker...