Domus Pacis Santo Petrus memang menjadi rumah untuk penghuni yang disebut rohaniwan. Sebagai rohaniwan para penghuni adalah romo yang katanya hidup untuk Tuhan. Katanya, para rohaniwan tidak akan mementingkan hal-hal duniawi. Apalagi sebagai imam, selain direktur, yang ada di Domus mempunyai satu-satunya tugas dari Uskup, yaitu sebagai pendoa. Tentu saja tugas sebagai pendoa membuat para romo sepuh Domus harus banyak mengarahkan diri pada Tuhan.
Meskipun demikian, tampaknya diam-diam ada soal yang dialami para romo Domus berkaitan dengan hal duniawi. Domus Pacis biasa menghadirkan sajian menu khusus pada even-even tertentu seperti ulang tahun imamat dan Malam Paskah atau Malam Natal. Bahkan menu khusus itu disajikan dengan mendatangkan jasa catering. Dalam even khusus itu pasti ada tamu undang yang akan menikmati santapan sesudah Misa selesai. Dalam hal ini, mulai dengan September 2023 para romo harus menyantap menu diet sehari tiga kali. Diet yang dialami oleh para romo dapat dikatakan ketat sehingga hingga November mereka hanya seperti penonton jamuan pesta ketika ada even khusus. Tetapi ternyata Rm. Hartanta sebagai direktur memutuskan kebijakan khusus. Beliau mengijinkan kehadiran pemasak khusus untuk menyajikan santapan "pesta" yang dimasak di dapur Domus dengan memperhatikan standar kesehatan sesuai kondisi para romo sepuh. Ini terjadi pada tanggal 8 Desember 2023 ketika ada perayaan ulang tahun imamat untuk Rm. Yadi, Rm. Tri Hartono, dan Rm. Priyanto. Barangkali karena ada pengalaman seperti itu, Bu Rini pada Jumat 22 Desember 2023 jam 18.58 mengirim WA ke Rm. Bambang : "Romoo tgl 24 siang mbak Lia siap masak utk domus. Menunya apa ya? Utk Romo romo. Gurame bakar, ayam goreng, fuyunghai ayam, ca brokoli". Ketika Rm. Bambang menginformasikan WA itu ke WA Rm. Hartanta, beliau membalas "Siappp. Besok saya komunikasikan dgn karyawan".
No comments:
Post a Comment