Katanya, Misa Kudus menekankan jiwa kerohanian. Orang bisa keliru kalau terlalu terfokus pada unsur-unsur duniawi. Tetapi tampaknya kehadiran hal-hal duniawi juga bisa menjadi rambu-rambu bobot dari Misa Kudus yang akan terjadi. Beberapa hari sebelum tanggal 8 April 2023 Rm. Bambang mendengar akan ada peserta yang membawa telur dalam jumlah banyak. Ada juga yang membawa sumbangan buah jeruk yang sudah diantar pada pagi di hari "H". Bahkan pada Sabtu siang tanggal 8 April 2023 itu jam 13.13 ada pesan WA masuk dalam HP Rm. Bambang "Romo Itu ada titipan buah. .... Ditaruh di meja depan Yo romo. Tadi yg nganter permisi permisi. Tak ada yg buka". Rm. Bambang kemudian minta Pak Tukiran, salah satu karyawan Domus Pacis, untuk mengambil titipan itu di ruang resepsionis. Ternyata ada buah jeruk dalam satu keranjang plastik dan buah salak sekeranjang terbuat dari bambu. Padahal oleh-oleh sumbangan lain masih akan datang. Terhadap hal ini Rm. Bambang membayangkan bahwa Perayaan Malam Paskah tahun 2023 di Domus akan semarak. Pendaftar peserta Misa Malam Paskah ada 94 orang belum terhitung 17 orang anggota kor. Tampaknya akan datang juga mereka yang sudah ikut Kamis Putih dan Jumat Agung. Sesudah Misa akan ada santap bersama. Hal ini dapat dilihat adanya banyak kursi sudah ditata di ruang besar Domus termasuk meja-meja untuk catering.
Misa Malam Paskah Domus memang terasa meriah. Kapel Domus penuh umat dan masih ada yang duduk di kursi-kursi luar Kapel sebelah barat. Dari catatan pendaftaran yang dimiliki Rm. Bambang ada pendaftar 94 orang ditambah 17 orang anggota kor Kelompok Ibu-ibu Yosefin dari Paroki Medari. Misa dimulai dengan pemberkatan Lilin Paskah dan upacara cahaya. Rm. Bambang menjadi pemimpin Misa dan romo-romo yang masih bisa membaca dengan suara lumayang terlibat tugas-tugas : bacaan Kitab Keluaran (Rm. Yadi), bacaan Epistola (Rm. Ria), bacaan Injil (Mgr. Blasius), doa umat (Rm. Suntara). Kor bernyanyi dengan penuh semangat bahkan bacaan Kitab Kejadian dinyanyikan oleh solis dan refren oleh semua dan umat. Litani juga dinyanyikan. Rm. Bambang dalam homilinya menyampaikan seperti kebiasaan kalau berhadapan dengan umat umum dalam Misa-misa di luar Domus. Suasana Misa sungguh semarak. Dalam homili Rm. Bambang mengambil judul Tentang Perempuan dan Kuburan. Ini memang mengacu bacaan Injil. Ternayata umat yang hadir 62% adalah perempuan. Pada masa Tuhan Yesus perempuan dikatakan masuk golongan terpinggir. Umat yang datang disebut kaum tak terhitung di Paroki sementara anggota kor bukan yang terjadual di Paroki. Kini datang di dekat kuburan para romo di depan gedung Domus Pacis rumah para romo yang sudah tak masuk dalam peran paroki. Tetapi perjumpaan kaum terpinggir dan lemah menjadi seperti hitungan matematika "-x-=+". Rm. Bambang mengatakan bahwa kebangkitan Tuhan memang mem-plus-kan yang "minus". Tentu saja celotehan Rm. Bambang dalam homili terisi dengan ungkapan-ungkapan yang menghadirkan tawa keceriaan. Sesudah Misa semua santap malam bersama yang dari menu yang disediakan oleh catering. Semua bisa mengambil sendiri buah-buah dan telur paskah yang tersedia.
No comments:
Post a Comment