Thursday, April 6, 2023

Kamis Putih Domus Pacis


Pada waktu makan siang, Kamis 6 April 2023, Rm. Yadi menunjukkan kepada Rm. Hartanta teks Hari Raya Kamis Putih yang hurufnya sudah diperbesar secara khusus. Rm. Yadi mempertanyakan bagian Ritus Penutup. Dalam teks itu ada berkat meriah. Tentu saja itu tidak sama dengan teks Kamis Putih pada umumnya yang ada dalam Liturgi Gereja Katolik. Pertanyaan memang ditujukan ke Rm. Hartanta, karena selain sebagai Direktur Domus Rm. Hartanta adalah pengetik ulang teks tersebut. Ternyata Rm. Hartanta memberikan jawaban "Mboten napa-napa, romo. Wonten Domus rak mboten wonten Adorasi Sakramen Mahasuci. Domus ugi mboten ngawontenaken tuguran" (Tidak-apa-apa, romo. Di Domus tidak ada Adorasi Sakramen Mahakudus. Domus juga tidak mengadakan tuguran). Itulah yang membuat Rm. Hartanta dalam teks Kamis Putih di Domus mencantumkan berkat dalam Ritus Penutup.

Perayaan Kamis Putih di Domus Pacis memang banyak kekurangan kalau dibadingkan dengan yang terjadi di paroki-paroki. Bukan hanya karena tidak ada kor dan nyanyian lengkap, tetapi kondisi difabilitas para romo sepuh tentu juga mempengaruhi pelaksanaan Misa. Sekain Rm. Hartanta, Direktur Domus Pacis yang sedang membantu Trihari Suci di Paroki Wates, 5 orang romo juga tidak bisa ikut Misa karena sudah terhalang penyakit yang membuat harus terus berada di kamar. Yang ada dalam Misa adalah Rm. Yadi (85 tahun dan memimpin), Mgr. Blasius (88 tahun), Rm. Suntara (78 tahun), Rm. Ria (77 tahun), Rm. Bambang (72 tahun), Rm. Harto dan Rm. Sari yang keduanya sudah kesulitan bersuara. Tetapi Rm. Yadi dalam memimpin Misa bisa lancar. 

Tentu saja ada bagian Misa Kamis Putih yang dihilangkan, yaitu pembasuhan kaki dan pentahtaan Sakramen Mahakudus. Para romo yang ada akan tidak mampu melaksanaan tugas imamat membasuh kaki karena semua sudah berkursi roda. Tuguran juga dihilangkan karena sehabis Misa para romo terus makan malam dan masuk kamar istirahat malam. Sementara itu karyawan juga harus berjaga untuk para romo. Meskipun demikian Misa Kamis Putih di Domus juga mendapatkan kesemarakan khusus. Sekalipun para romo dalam bertugas liturgi ada yang tak lancar, tetapi kehadiran umat luar Domus yang memenuhi tempat duduk Kapel sungguh membuat jawaban-jawaban liturgis terdengar bersemangat dengan suara memadahi. Apalagi kebanyakan umat berpakaian putih dan memegang teks Misa yang dibuatkan oleh Romo Direktur.

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...