"Sugeng enjing, romo" (Selamat pagi, romo) seorang bapak memberi selamat kepada Rm. Bambang di depan pintu kamarnya. Bapak itu terus masuk ketika Rm. Bambang sedang asyik di depan laptopnya. "Wah, gedhunge sae sanget nggih, romo. Kula nembe sepisan niki mlebet. Kamare romo nggih sae. Wah, bukunipun romo tasih kathah" (Gedungnya bagus sekali ya, romo. Saya baru sekali ini masuk Domus Pacis St. Petrus. Kamar romo juga bagus. Buku romo juga masih banyak seperti dulu). Ternyata bapak itu adalah Tri Usada Sena yang biasa dipanggil oleh Rm. Bambang dengan sebutan Mas Sena. Mas Sena adalah karyawan Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner (MMM PAM). Dulu Rm. Bambang adalah direktur MMM PAM hingga pindah di Domus Pacis Puren pada Juni 2010. Mas Sena adalah karyawan sejak Rm. Bambang menjadi Pimpinan Eksekutif Pelayanan Pendampingan Penggembala Jemaat Keuskupan Agung Semarang (P3JKAS) yang kemudian melebur dalam MMM PAM. Maka pertemuan antara Mas Sena dan Rm. Bambang terjadi seperti kangen-kangenan. Bersama beberapa teman full timer lain, dulu Mas Sena termasuk tenaga inti untuk Komisi Karya Misioner Keuskupan Agung Semarang, Karya Kepausan Indonesia Keuskupan Agung Semarang, dan Tim Edukasi MMM PAM.
Ketika akan meninggalkan kamar mas Sena berkata "Nika Mas Yuli, romo" (Lihat, itu Mas Yuli, romo). Mas Yuli adalah salah satu karyawan MMM PAM sejak tahun 2002. Tetapi Mas Yuli tidak melihat Mas Sena dan Rm. Bambang karena langsung menuju lift. "Nggene rapat teng pundi ta, romo?" (Di mana tempat pelaksanaan rapat, romo?) tanya Mas Sena yang langsung dijawab oleh Rm. Bambang "Neng lantai telu. Isa munggah nganggo lift, isa liwat undhak-undhakan" (Di lantai 3. Bisa naik dengan lift atau lewat tangga). Perjumpaan antara Mas Sena dan Rm. Bambang terjadi pada Sabtu pagi 1 April 2023. Pada pagi itu banyak tamu datang di Domus dan menuju lantai 3. Para karyawan putri bersama Bu Rini sibuk menyiapkan konsumsi. Ternyata para tamu yang berdatangan berasal dari Jogja, Kedu, Semarang, dan Surakarta. Ketika rapat selesai dan mereka turun di lantai 1, banyak yang usia 40an ke atas menghampiri Rm. Bambang. Ternyata banyak di antara mereka dulu termasuk jaringan kerja ketika Rm. Bambang masih berdinas dalam Karya Misioner, Kepausan, dan Museum Muntilan. Pada hari itu mereka menjadi panitia OC untuk program Jambore Nasional Anak Misioner. Keuskupan Agung Semarang dipilih menjadi tempat pelaksanaan. Rm. Hartanta, direktur Domus Pacis St. Petrus, menjadi salah satu anggota panitia.
No comments:
Post a Comment