Para romo sepuh Domus Pacis St. Petrus mengalami beberapa rombongan tamu kanak-kanak. Sebut saja itu adalah SD Mangunan, PIA Sagan Paroki Kotabaru, dan TK Santa Maria Triagan Paroki Karanganyar. Ketika pertemuan dimulai Rm. Bambang langsung membunyikan keyboard membuat anak-anak dan pendamping menyanyikan lagu-lagu anak. Acara mengenalkan para romo dikemas dengan nyanyian yang membuat anak-anak menghafal nama-nama masing-masing romo. Jeda minum dan snak hanya terjadi sebentar dan kemudian nyanyi-nyanyi lagi. Pokoknya full music. Suasana hingar bingar membuat anak-anak tampat amat ceria. Waktu 1 jampun tak terasa.
Ternyata suasana spontan ceria terasa tak mudah terjadi pada kunjungan anak-anak pada Jumat 28 April 2023. Sebelum jam 10.00 datang rombongan siswa-siswi kelas V SD Kanisius Duwet, Paroki Mlati didampingi oleh beberapa guru. Para guru sudah amat akrab dengan Rm. Hartanta, direktur Domus yang pernah menjadi Pastor Paroki Mlati. Rm. Bambang memandang anak-anak itu cukup tertib. Ketika mengambil minum dan snak mereka urut satu per satu dengan rapi. Suasana santun juga tampak ketika duduk di bangku dan kursi untuk menyantap snak dan minuman teh. Tentu saja Rm. Bambang berpikir mencari cara membuat suasana cair tak terlalu seremonial. Dia duduk di belakang keyboard dan Rm. Hartanta berada di sebelah kirinya duduk di kursi. Sementara itu Rm. Ria, Rm. Harta, dan Mgr. Blasius bejajar di deretan posisi depan Rm. Bambang. Rm. Hartanta membuka dan mengucapkan selamat datang dan mengenalkan Domus Pacis. Kemudia Rm. Hartanta menyerahkan ke Rm. Bambang. Ketika Rm. Bambang berseru "Yok, nyanyi!", terjadilah antar guru saling nunjuk untuk nyanyi. Kemudian ada guru yang meminta anak, dan beberapa anak juga saling menunjuk. Melihat susana itu Rm. Bambang berseru "Nyanyi bareng!". Kebetulan saja salah satu guru dulu anggota PIA Paroki Mertoyudan yang amat aktif. Maka mengalirlah lagu-lagu Pendampingan Iman Anak (PIA). Rm. Bambang mempertahankan irama 4/4 yang dinamis ketika ada usulan lagu tertentu yang berirama 3/4 bernuansa syahdu. Deretan banyak lagu itu membuat anak-anak makin tampak bebas dan spontan penuh dinamika apalagi ketika masuk lagu "Jalan Serta Yesus" Rm. Bambang minta mereka jalan berurutan keliling sana-sini termasuk memutari para romo.
Yang bagi cukup mengherankan, sesudah hingar bingar lagu-lagu, ketika selesai para siswa kembali duduk dengan manis. Ketika dibuka kesempatan kalau ada yang mau bertanya kepada para romo, suasana sepi kembali terjadi. Rm. Bambang kemudian berseru "Saiki dha lungguh ngisor neng ngarepe roma-romo. Nek perlu ro nyekeli sikile para romo" (Sekarang semua duduk bawah di lantai di depan para romo. Kalau perlu sambil memegang kaki para romo). Para siswapun langsung pindah duduk di lantai di depan Rm. Ria, Rm. Harto, dan Mgr. Blasius. "Sekarang silahkan omong-omong para romo dan siswa. Siswa atau romo bisa bertanya" kata Rm. Bambang. Tiba-tiba ada yang mengangkat jari dan bertanya "Romo umur berapa?" dan Rm. Hartanta langsung ambil microphone dan memandu. Dari pertanyaan ini lalu muncul yang lain "Tahun berapa lahirnya?" ..... "Apa suka dukanya di Domus?" ..... "Makanan apa yang paling disukai" ..... Dan terjadilah banyak yang mengangkat tangan mau bertanya. Rm. Hartanta jadi sibuk membantu mengucapkan kembali jawaban romo yang artikulasinya tidak jelas. Terutama Rm. Hartanta mendampingi dengan ekstra Rm. Harto yang suaranya juga amat lemah. Maka Rm. Bambang bisa seperti istirahat duduk di kursi rodanya melihat dan menikmati gairahnya para siswa mengajukan berbagai pertanyaan anak kepada para romo lansia. Ketika usai Rm. Hartanta meminta Rm. Bambang menutup dengan doa dan berkat. Sesudah itu anak-anak dibebaskan untuk melihat-lihat lantai 2 dan 3 Domus Pacis.
No comments:
Post a Comment