Suasana pertemuan antara para tamu dengan para romo penyambut di Domus Pacis hari itu sungguh sangat meriah. Gelak tawa terkekeh-kekeh amat mewarnai. Celotehan spontan dan lugas dengan bebas muncul dari para tamu. Sebenarnya dari para romo Domus kalau berbicara cenderung serius. Tetapi Rm. Bambang, yang menjadi pemandu kerap memelintir omongan sehingga aroma humor sungguh tercipta. Kebetulan pertanyaan-pertanyaan dari para tamu sungguh menyentuh hal-hal yang mewarnai kehidupan para romo sepuh atau bahkan kaum lansia pada umumnya.
Kalau ada yang melihat dari jauh barangkali akan muncul kesan "Suasananya kok seperti anak-anak". Kesan ini tentu berkaitan dengan kehidupan rombongan tamu Domus Pacis St. Petrus pada Rabu 19 April 2023. Mereka adalah guru-guru Taman Kanak-kanak (TK) Kanisius se-DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta). Mereka tampak senang sekali, karena Pimpinan Yayasan Kanisius Cabang Yogyakarta mengijinkan ikut semuanya. Maka, yang kalau sebelumnya penghubung memberi ancar-ancar kepada Rm. Hartanta bahwa yang hadir antara 35-40 orang, pada hari itu lebih dari 60 orang datang. Kebetulan saja tak sedikit dari para tamu sudah mengenal Rm. Bambang yang dulu juga dikenal sebagai penggerak Pendampingan Iman Anak (PIA). Dengan demikian perjumpaan ini menjadi semacam "reuni pastoral" dengan para pendamping anak. Alam pikir anak bisa ikut mewarnai sehingga pertanyaan seperti anakpun muncul. Misalnya "Apakah romo di sini juga mengalami marah?" Ternyata ada yang menjawab "Saya sering jengkel kalau dapat oleh-oleh dari keluarga tetapi itu harus saya jauhi", dan Rm. Hartanta menjelaskan bahwa yang bebas makan tak diet ketat hanya Rm. Hartanta sendiri, Rm. Harto, dan Rm. Bambang. Ada juga yang menjawab "Saya sering marah pada diri sendiri karena ingin jalan tetapi kaki sudah lumpuh". "Saya marah kalau bel panggil disembunyikan oleh karyawan" kata salah satu lainnya. Para tamu tertawa terbahak-bahak ketika salah satu romo berkata "Aku ora tau nesu" (Saya tidak pernah marah) dan Rm. Bambang berkomentar "Ning sok nyeneni karyawan" (Tetapi seing memarahi karyawan).
No comments:
Post a Comment