Tuesday, February 28, 2023

Sumbangan Dana Tambahan Honorarium Februari 2023

Almarhum Rm. Suryo Nugroho pernah berkata bahwa Domus Pacis Santo Petrus sebenarnya bukan rumah para romo sepuh. "Jan-jane Domus ki rumah untuk romo-romo sakit" (Sebetulnya Domus Pacis adalah rumah untuk para romo yang sakit). Pernyataan beliau memang berdasarkan realita yang terjadi di Domus Pacis Santo Petrus. Banyak romo sepuh tidak bersedia tinggal di situ. Ada romo sepuh yang marah ketika ada umat bertanya "Mengapa romo tidak tinggal di Domus Pacis?" Bahkan ada yang sudah mendapatkan SK Uskup menjadi penghuni Domus, tetapi sedetikpun belum pernah menginjakkan kaki di Domus Pacis Santo Petrus. Dan kalau kemudian ada yang bersedia tinggal, ternyata mereka sudah membutuhkan banyak bantuan tenaga karena kondisi fisik yang menderita sakit.


Dari banyak pengalaman orang yang dijumpai oleh Rm. Bambang, ternyata melayani atau mendampingi kaum lansia dapat menimbulkan ketidakmudahan. Selain harus memiliki kesiagaan fisik, orang juga harus memiliki ketahanan perasaan menghadapi sikap yang bisa tidak mengenakkan. Apalagi kalau yang didampingi menderita sakit. Selain Rm. Hartanta, Direktur Domus yang berusia 42 tahun, 12 orang romo lain di Domus sudah mengalami penyakit-penyakit yang ngendon di badannya. Dari 12 romo hanya seorang yang dalam banyak hal masih dapat melayani dirinya sendiri. Kesebelas romo lain membutuhkan penjagaan dan pendampingan. Bahkan ada 8 orang yang harus mendapatkan penjagaan khusus. Selain untuk menjaga pemeliharaan gedung, kesebelas romo sungguh membutuhkan tenaga-tenaga yang komitmen siaga kerjaan fisik dan ketahanan batin berhadapan dengan beberapa yang sering seperti menunjukkan sikap marah. Lima romo sudah membutuhkan penjagaan 24 jam selain harus ada berjaga untuk lain-lainnya di malam hari. Maka 14 orang tenaga tidak bisa semua masuk setiap hari. Selalu ada yang libur. Kalau ada yang libur, selalu ada yang harus lembur. Hal ini tentu membutuhkan beaya yang cukup besar. Anggaran yang diterima dari Keuskupan ternyata belum cukup. Untunglah tidak sedikit warga umat yang bersedia memberi sumbangan sejak Juli 2021. Besaran sumbangan setiap bulan sungguh bisa amat meringankan Direktur dalam melaksanakan tugas. 

Dalam catatan Rm. Bambang, pada Februari 2023 ada 39 sumbangan yang berasal dari 4 kelompok dan 35 orang. Besaran uang yang terkumpul adalah Rp. 30.075.000. Di antara para penyumbang ada 1 warga Muslim yang ikut berkepedulisan, yaitu Ibu Unik Kusumastuti sehingga ada bagian sumbangan yang dibagi ekstra untuk karyawan dan beberapa romo. Para penyumbang mengirimkan uang lewat rekening bank. Mereka yang masuk dalam catatan Rm. Bambang adalah :

1. PUPIP Ungaran, 2. Ibu Dicky, 3. Ibu Haryono, 4. Ibu Ida, 5. Bapak Siswoto, 6. Ibu Anna Maria (Ibu-ibu Bernardus), 7. Bapak Jono, 8. Ibu Wartini, 9. Ibu Dewi Anggraeni, 10. Ibu Maria Kristina Dannie, 11. Ibu Christine, 12. Ibu Tri Nor Prasetyawan, 13. Ibu Yenyen, 14. Ibu Malya, 15. Ibu Lucy, 16. Ibu Mamik, 17. Bapak Bambang Triono Cahyadi, 18. Ibu dr. Nor, 19. Ibu Evy, 20. Klg Pak Gatot, 21. Ibu Harno, 22. Ibu Sugono, 23. Ibu Melly, 24. Ibu Wellanda, 25. Ibu Maedy Santanu, 26. Klg Frans, 27. Bp Dwidjosusanto, 28. Ibu Chatarina Gunarti, 29. ML Setiyani Indrawati Ibu, 30. Ibu Bernadet Suwarni, 31. Devosan Kerahiman Ilahi Mungkid, 32. Ibu Endang W, 33. Ibu Astrid, 34. Ibu Drg. Yuristianti, 35. Ibu Lili Herawati, 36. Ibu Unik Kusumastuti, 37. Kelompok Yosefin, 38. Ibu Tini, 39. Ibu Eny Bernadet.

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...