Thursday, February 9, 2023

Mangunan


Pada waktu makan pagi, Kamis 9 Februari 2023, Rm. Hartanta mengumumkan jam 09.30 akan ada rombongan tamu. Jumlah yang dikatakan ada 75 orang. Rm. Bambang jadi maklum mengapa pagi itu banyak kursi sudah disiapkan untuk ditata di ruang besar. "Engko le nata ngadhep ngalor" (Penataan kursi dibuat menghadap ke utara) kata Rm. Hartanta kepada karyawan.. Itu berarti menghadap deretan kamar-kamar Mgr. Blasius, Rm. Bambang, Rm. Harto, dan Rm. Ria. Kepada Mas Ardi Rm. Bambang berkata "Keyboard disiapkan ya". Bahkan kepada Mas Siswanto dia meminta untuk juga menyiapkan sound system. Para karyawan langsung menata kursi-kursi. Keyboard diposisikan menghadap ke selatan agar berhadapan dengan para tamu. Mas Siswanto menyiapkan pengeras suara dan mengatur besaran volume suara.

Sehabis makan Rm. Bambang langsung mendekati keyboard. Dia menghidupkan dan mencari model ritm yang luwes bisa untuk mengiringi berbagai nyanyian meriah penuh semangat. Dia mencoba beberapa lagu-lagu yang barangkali akan bisa dipakai untuk memeriahkan pertemuan. Karena sedikit-sedikit tahu gambaran yang akan hadir, Rm. Bambang mengingat-ingat lagu-lagu yang umum tidak khusus Gerejani. Nyanyian-nyanyian dicoba. Dia mencoba menafsir tempo. Enam buah lagu disiapkan. Rm. Bambang mengulang beberapa kali agar lancar dalam mengiringi. Maklumlah sudah lama dia tidak mengiringi pertemuan model massal. Apalagi untuk anak-anak.

Hari itu yang datang adalah anak-anak murid Sekolah Dasar Mangunan. Ini adalah sekolah dasar yang diiniisasi dengan landasan visi dan mini almarhum Rm. JB Mangunwijaya. Rm. Mangun juga meninggalkan Yayasan Edukasi Dasar yang bermarkas di rumah peninggalan beliau di Gg. Kuwera, Gejayan, Yogyakarta. Kursi-kursi yang disediakan oleh Domus penuh diduduki oleh anak-anak. Beberapa guru menyertai termasuk orangtua yang tak mencapai 5 orang. Begitu masuk di ruang besar Domus, anak-anak dan para pendampingnya langsung diminta oleh Rm. Bambang untuk menikmati minuman dan snak yang disediakan oleh Domus Pacis St. Petrus. Rm. Hartanta yang baru melakukan rapat zoom menyempatkan diri menengok. Yang siap menemui dari para romo sepuh, selain Rm. Bambang, adalah Mgr. Blasius, Rm. Yadi, Rm. Ria, dan Rm. Harto.

Rm. Bambang membuka dengan mengajak nyanyi "Di sini senang, di sana senang" dengan kemudian "Di Domus senang, di Mangunan senang". Kemudian anak-anak diajari lagu-lagu tempo dulu, tahun 1970an, yang biasa dinyanyikan dalam Pramuka. Anak-anak juga diajak menghafalkan nama-nama panggilan para romo yang hadir. Kemudian Rm. Bambang mengajak menghafalkan sambil menunjuk romo-romonya dengan nyanyian yang dulu dibuat untuk Pendampingan Iman Anak (PIA). Sementara itu muncul pertanyaan spontan dari anak "Apakah dulu romo tahu Romo Mangun?". Barangkali pertanyaan ini muncul karena sebelum masuk gedung Domus mereka diajak berziarah lebih dahulu ke makam Rm. Mangun. Terhadap pertanyaan ini Rm. Bambang membawa ke romo-romo yang ada dengan pertanyaan "Apa yang romo ketahui tentang Rm. Mangun?" Kemudian secara bergantian, Rm. Harto, Rm. Ria, Rm. Yadi, dan Mgr. Blasius memberikan jawaban. Anak-anak juga tampil menyanyikan lagu "Hepi ye ye ye". Salah satu anak menutup dengan doa spontan diteruskan dengan nyanyian bubaran "Aku diberkati".

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...