Monday, February 20, 2023

Lamunan Pekan Biasa VII

Selasa, 21 Februari 2023

Markus 9:30-37

30 Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; 31 sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit." 32 Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya.

33 Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?" 34 Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. 35 Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." 36 Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: 37 "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, di antara orang-orang yang amat menjaga kesantunan, kalau mendengarkan pembicaraan dan tidak dapat menangkap maksudnya, akan segan bertanya. Orang dapat merasa juga bertanya berarti mempertanyakan atau mempersoalkan pembicaraan.
  • Tampaknya, di tengah masyarakat ada yang memandang diam adalah emas, kalau tak punya tugas bicara, omong di muka orang lain bisa dipandang ungkapan kesombongan. Yang baik adalah yang diam walau tak tahu.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sekalipun untuk menjaga kesantunan menghormat orang lain berbicara, kalau diam tidak bertanya ketika tidak tahu, orang bisa membuat pemahaman lain dan jatuh ke pertengkaran yang rebut menang bahkan kuasa. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan meyakini kata-kata “Malu bertanya sesat di jalan”.

Ah, kalau tak menangkap isi omongan orang lain, baiknya diam saja agar tidak dikatakan bodoh.

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...