Monday, February 13, 2023

PIA Sagan


Sebenarnya pada waktu makan pagi Minggu 12 Februari 2023 Rm. Bambang agak terkejut dalam hati. Benaknya juga tersentuh rasa keheranan. Hidupnya sejak Juli 2010 sudah masuk di kalangan kaum dewasa. Selama sekitar 2 tahun dia mencoba mencari bentuk karya misioner yang membuat orang-orang yang didampingi langsung menjalani sikap kekatolikan di tengah-tengah tetangga, tempat kerja, dan pergaulan dengan masyarakat umum. Ada 3 kelompok yang dijadikan pilot project. Tetapi Rm. Bambang merasa tidak berhasil. Untunglah Rm. Agoeng, yang pada waktu itu menjadi anggota pengurus Domus Pacis Puren, pada tahun 2011 akhir bilang "Romo, wonten segmen ingkang ketingalipun dereng sungguh kegarap lho" (Romo, ada segmen yang belum sungguh tergarap lho). Ketika Rm. Bambang bertanya "Segmen napa?" (Segmen apa?), dia mendapatkan jawaban "Kaum lansia". Di tahun 2012 Rm. Bambang membuat percobaan dan sejak 2013 muncul program Novena Seminar dan Jagongan Iman. Yang disasar sebagai peserta adalah lansia dan kelompok-kelompok lansia. Fokus pada lansia terjadi hingga kini. Bahkan di Domus Pacis Santo Petrus Rm. Bambang masih sering melayani kehadiran kunjungan dari kaum lansia. Tentu saja termasuk Kelompok Lansia Paroki Gamping yang akan minta rekoleksi di Domus besok 18 Maret 2023.

Ketika sedang makan pagi Minggu 12 Februari itu Rm. Hartanta mengumumkan bahwa jam 09.30 akan ada kunjungan PIA Wilayah Sagan, Paroki Kotabaru. PIA adalah kelompok Pendampingan Iman Anak. Maka yang akan menjadi fokus penyambutan adalah hadirnya anak-anak. Padahal 3 hari sebelumnya Domus Pacis baru saja menerima anak-anak SD Mangunan. Rm. Bambang harus menggunakan sisa-sisa kemampuannya untuk memandu pertemuan model kanak-kanak. Ternyata ketika datang PIA Sagan selain yang usia tingkat SD juga ada yang masih balita. Memang, anak-anak yang belum 5 tahun itu tampak senang sekali berlari-lari bahkan ada yang tiduran di lantai di tengah arena pertemuan. Pada waktu salah satu pendamping membuka acara dan kemudian minta dikenalkan romo-romo yang hadir, Rm. Bambang langsung memejet keyboard. Dengan iringan ritme musik, dia mengenalkan romo-romo dengan nyanyian. Anak-anak langsung diminta menirukan berkali-kali : "Panggillah dia itu, panggilah Romo Harto. Itulah namanya"; Panggilah dia itu Minsinyur Puja. Itulah namanya"; "Panggilah dia itu, panggillah Romo Ria. Itulah namanya". "Panggillah dia itu, panggillah Romo Bambang. Itulah namanya". Kemudian Rm. Bambang hanya menunjuk para romo bergantian, anak-anak dan para pendamping menyebut dengan nyanyian itu. Ternyata anak-anak mengenalkan diri satu persatu juga dengan nyanyian bareng dan tentu saja diiringi oleh Rm. Bambang. Pertemuan kunjungan anak-anak ini didominasi dengan nyanyian lagu-lagu PIA. Memang, setiap kali ada omongan dari pendamping misalnya, anak-anak ini berasal dari 3 Lingkungan yang masuk dalam Wilayah Sagan. Setelah itu nyanyi lagi. Nyanyian bukan menjadi selingan pembicaraan. Tetapi sepertinya omongan-omonganlah yang menjadi selingan dari acara nyanyi-nyanyi.

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...