Monday, May 6, 2024

Rekoleksi Keluarga Terpanggil

Pagi itu, Sabtu 4 Mei 2024, ada rombongan tamu di Domus Pacis Santo Petrus. Sekalipun Rm. Yadi muncul, itu baru terjadi sesudah pertemuan selesai. Seluruh acara dalam pertemuan hanya dihadapi satu rama Domus, yaitu Rm. Bambang. Maklumlah rombongan tamu itu datang terutama untuk rekoleksi singkat dan meminta Rm. Bambang untuk mendampingi dan memberikan isian. Itu adalah rombongan persekutuan untuk keluarga panggilan dari Paroki Salam. Mereka memiliki anggota keluarga yang menjadi suster, bruder, imam, dan calon imam atau seminaris dan frater. Rm. Bambang memulai dengan pengantar tentang peran keluarga. Dia mengatakan keluarga memiliki posisi peranan besar untuk mereka yang menjadi anggota biara dan imam. Posisi itu membuat mudah dan kokohnya penghayatan sebagai biarawan-wati dan imam. Tetapi peranan pesar itu juga memudahkan goyah atau ketidakkokohan penghayatan. Peranan besar yang menggoyahkan terjadi kalau sadar atau tidak sadar menjadikan yang terpanggil sebagai aset ekonomi atau tempat bergantung finansial. Kalau seorang suster, bruder, imam harus menanggung kebutuhan rutin keuangan bagi keluarga, itu membuat muramnya panggilan. Tiba-tiba ada yang bertanya "selain hanya doa, hal apa yang sebaiknya dilakukan oleh keluarga?" Rm. Bambang langsung menanggapi "E, DOA ITU BUKAN HANYA. Itu justru paling poko". Dengan doa keluarga biasa : 1) membiasakan menyerahkan anggota yang terpanggil kuat dalam menanggapi penyelenggaraan ilahi; 2) membiasakan diri mengikatkan diri dengan yang terpanggil dalam kerangka rohani dan buka, dalam kebutuhan material.

No comments:

Post a Comment

Rm. Vikjen Menginap Domus

Pagi itu, ketika waktu makan Sabtu 14 September 2024, suasana makan sungguh terisi banyak tawa. "Alatnya benar atau salah?" tanya ...