Ada yang mengatakan bahwa "Kasih itu sabar" (1Kor 13:4). Itu terbukti ;aling tidak di Komunitas Para Rama Sepuh Domus Pacis. Kesabaran itu bahkan memunculkan sikap dan tindakan tidak mempermasalahkan masalah. Ada yang ngompol yang lanhgsung diurus saja. Ada yang keliru-keliru anggap saja segalanya baik. Pokoknya "Mengucap syukurlah dalam segala hal" (1Tes 5:18). Dan dengan suasana seperti ini kebersamaan sungguh menghadirkan kebahagiaan. Bukankah ini penghayatan Injil. Ternyata banyak tamu di Domus bisa ikut mengalami rasa Injili ini. Sebagai contoh pengalaman, di sini dketengahkan kejadian waktu para rama masih ada di Domus Pacis Puren, Pringwulung.
Yang
namanya komunikasi selalu membuat dua orang atau lebih mampu sambung satu sama
lain. Di dalam pembicaraan satu sama lain dapat saling berbicara mengungkapkan
hati dan saling mendengarkan apa yang dikatakan oleh partner bicaranya.
Yang
namanya komunitas selalu berkaitan dengan orang-orang yang menjalin ikatan
persaudaraan. Orang-orang yang tidak mempunyai hubungan darah tetapi tinggal
serumah juga dapat menjadi komunitas. Sebuah komunitas akan ditandai oleh
terjadinya dialog persaudaraan antar para anggotanya. Kalau ini terjadi akan
terciptalah suasana indah kebersamaan, yaitu kegembiraan.
Terkisah
ada komunitas yang para anggotanya terdiri dari orang-orang yang sudah lanjut
usia. Dari antara mereka sudah ada yang lemah pendengaran. Bahkan salah satunya
sudah amat parah dan amat sangat sulit untuk menangkap isi omongan orang lain.
Untuk berbicara dengannya orang harus omong dengan volume suara amat keras
sekali. Namun demikian, meskipun tidak dapat menangkap isi omongan, beliau akan
selalu tersenyum ikut gembira kalau di antara para penghuni lain saling
berbicara dan tertawa. Wajahnya tidak pernah terlihat keruh. Mimik ceria selalu
tampak menceriakan hati yang melihat.
Kegembiraan
bersama penghuni yang selalu tersenyum itu juga dapat dialami oleh
rombongan-rombongan tamu yang berkunjung. Dalam kunjungan biasa terjadi
tanya-jawab tentang kehidupan komunitas. Setiap kali beliau mendapat gilirian
berbicara di hadapan semua tamu dan teman-teman sekomunitas, pastilah terjadi
kegembiraan penuh tawa bahkan terpingkal-pingkal. Sebagai contoh dapat
disodorkan di sini.
Tanya: Kegiatan
apa saja yang kini Anda jalani sehari-hari?
Jawab: Saya
dulu menjadi ketua sebuah oraganisasi nirlaba (kemudian omong yang dulu).
Tanya: Ooo, apa
nama organisasi itu?
Jawab: Benar,
saya berasal dari desa (lalu omong
tentang desanya).
Tanya: Sebagai
orang yang berasal dari desa, bagaimana Anda bisa mendapatkan karier hebat.
Jawab: Saudara saya ada delapan (seterusnya beliau berceritera tentang orang tua dan silsilahnya)
Yang jelas setiap kali ada jawaban, para tamu tak dapat menahan tawa. Itu semua adalah bukti dari kata-kata salah satu anggota rumah “Kini kita akan mendengar MODEL DIALOG MONOLOGIS”.
No comments:
Post a Comment