Sunday, February 4, 2024

Kesabaran dan Komunitas


Ada yang mengatakan bahwa "Kasih itu sabar" (1Kor 13:4). Itu terbukti ;aling tidak di Komunitas Para Rama Sepuh Domus Pacis. Kesabaran itu bahkan memunculkan sikap dan tindakan tidak mempermasalahkan masalah. Ada yang ngompol yang lanhgsung diurus saja. Ada yang keliru-keliru anggap saja segalanya baik. Pokoknya "Mengucap syukurlah dalam segala hal" (1Tes 5:18). Dan dengan suasana seperti ini kebersamaan sungguh menghadirkan kebahagiaan. Bukankah ini penghayatan Injil. Ternyata banyak tamu di Domus bisa ikut mengalami rasa Injili ini. Sebagai contoh pengalaman, di sini dketengahkan kejadian waktu para rama masih ada di Domus Pacis Puren, Pringwulung.

Yang namanya komunikasi selalu membuat dua orang atau lebih mampu sambung satu sama lain. Di dalam pembicaraan satu sama lain dapat saling berbicara mengungkapkan hati dan saling mendengarkan apa yang dikatakan oleh partner bicaranya.

 

Yang namanya komunitas selalu berkaitan dengan orang-orang yang menjalin ikatan persaudaraan. Orang-orang yang tidak mempunyai hubungan darah tetapi tinggal serumah juga dapat menjadi komunitas. Sebuah komunitas akan ditandai oleh terjadinya dialog persaudaraan antar para anggotanya. Kalau ini terjadi akan terciptalah suasana indah kebersamaan, yaitu kegembiraan.

 

Terkisah ada komunitas yang para anggotanya terdiri dari orang-orang yang sudah lanjut usia. Dari antara mereka sudah ada yang lemah pendengaran. Bahkan salah satunya sudah amat parah dan amat sangat sulit untuk menangkap isi omongan orang lain. Untuk berbicara dengannya orang harus omong dengan volume suara amat keras sekali. Namun demikian, meskipun tidak dapat menangkap isi omongan, beliau akan selalu tersenyum ikut gembira kalau di antara para penghuni lain saling berbicara dan tertawa. Wajahnya tidak pernah terlihat keruh. Mimik ceria selalu tampak menceriakan hati yang melihat.

 

Kegembiraan bersama penghuni yang selalu tersenyum itu juga dapat dialami oleh rombongan-rombongan tamu yang berkunjung. Dalam kunjungan biasa terjadi tanya-jawab tentang kehidupan komunitas. Setiap kali beliau mendapat gilirian berbicara di hadapan semua tamu dan teman-teman sekomunitas, pastilah terjadi kegembiraan penuh tawa bahkan terpingkal-pingkal. Sebagai contoh dapat disodorkan di sini.

Tanya:   Kegiatan apa saja yang kini Anda jalani sehari-hari?

Jawab:   Saya dulu menjadi ketua sebuah oraganisasi nirlaba (kemudian omong yang dulu).

Tanya:   Ooo, apa nama organisasi itu?

Jawab:   Benar, saya berasal dari desa (lalu omong tentang desanya).

Tanya:   Sebagai orang yang berasal dari desa, bagaimana Anda bisa mendapatkan karier hebat.

Jawab:   Saudara saya ada delapan (seterusnya beliau berceritera tentang orang tua dan silsilahnya)

Yang jelas setiap kali ada jawaban, para tamu tak dapat menahan tawa. Itu semua adalah bukti dari kata-kata salah satu anggota rumah “Kini kita akan mendengar MODEL DIALOG MONOLOGIS”.

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...