Sore itu Rm. Ria tampil membacakan Injil hari Senin 5 Februari 2024. Sehabis pembacaan Injil beliau tetap ada dalam posisi di depan umat dan duduk di kursi rodanya, Kemudian Rm. Ria membuka kisah dengan berkata "Dulu sehabis tahbisan saya langsung mendapatkan tugas menjadi guru di Seminari Menengah Mertoyudan. Hal ini membuat ibu saya senang. Kalau di paroki ibu saya khawatir saya kena godaan". Kata-kata itu membuat umat yang ikut misa sekitar 80 orang tertawa. Sekalipun beberapa kali mengalami paroki, Rm. Ria berkisah bahwa tetap menjadi gudru musik. Bahkan beliau mengalami studi musik Gereja di Wina, Austria selama 4 tahun. Kemudian Rm. Ria harus banyak berkunjung ke paroki-paroki Keuskupan Agung Semarang untuk melatih dan mengembangkan nyanyian liturgi. Bahkan Rm. Ria juga sampai menerobos Keuskupan Purwokerto. Semua ini berlangsung hingga Rm. Ria masuk rumah para rama sepuh Domus Pacis Puren, Pringwulung.
Itulah sharing Rm. Ria yang disampaikan, menurut salah satu karyawan, selama 30an menit. Pada Senin sore itu jam 17.30 Domus Pacis Santo Petrus merayakan 51 tahun imamat Rm. Ria. Tamu yang hadir terutama adalah umat Lingkungan kedua adik beliau: 1) Bu Truli dari Sedayu, dan 2) Bu Mercy dari Minomartani. Tetapi dalam Misa itu beberapa remaja dari Paroki San Inigo Dirjodipuran, Sala, datang untuk menjadi kor pengiring. Misa dipimpin oleh Rm. Hartanta didampingi oleh Rm. Cipto dari Seminari Tinggi Kentungan. Para rama sepuh yang ikut berderet duduk di bagian timur Kapel. Mereka adalah Rm. Ria, Rm. Harto, Rm. Jarot, Mgr. Blasius, Rm. Yadi, Rm. Suntara, dan Rm. Bambang. Suasana gembira juga terjadi seusai Misa. Makan bersama terjadi dengan menu yang diurus oleh Bu Rini. Tentu ini mengulang kemesraahan ketika welcome snak sebelum Misa. Bahkan sehabis makan Rm. Ria masih dihibur oleh para anggota koor yang menampulkan beberapa lagu.
No comments:
Post a Comment