Sunday, April 30, 2023

Gegap Gempita Syawalan Domus 2023


Pada sekitar jam 04.00 Senin 1 Mei 2023 Rm. Bambang membuka-buka WA di HPnya. Tiba-tiba dia menemukan cukup banyak narasi dari beberapa kenalan berkaitan dengan peristiwa yang terjadi di Domus Pacis St. Petrus, Kentungan, pada Minggu 30 April 2023. Beberapa narasi bisa dibaca di bawah ini :

  • Mtrnwn Romo Bambang dan Romo Sepuh Domus Pacis St Petrus yg sdh selenggarakan Syawalan bersama.👍🙏
  • Besok th depan di adakan lagiMatur nuwun romo hadiahnya, dan acaranya berjalan lancar dr awal sampe akhir,, sehat sll tuk romo dan semua karyawan dan semua saudara Wadis, salam sehat dan bahagia🙏🏾
  • Tidak ada foto semua peserta ya lur ?
  • Semua bahagia di acara  syawalan sekaligus temu kangen.....
  • Matur nuwun Romo Bambang
  • Alhamdulillah, Puji Tuhan.
  • Oleh karena izin dari Allah Mahakasih, berkat prakarsa Romo Bambang dkk Romo sepuh Wisma Domus Pacis St Petrus, Kentungan Jogja, dan kesediaan /partisipasi anggota Wadis dll. acara Syawalan bersama tadi siang, Minggu 30 April, 2023, berjalan lancar, sukses dan penuh sukacita.
  • Tks sekali kepada Romo Bambang dan sesepuh yang ada di Wisma Domus Pacis atas undangan nya untuk kel. Besar Wadis dan Allhamdulillah berjalan dengan baik penuh kekeluargaan dan kebersamaan. Semoga khususnya Romo Bambang dan sesepuh juga pada umumnya kel. Besar Wadis selalu dalam keadaan sehat...sehingga kita bisa berjumpa lagi lain waktu...
  • TRIMA KADIH ROMO BAMBANG DAN ROMO SEPUH DOMUS PAKIS YG TELAH MEMPRAKARSAI DAN MEMFASILITASI HALAL BIL HALAL TEMAN 2
Itu adalah komentar-komentar yang ada dalam grup WA para disabel yang bernama WADis. Sebagaimana terjadi pada Minggu 15 Mei 2022, pada Minggu 30 April 2023, Rm. Bambang mengadakan Syawalan Bersama Persaudaraan Disabel dengan Para Romo Sepuh Domus Pacis. Dia mengundang teman-teman disabel yang tergabung menjadi anggota WADis. Pada Mei 2022 yang ikut 50an orang karena masih dibatasi oleh soal vaksinasi dan aturan kerumunan akibat pandemi Covid-19. Sebenarnya peserta 30 April 2023 juga ditentukan 100 orang termasuk para pendamping atau pengantar, karena keluarga karyawan Domus juga termasuk diundang. Dari pendaftar WADis memang ada yang pamit 3 orang tak bisa datang. Namun ternyata ada lebih lagi yang secara pribadi mengirim WA ke Rm. Bambang agar bisa ikut. Tentu saja masih ada para pengisi acara (ustadz, tim MC, tim organ tunggal) juga harus dihitung dalam penyediaan konsumsi. Dalam hitungan angka, 150 terjadi pada jumlah orang yang ikut acara Syawalan itu.

Kegairahan acara Syawalan di Domus sudah terasa dari bersemangatnya Mas Hari dan beberapa teman lain karyawan Domus menyiapkan area tampilan dengan hiasan latarbelakang lembar besar yang ada tulisan dan gambarnya. Pada hari "H" menjelang jam 09.00 Welcome Snak menyambut kedatangan para peserta Syawalan. Ketika player organ tunggal beraksi dengan penyanyinya, semua tampak menikmati sambil asyik omong-omong dengan teman-teman yang lama tak berjumpa. Kebanyakan mereka datang dari Surakarta, Klaten, dan Jogja. Beberapa teman juga datang dari Semarang, Magelang, Madiun, dan Surabaya. Ketika dibuka kesempatan kalau ada yang mau tampil nyanyi, ternyata banyak yang berminat. Maka bergantian tampillah para tamu melantunkan nyanyian. Pada Jam 10.15 Rm. Bambang memulai acara dengan memberikan kesempatan pada Rm. Hartanta memberikan sambutan sebagai direktur Domus. Sesudah itu bagian upacara kerohanian diisi dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an dan  Tausiah. Pembacaan ayat suci Al-Qur'an dilakukan oleh Mas Ruhul putra keluarga Pak Slamet dan Ibu Sulistyowati dari Sala. Sedang Tausiah diteruskan Doa dibawakan oleh Bapak Ustadz Wiratno. Usai bagian kerohanian MC dipegang oleh Mas Dalijo Angkring bersama Mas Ivo. Ini menjadi bagian yang sungguh heboh penuh kegembiraan dan canda tawa. Kedua pembawa acara bisa meramu tampilan nyanyi-nyanyi, omong-omong lucu, dan bahkan tampilnya yang ingin berbicara sesuatu. Suasana meriah itu tidak terganggu ketika acara tercampur dengan kesempatan menikmati sajian makan siang. Bahkan, sambil menikmati yang terjadi di arena podium, door prize yang banyak jumlahnya dibagikan kepada semua yang hadir. Setiap yang hadir juga mendapatkan 1 dos berisi roti untuk dibawa pulang.

Para disabel dalam Syawalan itu tampak antusias sekali. Hal ini amat tampak ketika acara ditutup. Masih ada beberapa yang mengangkat tangan minta tampil nyanyi tetapi akhirnya tidak mendapatkan kesempatan. Banyak ucapan terima kasih dilontarkan ke Rm. Hartanta dan Rm. Bambang. Banyak yang memberikan selamat kepada Rm. Bambang karena mengupayakan terselenggaranya Sywalan itu. Tetapi ketika merenung pada waktu bangun pagi, Rm. Bambang sadar bahwa dirinya hanya mengajak "Yok Syawalan" dan minta izin tempat kepada Rm. Hartanta. Yang paling banyak bekerja dan mengatur pelaksanaan adalah Bu Rini. Dialah yang menghubungi Mas Dalijo Angkring dan Bapak Wiratno. Dialah yang memesan catering dan menu serta makanan. Dialah yang bersama Ibu Ari menyebar WA ke kenalan-kenalannya sehingga datanglah banyak door prize. Tentu saja Bu Rini, yang adalah relawan Domus, juga berkoordinasi dengan para karyawan Domus. Seusai acara Syawalan Rm. Bambang hanya melakukan yang diminta oleh Bu Rini "Romo mengucapkan terima kasih kepada para pemberi door prize". Dan ini tidak sulit. Dia hanya mengambil salah satu gambar dari foto Syawalan lalu diberi ucapan terima kasih atas kepedulian mereka. Itu dibuat dalam WA dan dikirim ke HP Bu Rini dan Bu Ari disertai permohonan untuk dikirimkan ke masing-masing pemberi door prize.

Santo Yoseph Pekerja

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 01 Mei 2014 Diperbaharui: 25 Oktober 2019 Hits: 26130

  • Perayaan
    1 Mei
  •  
  • Lahir
    Hidup pada abad pertama
  •  
  • Kota asal
    Nazareth - Israel
  •  
  • Wafat
  •  
  • Nazareth - Israel - Sebab alamiah
  •  
  • Venerasi
    -
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

St. Yoseph adalah seorang santo besar. Ia adalah bapa asuh Yesus dan suami Santa Perawan Maria. Yoseph memperoleh hak istimewa untuk merawat Putra Allah sendiri, Yesus, serta BundaNya, Maria. Santo Yoseph adalah seorang yang miskin sepanjang hidupnya. Walaupun darah bangsawan yang mengalir dalam tubuhnya dapat ditelusuri sampai pada Raja Daud bapa leluhurnya, kemiskinan membuat ia harus bekerja keras dalam bengkel tukang kayu demi menghidupi Keluarga Kudus yang dipercayakan Allah kepadanya.  

Ia amat mengasihi Yesus dan Maria. Kesucian dan kesalehannya terlihat di dalam ketaatannya pada kehendak Allah untuk menerima Maria sebagai istrinya serta mendampingi Maria dalam membesarkan Yesus, Putera Allah yang menjadi manusia. Kesederhanaannya terlihat dalam pekerjaannya sebagai seorang tukang kayu, dan cara hidupnya yang biasa-biasa saja di dalam masyarakat.

Dalam pribadi Yoseph, pekerjaan tangan memperoleh suatu dimensi Ilahi. Kerja meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Allah dan memungkinkan manusia turut serta di dalam karya penciptaan dan penyelamatan Allah.

Banyak negara menyisihkan satu hari dalam setahun khusus untuk menghormati para pekerja/buruh. Hal tersebut guna meningkatkan martabat dan penghargaan atas kerja. Gereja memberikan kepada kita seorang teladan mengagumkan bagi para pekerja, yaitu St. Yoseph.

Karena itulah pada tahun 1955,  Paus Pius XII memaklumkan pesta St. Yosef Pekerja untuk dirayakan setiap tahun pada tanggal 1 Mei, sekaligus menetapkannya sebagai Hari Pekerja/Buruh. Santo Yoseph selanjutnya ditetapkan sebagai pelindung para buruh yang harus bekerja keras setiap hari untuk memenuhi kebutuhannya.

Lamunan Pekan Paskah IV

Senin, 1 Mei 2023

Yohanes 10:11-18

11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; 12 sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. 13 Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. 14 Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku 15 sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. 16 Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala. 17 Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. 18 Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, seseorang karena jabatannya bisa mendapatkan pengakuan sosial. Dia bisa meraih posisi karena menang bersaing dengan kontestan lain dalam pemilihan.
  • Tampaknya, seseorang dapat disebut baik karena lama dalam menjabat. Dia bisa menjabat dalam lebih dari satu periode bahkan setiap ada pemilihan selalu menang.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun selalu meraih posisi karena selalu menang dalam setiap pemilihan, seseorang belum tentu sungguh menjadi sosok pengurus atau pejabat baik kalau dalam kinerjanya tidak mengutamakan damai sejahtera umum sekalipun harus dengan pengorbanan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan relung hati kalau mendapatkan posisi sosial orang akan siaga menanggung tantangan dan bahaya karena perjuangannya demi banyak orang. 

Ah, pada jaman kini yang namanya posisi adalah untuk cari rejeki.

Penyumbang Konsumsi April 2023

Bagaimanapun juga dengan menjadi lansia dan kondisi fisik makin rentan dan pada umumnya sudah tak dapat pergi ke sana-sini, ada hal yang secara jiwani terasa menghilang dalam diri para romo. Apalagi dengan tinggal di rumah sepuh Domus Pacis St. Petrus, yang menghilang itu makin terasa. Tampaknya yang paling menonjol menghilang ada 2 hal : 1) sajian menu harian sebagaimana ada ketika masih aktif berkarya, dan 2) perjumpaan dan kebersamaan dengan umat. Untuk memenuhi menu yang lumayan agar tak terlalu sederhana bagi seorang romo, Domus mengupayakan kepedulian umat sejak 1 September untuk 15 hari snak pagi-sore dan sejak 1 Desember untuk sajian makan malam pada tahun 2021. Anggaran dari Keuskupan Agung Semarang dapat untuk memenuhi kelayakan snak hari lainnya dan makan pagi-siang. Sedang untuk hal kedua, Domus memanfaatkan momen-momen khusus untuk menghadirkan umat hadir di Domus. Itu untuk hari ulang tahun imamat masing-masing romo sehingga yang dihadirkan adalah keluarga dan relasi khusus romo yang bersangkutan. Selain itu pada Malam Paskah, Malam Natal, dan Hari Berkatan Domus Pacis 19 Mei dijadikan momen khusus untuk menghadirkan umat. Untuk momen-momen khusus itu Domus selalu menyediakan konsumsi. 


Untuk bulan April 2023, selain 15 hari snak untuk pagi-sore dan masakan makan malam, Domus Pacis juga mengadakan 2 kali sajian konsumsi khusus. Pada Selasa sore tanggal 4, ada pembaharuan janji imamat. Kalau pada umumnya para imam yang ada di Keuskupan Agung Semarang ikut perayaan khusus di Katedral, para romo Domus mengikuti Misa streaming. Sesudah itu para romo Domus beserta tamu undangan dan karyawan serta relawan mengadakan santap khusus. Sedang pada Malam Paskah hari Sabtu sore tanggal 8, sekitar 130 orang ikut Misa di Domus. Hal ini jadi momen kebersamaan khusus pesta, termasuk makan bersama sesudah Misa, antara para romo Domus dan umat yang ikut Misa. Untuk bulan April 2023 yang masuk dalam catatan Rm. Bambang ikut ambil bagian terjadinya sajian konsumsi adalah sebagai berikut :

  • Snak : Ibu Jantoro, Ibu Kanti, Ibu Emma, Ibu Joni, Ibu Rie Agung, Ibu Benedicta Yudianti, Ibu Atik, Ibu Rini, Ibu Anna Jatmiko, Ibu Andreas, Ibu Wahyu Laksono, Ibu Arum, Ibu Tin Parno, Ibu Yulia Pulunggana, Ibu Endang Prayitno, Ibu Roni, Ibu Ieneke, Ibu Septi, Ibu Gita.
  • Makan Malam dan Sajian Momen Khusus : Eyang Wikuntoro, Ibu Eni, Ibu Ari, Ibu Rachel, Ibu Ratih, Ibu Sumarah, Ibu Daruniah, Ibu Wiwit, Ibu Yuli, Ibu Lusi, Ibu Titik, Ibu Evy, Ibu Ning Miduk, Ibu Rani Mastu, Ibu Yoh Priyono, Ibu Emi, Ibu Melly, Ibu Stephani, Ibu Ninik Saut, Ibu Erna Echi, Ibu Rini, Ibu Regina Eli, Pak Joko CS, Ibu Nadya, Sdr. Indra, Ibu Ambar, Ibu Umi, Ibu Ratmi, Ibu Mardanu, Ibu Lucy, Ibu Agnes Kadartini, Ibu Sri Purwaningsih, Bapak Blasius Chasto, Ibu Panggung, Deasy Tangsel, Ibu Yucha.

Saturday, April 29, 2023

Santo Paus Pius V

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 01 Desember 2014 Diperbaharui: 04 Desember 2014 Hits: 8537

  • Perayaan
    30 April
  •  
  • Lahir
    17 January 1504
  •  
  • Kota asal
    Bosco, Lombardy, Italy
  •  
  • Wafat
  •  
  • 1 Mei 1572 di Roma, Italy
    Dimakamkan di the chapel of San Andrea, Saint Peter’s basilica, Vatican City
  •  
  • Beatifikasi
    1 Mei 1672 oleh Paus Klemens X
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 22 Mei 1712 oleh Paus Klemens XI

Paus yang kudus ini dilahirkan di Italia pada tahun 1504. Ia dibaptis dengan nama Antonius Ghislieri. Antonius sungguh ingin menjadi seorang imam, tetapi tampaknya angan-angannya itu tidak akan pernah menjadi kenyataan. Orangtuanya miskin. Mereka tidak punya cukup uang untuk menyekolahkannya.

Suatu hari, dua orang imam Dominikan datang ke rumahnya dan bertemu dengan Antonius. Para imam itu amat suka kepadanya hingga mereka bersedia mengurus pendidikannya. Demikianlah, pada usia empat belas tahun, Antonius bergabung dalam Ordo Dominikan. Ia memilih nama “Mikhael”. Setelah menamatkan studinya, ia ditahbiskan sebagai imam. Kemudian ia ditahbiskan pula sebagai uskup dan kardinal.

Dengan gagah berani ia mempertahankan ajaran-ajaran Gereja dari mereka yang berusaha menentangnya. Ia senantiasa hidup dengan bermatiraga. Ketika usianya enam puluh satu tahun, ia dipilih menjadi paus. Ia memilih nama Paus Pius V. Dulu ia seorang bocah penggembala domba yang miskin. Sekarang ia adalah pemimpin tertinggi Gereja Katolik di seluruh dunia. Walaupun demikian, paus tetap rendah hati dan sederhana seperti sedia kala. Ia masih mengenakan jubah Dominikan-nya yang putih, jubah tua yang selama ini dikenakannya. Dan tak seorang pun dapat membujuknya untuk menggantinya.

Paus Pius V harus menghadapi banyak tantangan. Ia menimba kekuatan dari salib Yesus. Setiap hari ia merenungkan sengsara dan wafat Kristus. Ia membuka banyak Seminari baru, merevisi brevir, dan buku katekismus baru diterbitkan. Yayasan-yayasan didirikan untuk menyebarkan Iman dan melestarikan ajaran Gereja. Paus Pius V membangun rumah-rumah sakit dan menggunakan kas kepausan untuk merawat orang miskin.

Pertempuran Lepanto - Santa Maria Ratu Rosari

Pada masa itu, Gereja Kristus sedang dilanda ancaman besar dari bangsa muslim Turki yang ingin menguasai Eropa dan memusnahkan Kekristenan. Bapa Suci memberi peringatan kepada para raja dan pangeran di Eropa mengenai situasi bahaya yang sedang mengancam, namun saat itu tak seorang pun yang mempedulikannya.

Ketika Jenderal La Valette yang hebat itu mempertahankan Malta dari serangan bangsa Muslim Moor, tak seorang pun yang membantunya kecuali Paus Pius V yang mengirimkan uang dari Kas Vatikan untuk mempertahankan benteng Kristen yang penting tersebut. Ketika bangsa Turki berhasil dipukul mundur, Raja Turki, Selim II, mempersalahkan Paus dan menyatakan perang terhadap Italia dan mengancam akan menghancurkan setiap kota di Italia.

Menghadapi ancaman demikian, Paus Pius V memerintahkan setiap Gereja di Italia untuk mengadakan devosi selama 40 jam. Raja Selim II menertawakan cara paus menghadapi ancaman pertempuran seperti itu. Tapi setelah banyak tertawa, 3 hari kemudian Selim II wafat secara mendadak.

Kematian Selim II rupanya tidak menghentikan rencana invasi bangsa Turki ke Italia. Para panglima Turki : Müezzinzade Ali Pasha, Suluc Mehmed Pasha dan Uluç Ali Reis tetap memimpin armada perang dan bergerak menuju Italia. Paus Pius V kembali harus memohon pada para penguasa di Eropa agar bahu-membahu menghadapi ancaman ini. Para penguasa Kristen di Eropa kemudian membentuk sebuah aliansi untuk menghadapi ancaman ini. Armada perang Kristen yang terbentuk dari aliansi ini dipimpin oleh Don Luis de Requesens dan Don Álvaro de Bazán dari Kerajaan Spanyol, dan Gianandrea Doria dari Genoa. Ikut pula seorang pangeran muda dari Austria yang juga adalah adik tiri dari Raja Spanyol; bernama Don John of Austria.

Meskipun Don John belum berpengalaman, namun Paus Pius V mengangkatnya sebagai panglima dari Armada perang Kristen tersebut. Kepadanya Bapa Suci berkata : “Pergilah anakku, karena aku tahu Tuhan akan memberimu kemenangan. Rosario akan menjadi keselamatan bagi kita!”

Bapa Suci kemudian memberkati kapal-kapal dan seluruh armada diserahkan di bawah perlindungan Bunda Maria Ratu Rosario. Semua yang ada di kapal menerima komuni kudus setiap hari dan berdoa rosario berkali-kali dalam sehari.

Pada bulan Oktober 1571 armada perang Turki yang luar biasa besar berlayar menuju Eropa. Sasarannya adalah menaklukkan Italia, menduduki kota Roma dan menghancurkan kekristenan. Don John dan para komandannya segera menyongsong mereka. Kedua armada perang ini bertemu di suatu wilayah yang disebut Lepanto, dekat Yunani, dan terjadilah pertempuran laut yang sangat dahsyat yang saat ini dikenang dengan nama "Pertempuran Lepanto". Kekuatan kedua belah pihak sangat tidak seimbang dan armada perang Turki jauh lebih unggul. Turki memiliki 251 kapal perang dan 31.490 orang tentara, sedangkan armada Kristen hanya memiliki 212 kapal perang dan 28.500 orang tentara (Sumber : Wikipedia).

Sejak armada Kristen keluar menyongsong musuh, lonceng-lonceng Gereja di seluruh Italia terus menerus dibunyikan pada jam-jam tertentu. Para imam akan mengumpulkan segenap umatnya dan bersama-sama mereka berdoa rosario. Paus Pius V masuk kapel pribadinya dan tetap tinggal di sana sambil terus berdoa rosario.

Dalam peperangan, Don John tetap menyuruh anak buahnya bertempur sambil berdoa rosario. Dan hasilnya sungguh sangat luar biasa. Dari sudut pandang sebagai manusia, kemenangan bagi armada Kristen adalah sesuatu yang mustahil. Namun selama pertempuran berlangsung; Bapa Suci dan semua orang Katholik bersama-sama menggempur surga dengan doa rosario yang tanpa henti. Armada Kristen yang tak berdaya dengan jumlahnya yang jauh lebih kecil, sepertinya akan disapu bersih oleh armada musuh yang jumlahnya jauh lebih besar. Namun tiba-tiba bertiuplah angin dengan kencang dan membawa gelombang laut yang amat besar ke arah armada Turki. Satu demi satu kapal perang Turki pecah dan tenggelam ditelan ombak raksasa yang datang bersama angin kencang tersebut. Ketika para panglima Turki menyadari bahwa armada perang Kristen tengah dilindungi oleh sebuah Kekuatan yang tidak terlihat; mereka kemudian pontang-panting melarikan diri dan meninggalkan armada mereka yang porak-poranda.

Hasil pertempuran Lepanto tercatat; dari pihak Turki 20.000 orang mati, terluka dan tertawan, 137 kapal direbut, 50 kapal tenggelam dan 10.000 orang tawanan Kristen (yang dijadikan para pendayung) dibebaskan. Dari pihak Kristen tercatat 7.500 orang mati dan 17 kapal hilang (Sumber : Wikipedia).

Pertempuran Lepanto yang bersejarah itu terjadi pada siang hari minggu tanggal 7 Oktober. Seharusnya berita kemenangan ini baru sampai di Roma dalam beberapa hari kemudian; tapi pada siang itu juga di Italia, tiba-tiba Paus Pius V mengakhiri doa rosarionya dan keluar dari kapel pribadinya dengan wajah yang penuh syukur. Ia memanggil mereka yang berada di sekitarnya dan berseru : “Cepat kemari! Ini bukan waktunya untuk bekerja. Marilah kita bersyukur kepada Allah Yang Maha Kuasa karena armada laut kita telah memperoleh kemenangan yang besar…!”

Dua minggu kemudian ketika Panglima Don John of Austria tiba di Roma untuk membawa berita gembira tersebut, ia terkejut saat diberitahu bahwa bapa suci telah mengumumkan berita kemenangan tersebut pada siang hari tanggal 7 Oktober 1571.  

Sebagai ungkapan terima kasih kepada Bunda Maria, St. Pius V menetapkan Pesta Maria Ratu Rosario yang kita rayakan setiap tanggal 7 Oktober.

Paus Pius V wafat di Roma pada tanggal 1 Mei 1572 dan dinyatakan kudus dua abad kemudian oleh Paus Klemens XI.

Lamunan Pekan Paskah IV

Minggu, 30 April 2023

Yohanes 10:1-10

1 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; 2 tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. 3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. 4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. 5 Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal." 6 Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. 7 Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. 8 Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. 9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. 10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, di setiap agama ada tokoh-tokohnya. Mereka kerap dipandang sebagai tokoh-tokoh rohani.
  • Tampaknya, karena dipandang sebagai tokoh-tokoh rohani, para tokoh agama bisa merasa menjadi tokoh iman. Mereka mengurus umat agar selalu berada dalam hubungan baik dengan Tuhan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun sibuk mengurus kegiatan-kegiatan keagamaan untuk umat, kalau berbagai kebaikan umat dipandang sebagai hasil dan prestasi kegiatannya, orang dapat seperti koruptor karena diam-diam mengkomersialisasikan atau paling tidak mencari keuntungan duniawi dalam agama. Dalam yang Ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan mengutamakan agama sebagai tanda dan sarana menyuburkan kemesraannya hubungan dengan Tuhan yang bertakhta dalam hati.

Ah, sekalipun tokoh-tokoh agama ya harus mendapatkan kebutuhan hidupnya.

Friday, April 28, 2023

Kelas V SD Kanisius Duwet


Para romo sepuh Domus Pacis St. Petrus mengalami beberapa rombongan tamu kanak-kanak. Sebut saja itu adalah SD Mangunan, PIA Sagan Paroki Kotabaru, dan TK Santa Maria Triagan Paroki Karanganyar. Ketika pertemuan dimulai Rm. Bambang langsung membunyikan keyboard membuat anak-anak dan pendamping menyanyikan lagu-lagu anak. Acara mengenalkan para romo dikemas dengan nyanyian yang membuat anak-anak menghafal nama-nama masing-masing romo. Jeda minum dan snak hanya terjadi sebentar dan kemudian nyanyi-nyanyi lagi. Pokoknya full music. Suasana hingar bingar membuat anak-anak tampat amat ceria. Waktu 1 jampun tak terasa.

Ternyata suasana spontan ceria terasa tak mudah terjadi pada kunjungan anak-anak pada Jumat 28 April 2023. Sebelum jam 10.00 datang rombongan siswa-siswi kelas V SD Kanisius Duwet, Paroki Mlati didampingi oleh beberapa guru. Para guru sudah amat akrab dengan Rm. Hartanta, direktur Domus yang pernah menjadi Pastor Paroki Mlati. Rm. Bambang memandang anak-anak itu cukup tertib. Ketika mengambil minum dan snak mereka urut satu per satu dengan rapi. Suasana santun juga tampak ketika duduk di bangku dan kursi untuk menyantap snak dan minuman teh. Tentu saja Rm. Bambang berpikir mencari cara membuat suasana cair tak terlalu seremonial. Dia duduk di belakang keyboard dan Rm. Hartanta berada di sebelah kirinya duduk di kursi. Sementara itu Rm. Ria, Rm. Harta, dan Mgr. Blasius bejajar di deretan posisi depan Rm. Bambang. Rm. Hartanta membuka dan mengucapkan selamat datang dan mengenalkan Domus Pacis. Kemudia Rm. Hartanta menyerahkan ke Rm. Bambang. Ketika Rm. Bambang berseru "Yok, nyanyi!", terjadilah antar guru saling nunjuk untuk nyanyi. Kemudian ada guru yang meminta anak, dan beberapa anak juga saling menunjuk. Melihat susana itu Rm. Bambang berseru "Nyanyi bareng!". Kebetulan saja salah satu guru dulu anggota PIA Paroki Mertoyudan yang amat aktif. Maka mengalirlah lagu-lagu Pendampingan Iman Anak (PIA). Rm. Bambang mempertahankan irama 4/4 yang dinamis ketika ada usulan lagu tertentu yang berirama 3/4 bernuansa syahdu. Deretan banyak lagu itu membuat anak-anak makin tampak bebas dan spontan penuh dinamika apalagi ketika masuk lagu "Jalan Serta Yesus" Rm. Bambang minta mereka jalan berurutan keliling sana-sini termasuk memutari para romo.

Yang bagi cukup mengherankan, sesudah hingar bingar lagu-lagu, ketika selesai para siswa kembali duduk dengan manis. Ketika dibuka kesempatan kalau ada yang mau bertanya kepada para romo, suasana sepi kembali terjadi. Rm. Bambang kemudian berseru "Saiki dha lungguh ngisor neng ngarepe roma-romo. Nek perlu ro nyekeli sikile para romo" (Sekarang semua duduk bawah di lantai di depan para romo. Kalau perlu sambil memegang kaki para romo). Para siswapun langsung pindah duduk di lantai di depan Rm. Ria, Rm. Harto, dan Mgr. Blasius. "Sekarang silahkan omong-omong para romo dan siswa. Siswa atau romo bisa bertanya" kata Rm. Bambang. Tiba-tiba ada yang mengangkat jari dan bertanya "Romo umur berapa?" dan Rm. Hartanta langsung ambil microphone dan memandu. Dari pertanyaan ini lalu muncul yang lain "Tahun berapa lahirnya?" ..... "Apa suka dukanya di Domus?" ..... "Makanan apa yang paling disukai" ..... Dan terjadilah banyak yang mengangkat tangan mau bertanya. Rm. Hartanta jadi sibuk membantu mengucapkan kembali jawaban romo yang artikulasinya tidak jelas. Terutama Rm. Hartanta mendampingi dengan ekstra Rm. Harto yang suaranya juga amat lemah. Maka Rm. Bambang bisa seperti istirahat duduk di kursi rodanya melihat dan menikmati gairahnya para siswa mengajukan berbagai pertanyaan anak kepada para romo lansia. Ketika usai Rm. Hartanta meminta Rm. Bambang menutup dengan doa dan berkat. Sesudah itu anak-anak dibebaskan untuk melihat-lihat lantai 2 dan 3 Domus Pacis.

Santa Katarina dari Siena

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 11 Agustus 2013 Diperbaharui: 15 Oktober 2020 Hits: 41310

  • Perayaan
    29 April
  •  
  • Lahir
    25 March 1347
  •  
  • Kota asal
    Siena, Tuscany, Italy
  •  
  • Wafat
  •  
  • 29 April 1380 di Roma, Italia | karena penyakit misterius
    Dimakamkan di Gereja Santa Maria Sopra Minerva di Roma Italia
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Juli 1461 oleh Paus Pius II

Katarina dilahirkan pada tahun 1347. Santa yang termashyur ini adalah pelindung Italia, tanah airnya. Katarina adalah anak bungsu dalam keluarga yang dikaruniai dua puluh lima anak. Ayah dan ibunya menghendaki agar ia menikah dan hidup bahagia. Tetapi, Katarina hanya ingin menjadi seorang biarawati. Untuk menyatakan tekadnya, ia memotong rambutnya yang panjang dan indah. Ia ingin menjadikan dirinya tidak menarik. Orangtuanya amat jengkel dan seringkali memarahinya. Mereka juga menghukumnya dengan memberinya pekerjaan rumah tangga yang paling berat. Tetapi Katarina pantang menyerah. Pada akhirnya, orangtuanya menyerah dan memperbolehkan Katarina menjadi anggota Ordo Ketiga Dominikan

Engkau bagaikan misteri yang dalam sedalam lautan; semakin aku mencari, semakin aku menemukan, dan semakin aku menemukan, semakin aku mencari Engkau. Tetapi, aku tidak akan pernah merasa puas; apa yang aku terima menjadikanku semakin merindukannya. Apabila Engkau mengisi jiwaku, rasa laparku semakin bertambah, menjadikanku semakin kelaparan akan terang-Mu. ~ St. Katarina dari Siena.


St. Katarina seorang yang amat jujur dan terus terang di hadapan Yesus. Suatu ketika ia bertanya kepada-Nya, “Di manakah Engkau, Tuhan, ketika aku mengalami cobaan yang begitu mengerikan?” Yesus menjawab, “Puteri-Ku, Aku ada dalam hatimu. Aku membuatmu menang dengan rahmat-Ku.”

Suatu malam, sebagian besar penduduk Siena ke luar ke jalan-jalan untuk suatu perayaan. Yesus menampakkan diri kepada Katarina yang sedang berdoa seorang diri dalam kamarnya. Bersama Yesus, datang juga Bunda Maria. Bunda Maria memegang tangan Katarina lalu memberikannya kepada Putra-nya. Yesus menyematkan sebentuk cincin di jari tangan Katarina dan ia menjadi pengantin-Nya. Sejak saat itu Katarina mulai menerima penglihatan tentang neraka, api pencucian, dan surga.

Pada masa itu, Gereja mengalami banyak sekali masalah. Banyak pertikaian terjadi di seluruh Italia. Katarina menulis surat-surat kepada para raja dan ratu. Ia bahkan datang menghadap para penguasa agar berdamai dengan paus dan mencegah peperangan. Katarina meminta paus untuk meninggalkan Avignon, Perancis dan kembali ke Roma untuk memimpin Gereja. Ia mengatakan bahwa itulah yang dikehendaki Allah. Bapa Suci mendengarkan nasehat St. Katarina serta melakukan apa yang dikatakannya.

Katarina tidak pernah lupa bahwa Yesus ada dalam hatinya. Melalui dia, Yesus memelihara orang-orang sakit yang dirawatnya. Melalui dia, Yesus menghibur para tahanan yang dikunjunginya di penjara. Santa besar ini wafat di Roma pada tahun 1380. Usianya baru tiga puluh tiga tahun. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Pius II pada tahun 1461. Pada tahun 1970, Paus Paulus VI mengangkatnya sebagai Doktor Gereja. St. Katarina menerima kehormatan besar ini karena ia melayani Gereja Kristus dengan gagah berani sepanjang masa hidupnya yang singkat.

Lamunan Peringatan Wajib

Santa Katarina dari Siena, Perawan dan Pujangga Gereja

Sabtu, 29 April 2023

Yohanes 6:60-69

60 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" 61 Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? 62 Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? 63 Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. 64 Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. 65 Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya." 66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.

67 Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya:"Apakah kamu tidak mau pergi juga?" 68 Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; 69 dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang beragama dapat merasa senang mendengarkan pembacaan Kitab Suci. Kitab Suci memang menjadi landasan hidup rohani.
  • Tampaknya, orang beragama dapat merasa gembira karena menemukan ayat-ayat yang mendukung pengalaman kongkretnya. Kitab Suci menjadi peneguhan hidup.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sekalipun bisa menemukan ayat-ayat yang meneguhkan pengalaman kongkret dan memberi inspirasi baru, Kitab Suci akan menjadi santapan hidup sejati kalau orang juga menerima ayat-ayat yang membuat perasaan tidak enak. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan membaca ayat-ayat Kitab Suci sebagai landasan menghayati kehidupan sejati karena bisa meneguhkan, memberi cakrawala baru, dan mengritik pengalaman kongkretnya.

Ah, baca Kitab Suci itu sulit karena kata, kalimat, dan istilah-istilahnya kuno.

Ultah Imamat ke 42?


Tampaknya alumni Seminari Menengah Mertoyudan termasuk yang cukup terorganisasi. Memang, yang aktif bergerak mantan siswa yang tidak melanjutkan ke jenjang imamat. Tetapi persaudaraan antara yang pernah mengenyam menjadi frater dan tidak terjadi dalam jaringan daerah tertentu dan atau angkatan masuk tahun tertentu. Salah satu di antaranya adalah kelompok angkatan "679", karena masuk tahun 1967 yang lulusan SD dan 1969 yang lulusan SMP.  Mereka tergabung dalam Grup WA "Exsem Baru 679". Ini adalah kelompok alumni yang berbasis di Yogyakarta karena mayoritas anggotanya tinggal di Yogya. Yang menjadi koordinator adalah Mas Sigit Darmadi. Pada bulan Maret 2023 dalam Grup WA ini ada pengumuman sebagai berikut : 

-----------------------------------------------------------------------------------------

Ytk. Sahabat EXSEM 679 beserta Ibu

Dalam rangka Mangayubagya Pengetan 42 tahun Imamat Rm. D. Bambang Sutrisno, Pr. beberapa bulan yang lalu dan kunjungan kepada romo-romo di Domus Pacis, dengan hormat kami mengharap kehadiran Sahabat EXSEM 679 beserta Ibu pada: 

Hari Kamis, 27 April 2023, pukul 10.00 - selesai, bertempat di Domus Pacis, Seminari Tinggi St. Paulus, Kentungan, Jl. Kaliurang km. 6,5 Yogyakarta

Besar harapan kami dan akan sangat membahagiakan kami apabila panjenengan berkenan hadir sekaligus Kumpul Kangen bersama.

Konfirmasi kehadiran panjenengan akan sangat membantu kami dengan mengisi daftar kehadiran.

Atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Salam EXSEM 679

-----------------------------------------------------------------------------------------

Rm. Bambang memang menjadi anggota kelompok tersebut. Dia masuk Seminari Mertoyudan pada tahun 1970 sebagai lulusan SMA. Di Mertoyudan Rm. Bambang masuk kelas 2 tingkat di atas dari pada umumnya para anggota grup. Tetapi sejak tinggal di rumah para romo tua Domus Pacis Puren, Pringwulung, dia diajak masuk ikut menjadi bagian kelompok Exsem Baru 679. Sebenarnya bagi Rm. Bambang, berkaitan dengan pengumuman di atas, yang menjadi soal adalah ulang tahun imamatnya sudah terjadi pada bulan Januari. Dia ditahbiskan pada 22 Januari 1981. Tetapi koordinator Ex Seminaris 679 bilang bahwa pada ulang tahun ke 40 dan 41 juga tidak dapat ikut memperingati karena pertemuan rutin 3 bulan sekali terhenti disebabkan oleh pandemi Covid-19. Maka rencana Kamis 27 April 2023 dijadikan dimulainya lagi pertemuan Exsem 679.

Pada Kamis seperti direncanakan, ada 36 orang hadir. Dari 26 mantan Seminaris masuk SD tahun 1967 dan masuk SMP 1969, 2 orang pamit. Ada yang masih menunggu cucu di Jakarta karena tak ada pembantu, ada yang tiba-tiba flu berat. Setelah 2 tahun lebih karena pandemi tak ada kumpulan rutin, pertemuan itu sungguh menjadi arena kangen-kangenan. Bahkan Mas Wahyudi, yang kini berusia 70 tahun, sudah 56 tahun belum pernah jumpa. Dan ada juga yang bersemangat datang dengan sendiri mengendarai mobil dari Jakarta, yaitu Mas Kartono. Karena kepadatan lalu lintas sehingga dia harus berada lama di pejalanan, dia berangkat pada Rabu 26 April 2023 jam 17.00 langsung menuju Domus Pacis dan sampai pada sekitar jam 13.00 Kamis 27 April 2023. Pertemuan dimulai pada jam 10.15 dengan tampilnya Mas Muryanto menyampaikan selamat datang kepada teman-teman ex Seminaris dan para istrri yang menyertai. Ucapan terima kasih disampaikan kepada para romo yang ikut menyambut, yaitu Rm. Hartanta, Rm. Harto, Rm. Ria, Mgr. Blasius, dan Rm. Bambang. Setelah itu ada Doa Rosario yang dipimpin oleh Mas Sigit. Usai Rosario Rm. Hartanta diminta memberikan sambutan dilanjutkan sharing pengalaman imamat dari Rm. Bambang. Makan bersama dilanjutkan dengan omong-omong santai sungguh sangat asyik. 

Thursday, April 27, 2023

Beato Luchesius

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 04 April 2016 Diperbaharui: 18 Jun 2017 Hits: 6969

  • Perayaan
    28 April
  •  
  • Lahir
    Sekitar tahun 1180
  •  
  • Kota asal
    Poggibonsi, Umbria, Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • 28 April 1260 di Poggibonsi, Umbria, Italia - Sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    Tahun 1273 oleh Paus Gregorius X
  •  
  • Kanonisasi

Luchesio Modestini awalnya adalah seorang pedagang di kota kecil Poggibonzi, Tuscania, Italia. Seperti kebanyakan pedagang, Luchesio begitu terobsesi untuk mengumpulkan banyak uang. Ketamakannya membuat ia dikenal sebagai seorang yang rakus dan pelit. Isterinya, Buonadonna, juga bersifat demikian. Di kemudian hari, rahmat Tuhan menyentuh hati Luchesio. Ia menjadi sadar bahwa selama ini ia telah melupakan keselamatan jiwanya. Ia telah hidup demi mengejar harta duniawi yang tidak dapat dibawa ke dalam kehidupan kekal. Kata-kata Yesus bergema dalam hatinya :

Maka Luchesio pun mulai berubah. Ia bertekad untuk mempersembahkan sisa hidupnya kepada Yesus. Ia juga berhasil menginsyafkan isterinya untuk mulai berubah dan mengikuti cara hidupnya yang baru. Setiap hari orang akan melihat suami-isteri pedagang yang terkenal pelit ini hadir dalam misa kudus di gereja. Luchesio dan Buonadonna juga membuat penduduk kota Poggibonzi terheran-heran ketika mereka mulai membagi-bagikan sedekah kepada para fakir miskin dan mengerjakan banyak karya amal.

Karena khawatir dapat jatuh kembali kedalam ketamakan, mereka memutuskan untuk meninggalkan dunia bisnis. Luchesio dan Buonadonna lalu menjual semua harta mereka dan membagi-bagikannya kepada orang-orang miskin. Mereka hanya menyisakan sebidang tanah kecil yang kiranya cukup untuk menopang kehidupan mereka. Luchesius beralih profesi menjadi seorang petani sederhana dan menggarap lahannya dengan kedua-tangannya sendiri.

Pada waktu itulah Santo Fransiskus dari Asisi datang dan berkotbah di Tuscania. Kotbahnya tentang pertobatan begitu memukau, sehingga setelah ia selesai berkotbah, banyak orang ingin meninggalkan semua harta duniawinya dan masuk biara. Tetapi Santo Fransiskus menasihati mereka untuk tetap hidup sesuai dengan panggilan hidup mereka. Ia sudah berpikir untuk memberi mereka peraturan khusus yang dapat membimbing mereka untuk hidup melayani Tuhan dengan sempurna sambil tetap hidup di dunia ramai.

Dalam lawatannya ke Tuscany, Santo Fransiskus menyempatkan diri untuk mengunjungi Luchesius di Poggibonzi. Luchesius dan isterinya sudah dikenal oleh sang santo ketika ia membeli bahan bangunan untuk gereja yang sedang diperbaikinya. Santo Fransiskus sangat bergembira mendapati orang yang dahulu begitu rakus kini telah berubah. Dihadapan santo Fransiskus, Luchesius meminta petunjuk agar ia dan isterinya dapat menjalani hidup di dunia ini dengan lebih berkenan pada Tuhan.

Santo Fransiskus lalu menerangkan kepada mereka perihal rencananya untuk mendirikan sebuah ordo bagi kaum awam. Menurut tradisi, seketika itu juga Luchesius dan isterinya meminta untuk diterima dalam ordo tersebut. Karena itulah Luchesius dan Buonadonna disebut sebagai anggota perdana dari Ordo Pertobatan, atau yang dikemudian hari dikenal sebagai Ordo Ketiga Fransiskan (Tertiaris Fransiskan atau disebut juga Ordo Fransiskan Sekular).

Regula (aturan hidup) yang diberikan oleh santo Fransiskus bagi para Tertiaris perdana ini amat sederhana. Pada 1221 regula bagi para tertiaris ini diperbaharui oleh Kardinal Hugolino dalam rumusan-rumusan hukum. Dan pada tahun yang sama Paus Honorius III menyetujui aturan hidup ini. Karena inilah tahun 1221 sering dinyatakan sebagai tahun berdirinya Ordo Ketiga Fransiskan.

Setelah Luchesius mengenakan jubah Tertiaris Fransiskan yang berwarna abu-abu itu, dia pun dengan cepat maju dalam kehidupan rohaninya. Dia menjalankan laku silih dengan keras sebagai tanda pertobatan. Ia sering berpuasa dengan hanya makan roti dan minum air putih. Ia tidur pada lantai kasar, dan dalam setiap kegiatannya ia selalu membawa Tuhan di dalam hati.

Kemurahan hatinya pada orang-orang miskin tidak mengenal batas. Pada suatu hari tidak tersisa sepotong roti pun bagi ia dan isterinya. Ketika masih juga seorang miskin datang, ia meminta isterinya untuk mencari makanan apa saja yang bisa mereka berikan kepada orang miskin ini. Buonadonna kalut dan menyalahkan Luchesius.

“Matiraga!”, umpat sang isteri. “Hal itu telah membuatmu gila. Kita terus saja membagi-bagikan makanan sehingga tidak ada lagi yang tersisa. Kini kita sendiri yang harus kelaparan..”.

Dengan lemah lembut Luchesius meminta isterinya untuk kembali ke ruangan tempat mereka menyimpan bahan makanan. Betapa takjubnya Buonadonna ketika mendapati ruangan yang tadinya kosong kini penuh dengan roti kualitas terbaik. Sejak saat itu Buonadonna seakan berlomba dengan suaminya dalam menjalankan laku silih, matiraga dan karya amal. Luchesius kemudian diberkati Tuhan dengan karunia ektase rohani, levitasi dan penyembuhan.

Ketika suatu wabah penyakit berkecamuk di Poggibonzi dan daerah sekitarnya, Luchesius pergi ke sana dengan seekor keledai yang penuh dengan bahan makanan dan obat-obatan untuk orang-orang sakit. Ketika semua yang dibawanya tidak cukup untuk semua orang, dia mengemis di pinggir jalan demi kepentingan mereka yang menderita itu.

Pada suatu hari Luchesius menggendong seorang cacat yang sakit, yang ditemukannya di pingir jalan. Seorang pemuda urakan berpapasan dengannya dan dengan nada mengejek bertanya, “Iblis malang macam mana pula yang kau gendong itu?” Dengan tenang Luchesius menjawab, “Saya sedang menggendong Tuhanku Yesus Kristus.” Seketika itu juga wajah pemuda itu rusak bentuknya, dan ia menjadi bisu. Dengan penuh penyesalan dia menjatuhkan diri di kaki Luchesius. Dengan tanda Salib, Luchesius memulihkannya dan ia pun dapat berbicara lagi.

Suatu saat Luchesius terbaring dalam keadaan sakit keras. Ia dapat merasakan bahwa waktunya untuk berpulang sudah tiba. Saat ia hendak berpamitan kepada isterinya, Buonadonna berkata kepadanya, “Mohonlah kepada Tuhan, yang telah menganugerahi kita untuk saling mendampingi dalam hidup, semoga ia mengijinkan kita untuk bersama-sama kembali kepadaNYA.”

Luchesius pun berdoa seperti yang diminta, dan beberapa saat kemudian, Buonadonna tiba-tiba jatuh sakit. Setelah dengan khusuk menerima sakramen ekaristi dan minyak suci, Buonadonna meninggal dunia mendahului suaminya. Beberapa waktu kemudian, tepatnya pada tanggal 28 April 1260, dengan senyum kebahagiaan Luchesius menutup matanya untuk selama-lamanya.

Banyak mujizat dilaporkan terjadi di makamnya di gereja Fransiskan di Poggibonzi. Penghormatan yang terus menerus pada dirinya mendapat pengukuhan dari gereja saat ia digelari Beato (yang terberkati) pada tahun 1273 oleh Paus Gregorius X.

Lamunan Pekan Paskah III

Jumat, 28 April 2023

Yohanes 6:52-59

52 Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan." 53 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. 54 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. 55 Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. 56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. 57 Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. 58 Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya." 59 Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, yang namanya makan minum adalah kebutuhan pokok setiap orang. Orang makan dan minum untuk menjaga kelangsungan hidup.
  • Tampaknya, dengan meningkatnya penghasilan orang bisa mendapatkan makan dan minum yang sesuai dengan seleranya. Makan dan minum bisa menjadi wisara kuliner.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun bisa mendapatkan kepuasan makan minum sesuai dengan selera, itu dapat mengakibatkan kerusakan raga bahkan bisa membawa kematian kalau tidak dijalani sesuai kehendak ilahi yang terdengar dalam relung hati yang menunjukkan santapan yang menghadirkan kesegaran hidup ragawi dan jiwani. Dalam yang Ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menjalani makan minum bukan untuk kepuasan selera tetapi untuk kesegaran hidup hingga keabadian.

Ah, makanan yang menyegarkan itu ya yang enak sesuati selera penyantapnya.

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...