Monday, January 16, 2023

Rm. Suntara Minum Air Putih

"Wah, aku wedi tenan" (Aku sungguh takut) kata Rm. Suntara dengan wajah sendu. "Kena pa ta?" (Apa sebabnya?) tanya Rm. Bambang. Rm. Suntara kemudian menyahut "Aku ki karo sing jenenge lelara ki wedi tenan. Biyen ngalami kudu kanggo sonde lan ventilator pirang-pirang sasi. Saben dina ambegan nganggo oksigen sing diwadhahi tabung gedhe. Arep omong ora isa. Arep mangan ora isa" (Aku sungguh takut dengan yang namanya penyakit. Dulu aku mengalami berbulan-bulan menggunakan sonde dan ventilator. Kalau bernapas harus dibantu dengan oksigen dalam tabung besar. Tidak dapat omong dan tidak dapat makan). Mendengar itu Rm. Bambang berkomentar "Kuwi rak biyen sadurunge pandemi Covid" (Itu sudah lama lewat sebelum pandemi). "Gulaku ki dhuwur" (Kadar gula darahku tinggi) sambung Rm. Suntara. Dalam hati Rm. Bambang berkata "Oooo, iya. Jare karyawan dina iki gula darah Rm. Suntara paling dhuwur" (Betul sekali. Kata karyawan pada hari ini kadar gula darah di antara para romo Domus adalah yang tertinggi). Hari itu, Rabu 11 Januari 2023, adalah periksa rutin dari RS Panti Rapih dengan kedatangan perawat home care. Hari itu kadar gula darah 250. Padahal biasanya di bawah 200. 


"Menika unjukanipun, romo" (Ini minumnya, romo) seorang karyawan menyodorkan cangkir yang berisi minuman teh. Pasti teh manis. Melihat itu Rm. Suntara menolak dan berkata "Emoh! Aku ngombe banyu putih" (Aku tidak mau! Aku hanya minum air putih). Melihat itu dalam hati sebenarnya tertawa terbahak-bahak. Dia ingat Rm. Suntara pernah berkata kepada Rm. Bambang "Ngombe kok mung banyu terus. Aku nek ora legi, sori!" (Mengapa minum kok air putih terus. Kalau aku, kalau tidak manis, sori!). Dari cerita salah satu karyawan Rm. Bambang tahu bahwa di kamarnya Rm. Suntara selalu menyimpan sirup. Katanya, beliau hanya mau minuman yang manis. Minuman air putih ditolaknya. Bagi Rm. Bambang ada hal yang menguntungkan dalam diri Rm. Suntara dalam hal menjaga kesegaran tubuh. Beliau amat takut menderita sakit. Sebenarnya beliau amat takut sehingga tampak anti ke rumah sakit. Tetapi begitu mengalami sakit amat parah berbulan-bulan, yang membuat hingga kini selalu menyantap obat, Rm. Suntara menjadi amat takut dengan penyakit. Inilah yang membuatnya langsung mengubah pola makan minum karena gula darah yang tinggi. Rm. Suntara tampak gembira ketika makan malam Kamis 12 Januari 2023 dan berkata "Mau aku dipriksa darahku. Satus sewidak" (Tadi aku diperiksa gula darahku dan sudah 160).

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...