Monday, September 26, 2022

Misa dalam Makam Gedung

"Para romo," kata Rm. Hartanta memberi pengumuman kepada para romo sepuh Domus Pacis ketika makan siang. "mangke kula rapat wonten Ganjuran. Rm. Bambang sonten punika badhe wonten Klaten. Pramila mangke kula lan Rm. Bambang mboten ndherek Misa komunintas" (nanti saya akan pergi rapat ke Ganjuran. Rm. Bambang sore ini akan ke Klaten. Maka nanti saya dan Rm. Bambang tidak ikut Misa komunitas). Sore itu Rm Bambang memang diminta melayani Misa di Klaten pada jam 16.00. Bahwa Rm. Hartanta memnyampaikan pengumuman, itu berkaitan dengan penerimaan Komuni dalam Misa komunitas Domus Pacis St. Petrus. Yang biasa menerimakan adalah Rm. Hartanta. Kalau Rm. Hartanta pergi, Rm. Bambang menjadi pengganti menderimakan Komuni dengan berkursi roda didorong oleh salah satu karyawan. Maka kemudian terdengar kata Rm. Hartanta berkata kepada "Romo Yadi, mangke nyuwun tulung nampekaken Komuni" (Rm. Yadi, nanti minta tolong menerimakan Komuni), dan lalu kepada Mas Ardi, karyawan Domus, "Di, engko mbantu Romo Yadi nyurung kursi roda, ya" (Ardi nanti kamu membantu mendorong kursi roda Rm. Yadi, ya).


Latarbelang itulah yang membuat Rm. Bambang sudah mandi pada jam 13.20. Setelah berdandan dia menyiapkan jubah dengan memasukkannya ke dalam tas. Pada jam 13.54 Bu Rini mengirim pesan WA di HP Rm. Bambang "otw". Bu Rini memang menyanggupi untuk mengantarnya ke Klaten. Ketika sampai Klaten sebelum gedung Gereja Santa Maria Assumpta, Rm. Bambang meminta membelokkan mobilnya ke kiri. Sesampai di perkampungan, Rm. Bambang berkata kepada Bu Rini "Kana takon kuburan Semangkak ki ngendi" (Silahkan tanya kuburan Semangkak itu di mana). Bu Rini agak terkejut. Maklumlah, dia takut dengan yang namanya kuburan. Tetapi ketika sampai kuburan dia tampak tenang karena sudah banyak orang dan banyak mobil serta motor parkir di halaman bangunan seperti kapel yang cukup besar. Gedung itu disebut Mausoleum. Sore itu Rm. Bambang memimpin Misa untuk peringatan 100 hari wafat Bapak Yosafat Cosmas Dadud Sudadyo. Bagi Rm. Bambang beliau adalah salah satu penggerak pastoral kaum tua dan lansia yang aktif membawa peserta dalam Novena Domus di Puren beberapa tahun sebelum pandemi Covid-19. Umat yang ikut sekitar 175 orang termasuk kor. Ketika sudah sampai Domus Rm. Bambang baru omong pada Bu Rini "Mau le Misa neng njeron kuburan lhoo" (Tadi kita Misa dalam kuburan). Kuburan Semangkak adalah milik Paroki Klaten. Ada aturan bahwa jenasah yang dimakamkan di situ sesudah 20 tahun tulang-tulangnya dipindahkan ke selarakan yang banyak tersedia di dinding kiri dan kanan gedung Mausoleum. Maka, kalau ada beberapa tulisan nama-nama, itu berarti ada tulang-tulang almarhum yang ada dalam dinding. Rm. Bambang membayangkan bagaimana Bu Rini akan ketakutan kalau tahu sebelumnya.

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...