Sunday, September 4, 2022
Peringatan Arwah
Sebenarnya pada umumnya para romo sepuh Domus Pacis St. Petrus sudah jauh dari pergi keluar. Memang ada beberapa yang masih pergi keluar. Rm. Yadi setiap malam Minggu Pertama dan Ketiga biasa pergi ke Kapel Kleben Paroki Klepu untuk memimpin Misa. Untuk itu selalu ada warga Katolik yang menjemput dan mengantar pulang. Mgr. Blasius sering ada urusan dengan keluarga dan ada salah satu kemenakan yang menjemput. Rm. Joko rutin setiap Senin, Rabu, dan Sabtu diantar oleh karyawan untuk cuci darah di RS Panti Rapih. Dan terakhir adalah Rm. Bambang yang kadang-kadang jajan makan luar dijemput oleh Keluarga Mas Tian. Yang masih pergi untuk pulang tidur di rumah asal adalah Rm. Suntara. Tetapi itu hanya terjadi setahun sekali pada Hari Raya Idul Fitri. Maka, kalau ada yang mendapatkan kesempatan pergi keluar, hal itu menjadi peristiwa yang terasa istimewa. Maklumlah, kalau harus pergi keluar para romo sepuh harus disertai pendamping karena kursi roda sudah mewarnai apalagi tidak ada satupun yang tidak lemah fisik. Dengan latarbelakang seperti itu, maka kata-kata Rm. Hartanta waktu makan Jumat pagi 2 September 2022 terdengar khusus. Beliau berkata kepada Mas Siswanto, salah satu pramurukti, "Sis, sesuk sore jam nem isa nyopiri Romo Suntara karo Monsinyur?" (Sis, apakah besok sore jam 06.00 bisa mengantar Rm. Suntara dan Mgr. Blasius dengan mobil?). Ketika Mas Siswanto bertanya "Teng pundi, Romo?" (Kemana, Romo?), Rm. Hartanta langsung menjawab "Neng Beteng nggone Bu Rini" (Ke dusun Beteng, rumah Ibu Rini).Pada Sabtu malam Bu Rini, salah satu relawan Domus, memperingati 40 hari wafat Pak Winni, suaminya. Peringatan itu diselenggarakan dengan Misa yang dipimpin oleh Rm. Bambang. Yang jadi umat adalah warga Lingkungan Santa Yohana di mana Bu Rini termasuk di dalamnya. Lingkungan ini juga biasa disebut Sleman Timur yang masuk Paroki Medari. Dari luar Lingkungan hanya ada beberapa umat Katolik sahabat Bu Rini yang tak tak lebih dari 10 orang. Berdasarkan jumlah komuni yang disediakan, jumlah umat peserta Misa antara 60-70 orang termasuk keluarga Bu Rini. Paling tidak bagi Bu Rini, Misa itu terasa istimewa karena, selain Rm. Bambang, ada juga Romo Domus lain, yaitu Mgr. Blasius dan Rm. Suntara. Bagi Mgr. Blasius Pujaraharja, kehadiran ini membuat beliau teringat bahwa pernah menjadi Pastor Paroki Medari selama 7 tahun. Itulah yang membuat beberapa peserta Misa yang sudah di atas 60 tahun tampak gembira berjumpa dan menyalami Mgr. Blasius dengan gembira. Sementara itu kehadiran Rm. Suntara amat bermakna bagi Bu Rini. Bu Rini pernah berkata kepada Mas Tian, yang sudah berkeluarga dan punya 1 orang anak, "Nek ora ana Romo Suntara orang bakal ana kowe" (Kalau tidak ada Rm. Suntara, tidak akan ada kamu). Hal ini dikatakan karena yang menyatukan Bu Rini dengan Pak Winni dalam perkawinan Katolik adalah Rm. Suntara ketika berkarya di Paroki Mlati.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Peringatan Arwah Tiga Rama
Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...
-
Ini peristiwa Domus Pacis Santo Petrus Senin 4 Desember 2023. Ketika jam belum menunjuk angka 06.00, ada suara langkah-langkah kaki berlaria...
-
Pada Kamis sore 15 Agustus 2024 Rm. Bambang numpang mobil Bu Rini yang periksa dokter di RS Panti Rapih. Bu Katrin, adik bu Rini menjadi dri...
-
Orang biasa mendapatkan informasi bahwa di Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan, ada 11 orang rama. Salah satu masih muda, berusia 43 tahun, ...
No comments:
Post a Comment